Sunday, December 27, 2015

10 Best (US) TV Shows of 2015

Tahun 2015 intensitas saya menonton TV show semakin meningkat. Mulai dari kuliah yang cuma 6 SKS, jeda antara sidang dan wisuda, serta masa-masa pengangguran, menyebabkan saya makin sering download TV show. Entah drama, komedi, sampe reality competition, kalo dirasa premisnya menarik bakal saya ikutin.

(Terus bingung mau bikin prolog apalagi)

Yaudah langsung aja! Sesuai judulnya, di post ini saya mau share 10 TV show terbaik di tahun 2015.

HONORABLE MENTION:

Person of Interest = One of the best modern crime series, too bad extremely underrated.
Bates Motel = The chemistry between Vera Farmiga and Freddy Highmore is unbelievable!
Silicon Valley = When I think winning TechCrunch will be a "dead" plot, boy I was wrong!
Sense 8 = 8 cities around the globe on top of 8 strong characters? Count me in!
Impastor = I D I O T! In a hilarious way, though.
Mr. Robot = Fresh breath of air amidst lackluster summer series.

10. HOW TO GET AWAY WITH MURDER

Series-nya Shonda yang tahun ini paling outstanding dibanding Scandal dan Grey's Anatomy. Season 1 series ini keren banget dengan plot twist dimana-mana. Acting Viola Davis juga top notch, nggak heran dia dapet Emmy beberapa bulan lalu untuk outstanding lead actress in a drama series dan jadi first black woman to win the category. Amazing, right? Masih dengan cara penyampaian yang sama dengan season sebelumnya, season ini alurnya maju mundur maju mundur cantik tegang dan bikin penasaran. Plot season utama season ini adalah kasus pembunuhan sepasang suami istri di rumahnya sendiri dengan suspect kedua anak angkatnya.

9. UNBREAKABLE KIMMY SCHMIDT

Bercerita tentang Kimmy Schmidt, seorang yang memutuskan untuk pindah dan tinggal di New York setelah 15 tahun terkurung di dalam bunker bersama 3 wanita lainnya karena dibohongin pendetanya kalo dunia akan kiamat. Di New York dia tinggal bersama roommate-nya bernama Titus yang terobsesi dengan Broadway (p.s.: Titus ini scene stealer banget!). Selain itu dia memiliki pekerjaan sebagai nanny keluarga kaya raya. Saya nonton ini nggak lama setelah marathon 30 Rock, dan emang berasa banget Tina Fey-nya. Btw Tina Fey itu produser, writer, dan lead actress di 30 Rock. Kemudian dia menjadi produser series ini dan sempet jadi guest star juga.


Sunday, December 6, 2015

Quick Jaunt to Pisa


Saya melangkah keluar Pisa Centrale dengan ditemani ransel di pundak. Koper dan travel bag saya titipkan di stasiun supaya nggak ribet saat jalan kaki. Berbekal CityMaps2Go Pro di handphone, saya berjalan menuju Field of Miracle (atau dalam bahasa Italia disebut Piazza dei Miracoli, formerly known as Piazza del Duomo). Sebenernya untuk menuju Field of Miracle kalian bisa naik bis. Biayanya 2 Euro sekali jalan. Tapi karena jaraknya yang cuma 1.5 km-an, banyak yang menyarankan jalan kaki aja supaya bisa lebih menikmati suasana kota Pisa.
Pisa Centrale Train Station

Kota Pisa saat itu sepi banget. Mungkin karena hari Minggu, ditambah masih belum jam 10 pagi pula. Jadi belum banyak kendaraan lalu lalang. Penduduk sekitar juga nggak banyak yang beraktivitas di sekitar stasiun.
Traffic in Pisa

Sunday, November 29, 2015

22

Ahhh merasa bersalah karena di tahun ini tulisan tentang ulang tahunnya nggak tepat di tanggal 26 November :( Padahal selama 6 tahun blog ini hidup selalu berusaha untuk ngepost di tanggal tersebut. Baru ngecek: ternyata 5 tahun deng, tahun 2010 juga kelewatan :p

Anyway, yang lalu biarlah berlalu. Gimana tanggal 26 November kemarin? Nothing special, actually. Lingkungan baru ditambah saya yang rada ansos bikin nggak banyak yang tau ulang tahun saya. Walaupun sebenernya pengen kue (paging temen ansos jaman kuliah), tapi ulang tahun dengan nggak banyak yang tau itu ada berkahnya juga. Kenapa?

Pas kelas 2 SMP pernah sedikit berpartisipasi dalam acara ngerjain temen yang lagi ulang tahun. Sebut saja namanya Mawar. Singkat cerita waktu itu kami minta tolong guru Bahasa Indonesia buat ngomelin Mawar. Di kelas, Mawar kita kasih distraction dan bikin dia nggak merhatiin guru tersebut. Eh terus beneran ngomel-ngomel loh guru itu! Mawar-nya sampe diusir dari kelas terus sedih. Kami yang ngerjain aja ikutan takut ngeliatnya dan jadi merasa bersalah. Karena hal itulah saya selalu parno di hari ulang tahun, nggak mau yang begitu menimpa diri saya. Alhamdulillah sih nggak pernah diomelin guru/dosen.

Walaupun demikian, tetep aja beberapa kali nggak menghindari ungkapan peduli temen-temen. Masih jelas banget kejadian 26 November 2007. Waktu itu kelas 3 SMP, dan di hari itu saya lari dari SMP Labschool Kebayoran ke deket Pasar Mayestik udah kayak dikejar anjing karena temen mau nimpukin telor. Akhirnya pas ketangkep, saya mohon-mohon supaya besok aja diceplokinnya karena hari itu saya nggak bawa baju ganti. Untungnya mereka pengertian, tapi besoknya udah nggak ada ampun. Udah ngumpet-ngumpet tapi masih aja ketangkep.

Tapi belum ada yang lebih parah dari tahun 2011 sih. Saya terkapar nggak berdaya. Katanya bentuk terkapar saya kayak janin…

Jadi dengan nggak ada yang tau ulang tahun saya, berarti nggak perlu takut ngalamin kejadian di atas. Lalu apa aja yang terjadi di tanggal 26 November kemarin?

Tuesday, November 17, 2015

Langit Biru Musim Dingin di Kota Paris

"Please align my body here on this line and The Eiffel on this line," kata orang tersebut sambil menunjuk grid layar handphone-nya sebelum meminta tolong saya untuk memotret dirinya.

"Lah, lo paham sama teori komposisi fotografi yang 1/3 tapi kenapa pas fotoin gue hasilnya memble bener?!" gumam saya dalam hati.

* * *

Gitu deh nasib liburan sendirian: kalo mau minta tolong fotoin orang mesti terima gimanapun hasilnya. Saya yang nggak enakan juga sungkan kalo minta tolong foto ulang. Hufth.. Tapi saya nggak bisa sedih lama-lama karena masih girang dengan cuaca saat itu.
Jalan-Jalan di Paris - Eiffel Tower from Champ de Mars
Tour Eiffel or Eiffel Tower or Menara Eiffel — you name it!

Paris hari itu cerah dengan langit biru. Seneng banget rasanya! Saya termasuk orang yang sering apes dengan cuaca saat liburan. Berhubung cuma bisa pergi pas libur kuliah, jadi ketemunya kalo nggak summer ya winter. Summer kalo beruntung sih bisa dapet cuaca cerah banget kayak di Tokyo (tapi panasnya minta ampun). Tapi sekalinya apes, bisa dapet hujan nonstop kayak saat saya terjebak musim typhoon di Taipei.
Kota Taipei saat hujan deres banget dilihat dari Starbucks Taipei 101

Winter juga nggak ada bedanya sih. Dari ngerasain winter di China, Belanda, dan Jerman, saya belom pernah ngerasain langit biru. Sebagai orang yang suka banget langit biru, saya jadi sering sedih kalo liat foto liburan karena langitnya penuh dengan awan :( Makanya begitu sampe di Paris dan mendapatkan kenyataan bahwa langitnya biru, saya langsung rombak itinerary dan menjadikan Eiffel Tower tujuan pertama saya. Harus. Dapet. Foto. Eiffel. Dengan. Langit. Biru!

Sunday, November 8, 2015

Ketika Tiket PP ke Eropa Nggak Sampe 5 Juta Rupiah...

Hah, nggak sampe 5 juta?! Naik getek?!

Ceritanya adik saya akan solo traveling ke Eropa pas winter ini. Sebagai kakak yang baik, saya harus memastikan kalo tiket pesawat yang dibeli merupakan yang paling murah. Jadilah beberapa hari belakangan ini saya sibuk otak-atik aplikasi Kayak dan Skyscanner di HP.
Jalan-Jalan di Paris - Eiffel Tower Merry Go Round

Seperti yang selalu saya terapin, saya cari tiket ke Eropa dengan cara multi city (bukan return/pulang-pergi yang kota asal dan tujuannya sama). Hal ini saya lakukan karena kalo belinya return Jakarta-Eropa, harganya di kisaran USD 1,000. Sementara kalo beli multi-city berangkat dari Kuala Lumpur ke Eropa dan pulang dari Eropa ke Jakarta, harga tiketnya di kisaran USD 450-600. Lumayan banget kan? Well, cara ini udah saya tulisin 2x sih, di sini dan di sini. Tahun lalu udah sempet share juga caranya di group Facebook Backpacker Dunia dan Backpacker ITB sampe diledekin "kayak travel agent" sama temen :')

Sampai hari Minggu minggu lalu, harga terendah masih Turkish Airlines di USD 516. Namun bumi gonjang-ganjing saat Senin (2 November) pagi saya nemuin Qatar Airways seharga USD 330 aja!!!!!!! Ini tanda serunya mesti banyak ya karena emang murah banget!!!!! (lagi)
tiket pesawat murah promo qatar airways ke eropa
Nggak sempet screenshot, jadi search di Twitter dan nemu dari sini

Monday, November 2, 2015

easyJet: Pilihan Penerbangan Murah di Eropa

Dengan memiliki visa Schengen berarti kamu bisa mengunjungi negara-negara anggota Schengen Area hanya dengan 1 visa. Hal inilah yang terkadang membuat seeorang maruk ingin mengunjungi negara anggota sebanyak mungkin. Mumpung udah di Eropa, gitu loh. Tetapi, untuk pindah dari negara satu ke yang lainnya harus dipikirin juga moda transportasi yang akan digunakan. Kalo menurut saya untuk pindah ke negara yang tetanggan (nempel perbatasannya), cukup dengan bis atau kereta. Sementara kalo negaranya enggak bertetangga, lebih baik naik pesawat. Cuma itu balik lagi ke kalian sih; gimana ketersediaan waktu, biaya, serta preference masing-masing.

Waktu My Amazing Journey kemarin, saya memutuskan untuk menggunakan kereta dari Amsterdam ke Berlin serta Pisa ke Rome, sementara dari Berlin ke Paris dan Paris ke Pisa saya memilih untuk menggunakan pesawat. Hal ini karena waktu saya yang sangat terbatas, sehingga sayang banget kalo kebuang di jalan. Untungnya, di Eropa sana ada beberapa pilihan low cost carrier atau maskapai yang murah. Kalo di kawasan Asia Tenggara sini kayak AirAsia dan Tigerair gitu lah.

Beberapa pilihan penerbangan murah di Eropa antara lain Ryan Air (base-nya banyak), easyJet (base-nya banyak), Transavia (base-nya di Belanda), Vueling (base-nya di Spanyol), Wizz Air (base-nya di Hungaria), dan masih ada beberapa lagi. Mungkin bisa diliat daftar lengkapnya di sini. Untuk menentukan pilih yang mana, saya cek harganya lewat www.skyscanner.com dan www.kayak.com. Ini saya lakukan karena rute dan tanggal saya udah saklek, nggak bisa digeser lagi. Dari hasil pencarian itu pilihan jatuh ke easyJet karena menyediakan 2 rute yang saya butuhkan dan jadwalnya pas, serta harganya masih masuk akal.
Swiss Alps

Sekarang saya mau review sekalian menceritakan pengalaman terbang dengan easyJet sebanyak 2 kali, dengan rute Berlin-Schönefeld (SXF) ke Paris-Orly (ORY) dan Paris-Orly (ORY) ke Pisa (PSA). Detil masing-masing flight adalah sebagai berikut:

Flight 1: EasyJet U24262
Berlin-Sch̦nefeld (SXF) РParis-Orly (ORY)
Kamis, 1 Januari 2015
STD: 08.55 (GMT+1)
STA: 10.45 (GMT+1)
Airbus A320

Flight 2: EasyJet U24205
Paris-Orly (ORY) – Pisa (PSA)
Sabtu, 3 Januari 2015
STD: 07.30 (GMT+1)
STA: 09.05 (GMT+1)
Airbus A320

Wednesday, October 14, 2015

10 Frequently Asked Questions

Without further ado, berikut adalah 10 (ditambah satu "bonus") pertanyaan yang sering saya dapatkan ketika saya bilang suka jalan-jalan, saya abis jalan-jalan, kalo orang liat foto jalan-jalan, atau kalo orang baca cerita jalan-jalan saya. Daripada capek ngulang jawaban, nanti yang nanya-nanya gitu saya suruh baca post ini aja :p

1. Kenapa jalan-jalan mulu?
Karena punya waktu dan punya uang yang cukup! As simple as that, haha.
"Hmm… where is the next destination?"

Kayaknya karena saya suka dengan beragam moda transportasi; bis, kereta, pesawat. Ini awalnya dari waktu kecil dulu Ayah sering ngajak jalan sebelom dia ke kantor naik angkot atau bis terus pulang lagi. Kalo weekend suka naik kereta ke Bogor terus pulang lagi, atau naik bis ke Merak terus nyambung ferry ke Lampung terus pulang di hari yang sama. Terus belakangan saya jadi doyan banget naik pesawat. Tapi sekarang ini suka (dan cukup sering) jalan-jalan karena itu: punya waktu dan uang yang cukup. General banget, ya? Alesan spesifiknya adalah karena suka dan pengen liat landmark tersohor dunia dengan mata kepala sendiri, suka nyobain rapid transit, pengen melihat dunia, dan ngerasain budaya di negara lain. Rada absurd tapi sih ya sebenernya. Yasudahlah.
Girang ketika akhirnya bisa naik big momma A380!

Saturday, October 10, 2015

7 Tahun JambuKebalik

Waaah umur blog ini udah nambah 1 tahun lagi! Perasaan belom lama mutusin akhirnya beli domain untuk ngilangin kata "blogspot" di url. Ini telat 5 hari sih post-nya, karena post pertama blog ini tanggal 5 Oktober.
JambuKebalik… literally. Hasil karya MPIKE.

Dari sisi angka, dalam setahun blog ini tumbuh bangeet. Liat counter di kanan? Nah, sekitar 70% dari angka itu adalah total view selama setahun ini. Nggak tau mesti seneng atau sedih sih:
1. Seneng karena dalam setahun blog ini jadi lebih rame dari sebelumnya.
2. Sedih karena 6 tahun ngeblog ternyata yang baca cuma 30% dari angka sekarang :''')
Kalo liat stats tahun 2010, sebulan view-nya cuma 200 yang mana 50%-nya adalah saya sendiri. Sekarang dalam sehari bisa 3-4x nya.

Bertambahnya view berarti blog saya juga nambah yang baca! Terima kasih yang udah suka baca blog saya, entah emang udah tau dari dulu dan suka buka-buka maupun yang nyasar ke sini setelah cari info di Google. Contoh kasus nyasar: googling dengan keyword "mengapa sepatu terbuat dari kulit" dan nyasar ke cerita psikotes saya waktu SMA. Random ya...

Selain jadi banyak ada yang baca, blog ini juga jadi banyak ada yang komen! Tulisan beberapa tahun lalu mah hampir nggak ada yang komen. Sekalinya ada yang komen juga paling hasil maksa-maksa supaya komen (ini true story, btw). Makanya saya selalu seneng kalo ada komen yang masuk, entah itu nanya tentang pengalaman mengajukan visa Schengen (ini juara komen terbanyak sih), minta itinerary dan budgeting liburan di Jepang (runner-up), atau komen menanggapi tulisan saya. Intinya saya seneng kalo bisa berinteraksi sama yang baca. Oleh karena itu saya selalu berusaha untuk bales semua komen yang masuk.

Monday, October 5, 2015

Itinerary dan Biaya Liburan di Berlin

Setelah di post sebelumnya saya menceritakan bagaimana saya memaksimalkan waktu yang saya miliki di Berlin dengan gaya jalan-jalan yang snap and go, sekarang saya mau berbagi tentang itinerary dan biaya yang dikeluarkan selama di sana serta beberapa info tentang akomodasi, transportasi, makanan, objek wisata, serta tips-tips lainnya.
Brandenburger Tor, Berlin

Pertama-tama, kenapa saya memilih Berlin? Kalo saya baca cerita orang Indonesia yang melaksanakan Euro Trip pertama kali, kebanyakan kalo ke Jerman itu milihnya Cologne (Köln) yang bisa ditempuh selama 2-3 jam dari Amsterdam dengan Thalys atau Munich. Jarang yang ke Berlin karena lokasinya deket dengan Eropa bagian timur, yang mana jarang dijamah oleh Europe first timer. Sebenernya ini udah saya ceritain sih di sini dan di sini. Saya memilih Berlin karena perayaan tahun barunya merupakan salah satu yang paling meriah di negara yang menerima visa Schengen dan saya mau mengunjungi Brandenburger Tor.

ITINERARY
Saya merekomendasikan untuk menghabiskan setidaknya 2 hari di Berlin dengan itinerary seperti berikut.
itinerary dan biaya liburan di berlin jerman  2 hari

Sunday, October 4, 2015

Some New Beginnings

Rutinitas baru,

lingkungan baru,

ilmu baru,

pengalaman baru.

"Wah, badan masih kayak anak SMP tapi udah kerja aja nih sekarang!"
Begitulah kata keluarga saya—mulai dari om, tante, termasuk Ayah dan Mama.
Sejak hari Senin tanggal 28 September 2015 lalu saya udah memasuki fase baru dalam hidup saya.

Kuliah 4 tahun di bidang teknik, akhirnya sekarang masuk di bidang yang nggak pernah kepikiran bakal dijalanin. Tapi ya mungkin ini jalannya kali ya? Who knows, jadi dinikmatin aja dulu. Sejauh ini sih saya suka. Banget. Rada kaget sih sebenernya kalo saya ternyata bisa suka dan nyaman. Alhamdulillah…

Friday, September 25, 2015

When Life Gives You Lemonade

Rasanya seneng banget kalo sesuatu berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan atau diinginkan. Tapi nggak semuanya selalu begitu, terkadang juga bisa berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sampe ada istilah "manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menentukan".

Sejauh ini rencana besar dalam hidup saya berjalan dengan apa yang saya inginkan. Mulai dari diterima di SMP Negeri 19 Jakarta (walaupun akhirnya nggak diambil karena Ayah dan Mama lebih pengen saya masuk SMP Labschool Kebayoran—dan saya sama sekali nggak menyesal dengan keputusan itu), diterima di SMA Negeri 8 Jakarta (walaupun dengan NEM yang berada di 25% terbawah), dan menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung. Untuk urusan di bidang ini alhamdulillah banget saya belum pernah kecewa. Begitu juga dengan urusan traveling yang belakangan jadi kesukaan saya. Walaupun nggak semua berjalan sesuai rencana awal, tapi kebanyakan berjalan dengan mulus.

Saat masih mengerjakan tugas akhir, saya agak kebingungan dengan rencana ke depan—mau kerja atau S2? Tapi waktu itu sih saya nggak mau ribet mikirin, pokoknya apa aja yang dapet duluan deh. Makin deket wisuda, makin sadar kalo udah nggak mungkin bisa langsung melanjutkan S2 di tahun ini. Hal ini dikarenakan saya maunya S2 di luar negeri dan enrolment buat fall semester udah pada tutup, belom lagi masalah beasiswa. Oke, berarti kerja dulu.

Friday, September 18, 2015

My Travel Gear Wish List

Saat jalan-jalan tentu banyak barang yang saya bawa. Mulai dari paspor yang udah pasti dibawa kalo keluar negeri, handphone buat navigasi dan foto-foto serta internetan, kamera buat foto-foto supaya hasilnya lebih kece, baju ganti yang cukup supaya nggak perlu belanja lagi, dan masih banyak barang lainnya. Cuma ya seperti manusia pada umumnya yang jarang merasa cukup, tentu aja saya masih suka pengen ini itu. Tapi berhubung saya ini penganut aliran hemat pangkal kaya alias pelit banget, saya masih puas dengan yang sekarang saya punya dan belum berkeinginan punya barang tambahan.

Punya temen-temen yang tau kalo saya suka jalan-jalan dan peduli itu rasanya seneng banget. Dalam beberapa perayaan saya dikasih barang yang bakal berguna buat jalan-jalan saya. Bahkan barangnya sendiri suka nggak kepikiran pengen punya, tapi pas dikasih langsung mikir, "Wah lumayan ngebantu banget nih buat jalan-jalan!". Beberapa barang yang saya dapet dari temen-temen adalah sebagai berikut. Seneng punya temen-temen yang thoughtful :')

Passport cover yang dikasih MPIKE pas wisuda kemaren

Kiri: Passport cover (dan luggage tag yang nggak kefoto) dari Tharra; Kanan: Eye shade yang dikasih Micha

Namun seiring dengan berjalannya waktu dan melihat sesama traveler di perjalanan, saya suka merhatiin barang-barang apa yang mereka pake dan saya belom punya. Oleh karena itu, sekarang saya mau ngasih tau travel gear wish list versi saya. Siapa tau ada yang mau ngasih hadiah gitu kan, biar nggak usah bingung mau ngasih apa :p

Monday, September 14, 2015

Cerita Tingkat Akhir di Teknik Fisika ITB

Kuliah di ITB itu awalnya kalian akan masuk ke satu fakultas dan selama satu tahun (tingkat pertama) akan menjalankan yang namanya TPB atau Tahap Persiapan Bersama. Di akhir TPB, kalian akan memilih urutan prioritas jurusan yang ada di fakultas. Kemudian berdasarkan IPK TPB dan kuota setiap jurusan, kalian akan masuk satu ke jurusan atau biasa juga disebut program studi (prodi). Nah sisa perkuliahan kalian di ITB ini akan dihabiskan di prodi. Kuliah S1 di ITB itu paling lama 6 tahun, kalo lebih bakal lulus dari Annex alias drop-out.
(Beberapa) Wisudawan Agustus 2015 Teknik Fisika ITB

Saya sendiri merupakan mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) yang kemudian melanjutkan di program studi Teknik Fisika. Mutusinnya juga rada bingung seperti yang bisa dibaca di post ini, ini, ini, ini, dan ini — tuhkan ketauan banget bingungnya. Sesuai dengan namanya, mata kuliah di Teknik Fisika itu tentang segala fenomena fisika — yang banyak terapannya dalam kehidupan, jadi lebih ke applied physics gitu deh. Kalian bakal ambil mata kuliah wajib di tingkat 2 dan 3. Nah, di tingkat 4 nanti kalian udah diminta untuk memilih satu kelompok keahlian yang ada buat dijadiin tema topik tugas akhir. Jadi kalo di tingkat 2 dan 3 itu kalian belajar macem-macem mulai dari fluida, material, elektromagnetik, fisika kuantum, komputasi, kontrol, akustik, dan sebagainya, di tingkat 4 kalian diminta buat pilih 1 tema. Misalnya akustik, atau kontrol, atau yang lain.

Sejak tahun 2014, tugas akhir di Teknik Fisika ini harus dikerjain berdua. Wah enak banget dong?! Uhmmmm... *batuk*. Singkat cerita saya dan partner TA saya memilih untuk kelompok keahlian Pemrosesan Material dan fokus ke Advanced Material. Jadi selama 2 semester saya menjadi anak lab Advanced Functional Material (AFM). Waktu itu kami maunya topik tentang hidrofobik, jadi milih dosen pembimbingnya juga yang selalu nanganin topik ini. Alhamdulillah Beliau mau dan pembimbing duanya juga merupakan dosen yang berkaitan. Jadi kayak sepaket gitu dua dosen ini kalo mau topik hidrofobik. Setelah perbincangan awal, kami sudah dapet topik spesifik yakni pembuatan lapisan hidrofobik pada stainless steel.
Ruang rapat Lab AFM ITB

Saturday, September 12, 2015

Menghabiskan Satu Hari di Berlin


Setelah turun dari City Night Line yang mengantarkan dari Oberhausen, saya memutuskan untuk ke bagian depan Berlin Hauptbahnhof supaya bisa memotret facade bangunannya yang menurut saya bagus dan modern. Begitu keluar, ternyata ada sisa-sisa salju!!! *kampungan lagi* Berhubung pagi itu cukup dingin, saya buru-buru foto sebelum masuk lagi ke dalem gedung.
Jalan-Jalan di Berlin, Jerman-19 berlin hauptbahnhof facade
Berlin Hauptbahnhof

Berlin Hauptbahnhof ini merupakan stasiun utamanya kota Berlin. Stasiunnya sendiri luas banget dan berlantai-lantai karena emang menampung banyak jalur dari beragam kereta: S-Bahn, U-Bahn, dan kereta antarkota di Jerman dan Eropa. Tapi jangan takut nyasar karena petunjuknya jelas banget kok. Saya sendiri waktu itu berjalan menuju stasiun S-Bahn untuk ke Happy Go Lucky Hostel yang terletak di daerah Charlottenburg.
Jalan-Jalan di Berlin, Jerman-9 berlin hauptbahnhof bombardier

Saturday, September 5, 2015

Family Portrait

Beberapa hari lalu saat saya sendirian di rumah di siang hari, saya denger ada orang ketok pager rumah. Karena takut, saya ngintip-ngintip aja. Saya liat ada mobil semacem van warna putih. Ngeri juga nih ngapain van di depan sini?! Ada 1 orang di kursi pengemudi, sementara 1 orang lagi masih teriak "permisi" sambil ketok-ketok pager. Karena saya takut, jadi nggak keluar dan orang tadi nanya ke tetangga saya. Pas ngobrol itu saya denger sayup-sayup orang yang ngetok pager bilang, "Ini rumahnya Muhamad Refky kan?" WAH KENAPA SEBUT-SEBUT NAMA SAYA?! Alhasil saya balik ke kamar aja daripada diculik kalo nanti keluar (orangnya parnoan banget). Sore harinya begitu Mama pulang, tetangga tadi datengin rumah saya sambil bawa box kayu gede banget. Ternyata yang tadi siang itu adalah orang yang ngirimin hasil foto keluarga dari Jonas Photo Bandung… *hening*


Setelah sekian tahun cuma berwacana, akhirnya keluarga saya punya foto keluarga resmi (?)! Dulu waktu masih SD dan SMP suka liat temen udah punya foto keluarga yang pada pake jas dan baju rapi, tapi saya nggak punya. Boro-boro foto keluarga resmi, foto bareng aja kayaknya jarang banget. Dan keluarga saya bukan yang melek teknologi, jadi kalo foto juga jarang dicuci. Alhasil rumah saya sepi banget. Paling yang dipajang cuma foto wisuda Ayah dan Mama.

Foto keluarga ala kadarnya tahun 2008

Mumpung kemaren ada momen wisuda, Mama saya langsung minta supaya bisa foto keluarga. Katanya biar bisa dipajang di ruang tamu. Sebagai anak yang baik, saya nurut aja dan cari tau biayanya. Saya langsung tanya temen price list foto studio di Jonas Photo Bandung yang ada di Jalan Banda.

Tuesday, September 1, 2015

Menuju Berlin dengan Kereta ICE dan City Night Line

Setelah menghabiskan waktu sambil selonjoran di waiting room Amsterdam Centraal, ternyata waktu sudah mendekati pukul 18.15. Saya langsung masuk ke kereta ICE 227 yang akan mengantarkan saya ke Oberhausen untuk transit sebelum melanjutkan perjalanan dengan kereta City Night Line (CNL) menuju tujuan akhir saya: Berlin. Amsterdam Centraal yang buanyak banget jalurnya bikin penumpang harus mastiin kereta yang mau dinaikin ada di jalur mana supaya nggak salah naik. Setelah saya yakin udah ada di track yang bener, saya naik kereta tersebut.
ICE 227 dengan rute Amsterdam Centraal – Frankfurt Hauptbahnhof
ICE 227 dengan rute Amsterdam Centraal – Frankfurt Hauptbahnhof

Sebagai penggemar kereta cepat (selain pesawat), saya seneng banget bisa nyobain ICE ini. ICE atau Intercity Express adalah salah satu jenis kereta cepat yang ada di Eropa. Selain ICE, masih ada banyak jenis kereta cepat di Eropa kayak Eurostar, Thalys, Renfe, dan sebagainya. Lumayan banget lah bisa nambahin log book kereta cepat saya setelah sebelumnya nyobain KTX di Korea, THSR di Taiwan, Maglev di China, dan Shinkansen di Jepang. ICE sendiri ada beberapa tipe, kayak ICE1, ICE2, dan ICE3. Bedanya itu ICE1 dan ICE2 kecepatan maksimalnya 175 miles/jam, sementara ICE3 itu 186 mile/jam. Saya kemaren dapetnya yang ICE3.

Seperti yang udah saya bilang sebelumnya, untuk perjalanan dengan ICE kali ini saya nggak pesen kursi karena mikirnya pasti dapet tempat duduk. Tapi ternyata saya salah dan kalo keretanya penuh, saya harus berdiri. Cuma kalo baca cerita orang di internet, cara buat duduk dengan tenang tanpa takut digusur adalah dengan liat layar kecil yang ada di atas masing-masing kursi. Layar kecil itu bakal nunjukin kursi itu ada yang pesen atau nggak. Selain itu dikasih tau juga orang di kursi itu bakal naik dan turun di stasiun mana. Kalo nggak ada tulisannya, berarti kursi itu nggak ada yang mesen. Canggih banget gak sih?! *kampungan* Jadi begitu saya masuk salah satu gerbong, saya langsung sigap nyari layar yang kosong dan duduk di kursi tersebut. Untungnya waktu itu rada banyak kursi kosong, jadi saya bisa duduk selama 2 jam dari Amsterdam ke Oberhausen. Hore!
Layar kecil di atas kursi ICE (credit to owner [Steven])

Monday, August 24, 2015

Sebulan dengan Fujifilm XM-1 dan Fujinon XF 35mm


Awal bulan lalu dengan agak randomnya saya pengen ganti kamera. Canon 600D saya masih bagus banget sih sebenernya, jarang dipake pula. Paling dipake kalo jalan-jalan doang. Itu juga suka males dibawa kalo nggak bawa bagasi karena bikin berat dan lebih milih foto-foto pake iPhone aja. Tapi waktu itu saya kepikiran pengen ganti aja ke mirrorless. Biar kece gitu kayak anak muda jaman sekarang. Bahahak! Sampah gak? Gak deng, sebenernya biar bisa selalu dibawa pas jalan-jalan karena ukurannya yang nggak terlalu gede.

Sebenernya waktu itu uangnya nggak ada sih, karena awal tahun kemaren kan baru ganti hp yang jadi semacem kiss of death buat tabungan saya. Tapi kalo kamera lama dijual dan minta sumbangan ke Ayah, Mama, dan Eja kayaknya bakal bisa dipake buat ganti kamera. Dengan embel-embel "nanti kan kameranya bisa dipake bareng-bareng kalo mau jalan-jalan", akhirnya Mama dan Eja mau ikutan patungan. Ayah bilang lagi gak punya uang jadi nggak patungan. Huff yaudah jadi saya yang nambahin bagian Ayah.

Singkat cerita, kamera saya laku 4.3 juta dibeli sama orang dari FJB Kaskus. Awalnya sih saya nggak mau jual di Kaskus, jadi tanya toko kamera kamera saya dihargain berapa. Eh ternyata cuma 1.5 juta masa?! Yaudah akhirnya saya jual di Kaskus aja dan SMS ini ke toko kameranya. Eh ya, kemaren saya coba telepon beberapa toko kamera ternama dan yang bisa tuker tambah adalah JPC Kemang dan Toko Camzone. Kalo Oktagon nggak bisa, sementara itu saya lupa kalo Focus Nusantara.
review fujifilm xm1 and fujinon xf35mm f1.4-4
SMS Mbaknya supaya bikin keki

Setelah uangnya kekumpul, saya mulai cari-cari mau kamera apa. Singkat cerita lagi pilihan jatuh ke Fujifilm XM-1. Sempet mikirin Sony a5100 sih, cuma kalo liat hasil fotonya saya lebih suka XM-1. Oke, tipe kamera yang mau dibeli udah tau. Sekarang tinggal mikirin lensanya. Untuk harga, XM-1 ini dijual seharga 7 juta dan dipaketin dengan lensa kit Fujinon XC 16-50 mm.
Fujifilm XM-1 dengan lensa kit XC 16-50mm
Fujifilm XM-1 dengan lensa kit XC 16-50mm (source)

Saturday, August 22, 2015

Yang Menghibur di YouTube

Nggak kerasa udah mau 2 bulan sejak saya pindahan dari kosan setelah menyelesaikan urusan di Bandung (selain wisuda). Alhamdulillah dalam 2 bulan ini saya udah dapet kerjaan: mencari kerja. Gak deng, udah dapet kerja beneran: nyapu dan ngepel kamar sendiri, cuci piring, dkk. Hahaha kidding aside, sekarang masih gelosoran aja di rumah sambil cari-cari (cari apaan?!). Doain cepet dapet dong :') Terima kasih! *udah terima kasih aja padahal gak tau ada yang doain apa kagak*

Jadi ngapain aja selama 2 bulan ini? Well, day-to-day saya sejauh ini: bangun —> main laptop —> makan sambil main laptop —> main laptop —> tidur. Main laptopnya ngapain aja? Kebanyakan sih nonton series-series. Auk deh udah berapa episode series yang ditonton, mulai dari drama, komedi, sampe reality competition. Semua saya tonton biar nggak bosen aja. Cuma kan jenuh juga lah ya pasti. Makanya kalo lagi bosen saya buka YouTube terus browsing recommedation yang disuguhkan.
Yang Menghibur di YouTube tonight show jimmy fallon jimmy kimmel live digitalrev tv innuendo bingo bbc radio 1

Dari sinilah saya nemu beberapa channel yang videonya menghibur dan informatif. Siapa tau ada yang lagi bosen juga kan, lumayan buat bahan tontonan.

1. THE TONIGHT SHOW STARRING JIMMY FALLON
Acara ini adalah talkshow gitu. Sesuai judulnya, host acara ini adalah Jimmy Fallon. Jadi dalam 1 episode dia ngundang beberapa tamu (yang selalu public figure) dan diajak ngobrol tentang topik tertentu. Selain ngobrol, Jimmy juga ngajak guest-nya main games. Nah games-games nya inilah yang lucu banget. Ada beberapa jenis, kayak Box of Lies, Egg Roulette, Charade, Pictionary, dan sebagainya. Favorit saya adalah Catchphrase. Tapi hampir semua gamesnya lucu dan seru kok! Ini saya kasih contoh games Catchphrase ya. Liat gimana linglung-nya Wiz Khalifa waktu nggak tau lagunya Taylor Swift.

Saturday, August 15, 2015

Itinerary dan Biaya Liburan 5 Hari di Hong Kong (dan Singapura)

Setelah di post sebelumnya saya ceritain tentang latar belakang dan sedikit overview liburan bareng Mama ke Hong Kong dengan sedikit liburan colongan di Singapura berhubung transit lama, sekarang saya mau berbagi pengeluaran selama liburan tersebut.
hong kong skyline at night

ITINERARY
Untuk itinerary perjalanan, liburan ini saya nggak bikin yang mendetil seperti biasanya karena emang mau santai aja. Alhasil saya baru kelimpungan pas udah di Hong Kong. Coret-coret sebentar hasilnya cuma dapet beginian doang:
Itinerary dan Biaya Liburan 5 Hari di Hong Kong dan Singapore-1
Itinerary seadanya

Tapi secara singkat, itinerary kami waktu itu adalah sebagai berikut
Biaya Liburan 5 Hari di Hong Kong dan Singapura-7 itinerary singkat
Itinerary Liburan di Hong Kong dan Singapore

PENGELUARAN
Sementara itu, berikut adalah detil pengeluaran saya dan Mama selama 5 hari di Hong Kong dan Singapura. Setiap biaya di sini adalah buat 2 orang ya.

Tuesday, August 11, 2015

Graduation Trip: Surprise Holiday for Mama!

Graduation Trip Surprise Holiday for Mama to Singapore and Hong Kong

Sejak mulai ngerjain tugas akhir, saya selalu bertekad buat nggak jadi pengangguran setelah wisuda. Wisuda sarjana ITB kan selalu hari Sabtu tuh, nah pengennya tuh hari Senin-nya saya udah punya kerjaan jadi nggak perlu glasar-glosor nggak jelas di rumah. Tapi sepertinya emang belom rejeki, jadi sampe selesai sidang koloqium rasanya keinginan itu nggak bisa terkabul (dan emang belom terkabul sampe sekarang: H+10 wisuda). Eh ternyata di hari Senin pertama itu saya malah liburan ke luar negeri! Apakah ini pertanda kalo saya bakal punya kerjaan yang sering ke luar negeri?! Aamiin-in boleh kok :))

Dalam ngerencanain jalan-jalan ini, satu hal yang pasti dan harus dilakukan adalah ngajak Mama. Saya udah pernah ke luar negeri berdua Eja dan Ayah, tapi sama Mama jalan berduanya baru ke Padang aja 2 tahun lalu. Mama juga belom pernah ke negara lain selain Indonesia dan Saudi Arabia. Jadi pengen banget ngajak Mama liburan ke negara yang rada modern.

Selain ngajak Mama, saya juga pengen banget bayarin liburan berdua Mama ini. Kenapa? Karena selama 2 tahun belakangan ini Mama suka masukin uang tambahan ke rekening saya supaya bisa banyak jajan biar gemuk. Tapi uang itu malah suka saya pake buat liburan yang dia sendiri nggak ikutan :( Kemarin waktu ganti HP Mama juga ikut bantuin. Rasanya pengen aja ngasih sesuatu yang bisa bikin saya dan Mama bahagia dan bisa dikenang terus dari uang yang dia tabungin ke saya itu :')
Graduation Trip Surprise Holiday for Mama to Singapore and Hong Kong
Sebelum berangkat liburaan! *baru ngeh di taksi kalo kita berdua biru-biru kayak Avatar*

Saturday, August 1, 2015

Graduation Day

Well, today is mine (and other ITB graduates')!

Setelah hari ini banyakan duduknya dari pagi sampe jam 12.00 berhubung prosesi wisuda, sisanya udah berdiri dan mondar-mandir kayak setrikaan. Belom lagi arak-arakan jalan dari Sabuga ke gerbang depan. Ditambah lari-larian biar nggak dipukulin temen-temen Fisika Teknik yang lain.

Pengen cepet tidur aja, tapi sayang kalo di hari yang merupakan salah satu milestone kehidupan ini saya nggak ngepost. Jadi izinkanlah saya buat seenggaknya meletakkan beberapa foto di sini. Eh ngapain minta izin orang ini blog saya :p

Thursday, July 30, 2015

Panduan Beli Tiket Kereta Antarkota di Eropa

Duilee berat bener judulnya "panduan", udah kayak manual book aja. Tapi yaudah ya.

Kalo kalian mendapatkan visa Schengen, kalian bisa dateng ke negara-negara anggota Schengen (kecuali United Kingdom) dan Swiss yang totalnya kurang lebih berjumlah 26 negara. Nah, mayoritas dari negara-negara itu terletak berdekatan satu sama lain. Jadi rasanya kalo ke Eropa itu pengennya muterin ke semua negara tersebut. Tapi berhubung keterbatasan waktu dan — tentu saja — uang, maka saya pilih beberapa negara yang saya mau aja.

Untuk berpindah dari satu kota ke kota lainnya atau dari satu negara ke negara lainnya di Eropa, ada banyak pilihan transportasinya. Ada pesawat, kereta api, bis, ferry, atau numpang mobil orang. Nah karena udah ada beberapa orang yang nanya, sekarang saya mau jelasin yang perjalanan dengan kereta api. Spesifiknya adalah cara beli tiket kereta api antarkota atau antarnegara di Eropa secara online. Baik kan sayaa? *pamrih*

Pertanyaan yang paling sering saya dapet tentang pertiketan kereta di Eropa ini adalah: Lewat website mana saya bisa pesen tiketnya?

Thursday, July 23, 2015

Emmys 2015: Prediksi Ala Kadarnya (Comedy Series)

Setelah di post sebelumnya saya mencoba sedikit "mengupas" nominasi Emmy 2015 di kategori Drama Series, sekarang saatnya mengupas yang Comedy Series.

Waktu baru banget demen sama TV series, saya cuma nonton reality competition dan The Big Bang Theory. Dari TBBT kemudian merembet ke Outsourced, Modern Family, dan beberapa comedy series lainnya. Nggak tertarik sama drama sama sekali. Tapi ya namanya hidup itu kata orang bagai roda, kadang di atas, kadang di bawah. Saya dari yang nggak tertarik sama drama malah sekarang jadi keranjingan drama dan komedinya malah agak ketinggalan.

Namun dari beberapa kategori komedi ini masih ada lah beberapa yang nonton setidaknya 50% dari nominasinya… *melirik nanar kategori Outstanding Actor dan Actress*. Mari kita mulai! Seperti sebelumnya, saya bakal sok-sok menebak siapa yang bakal menang dan siapa yang saya pengen menang. Yang font-nya warna merah berarti saya nonton seriesnya yaa.

Outstanding Comedy Series
Louie (FX)
Modern Family (ABC)
Parks and Recreation (NBC)
Silicon Valley (HBO)
Transparent (Amazon)
Unbreakable Kimmy Schmidt (Netflix)
Veep (HBO)

Tuesday, July 21, 2015

Emmys 2015: Prediksi Ala Kadarnya (Drama Series)

Emmy Awards atau biasa disebut Emmys merupakan penghargaan paling prestigius untuk pertelevisian di Amerika Serikat sana. Jadi Emmy ini semacem Oscar-nya perfilman dan Grammy-nya musik. Emmys sendiri dibagi jadi 2, yakni Primetime dan Daytime. Sesuai namanya, primetime itu isinya acara-acara yang tayang pas primetime (malam hari), sementara daytime itu acara yang tayang siang hari. Untuk tahun 2015 ini, acara TV yang eligible buat masuk nominasi adalah yang tayang dari 1 Juni 2014 sampai 31 Mei 2015. Tanggal 16 Juli kemaren diumumin nominasi lengkapnya dan pengumuman pemenangnya akan dilangsungkan pada tanggal 20 September 2015 nanti.

Seperti biasa, setiap tahunnya setelah pengumuman nominasi tentu aja ada yang bahagia banget dan kesel banget. Karena panelis Emmy ini biasanya punya orang-orang yang selalu masuk nominasi padahal season itu nggak begitu bagus. "Emmy darling" ini yang bikin orang lain yang lebih pantes malah nggak masuk nominasi, alias snubbed.

Nah sekarang saya mencoba mengomentari nominasi dari kategori Drama dan Comedy. Yang Limited Series nggak saya komentarin karena pas saya liat listnya ternyata nggak ada yang saya tonton. Comedy dan Drama juga sebenernya nggak semuanya nonton siih, tapi lumayan lah rata-rata nonton 50% dari masing-masing nominasi. Terus saya juga sok nebak-nebak siapa yang bakal menang (walaupun biasanya jarang banget bener sih). Sooo, here goes! note: yang font-nya warna merah berarti saya nonton yaa.

Outstanding Drama Series
Better Call Saul (AMC)
Downton Abbey (PBS)
Game of Thrones (HBO)
Homeland (Showtime)
House of Cards (Netflix)
Mad Men (AMC)
Orange Is the New Black (Netflix)

Sunday, July 19, 2015

Thursday, July 16, 2015

Jalan Kaki Keliling Amsterdam

Setelah kembali dari Zaanse Schans, kami buru-buru jalan ke hostel tempat sepupu saya nginep (International Budget Hostel) karena udah lewat jam check-out. Dia agak takut kalo uang depositnya nggak dibalikin karena telat check-out. Dia bilang hostelnya nggak begitu jauh, jadi kami mutusin buat jalan kaki. Ternyata jauh banget! Saya yang biasanya bisa jalan cepet juga akhirnya gempor dan sering banget ketinggalan sepupu saya.
Amsterdam

Pas jalan kaki saya sempet sadar kalo saya ini pendek banget. Ceritanya waktu itu lagi mau nyebrang nungguin lampu merah. Saya sebelahan sama sepupu saya, dan tinggi kita nggak jauh beda. Tapi kita dikerubungin locals yang ampun ampunan tingginya. Waktu itu saya berasa kayak tikus di kebon ilalang. Yang ada di depan kepala saya cuma pundak doang dan nggak bisa ngeliat kondisi di seberang jalan karena ketutupan pundak. Iya, sependek itu.

Setelah jalan lumayan jauh dan akhirnya kepayahan, sepupu saya bilang kalo sebentar lagi nyampe. Kami jalan lewat pasar yang jual bibit bunga tulip warna-warni. Selain itu kami jalan lewat restoran Indonesia yang harganya nggak Indonesiawi. Kenapa ya harga makanan Indonesia di luar negeri nggak pernah masuk akal? Jadi inget di sekitar masjid di Itaewon nemu restoran Indonesia yang jual mendoan dan tahu isi dengan harga Rp 35.000! Penasaran itu dapet berapa biji.
Amsterdam Canals
Amsterdam Canals

Tuesday, July 14, 2015

Naik Go-Jek di Jakarta

Beberapa hari lalu saya diajakin buka puasa sama temen SMA. Berhubung sekarang udah males banget kalo disuruh nyetir, jadi biasanya nyuruh adek buat nganterin kesana kemari. Tapi hari itu adek juga lagi males karena tempatnya di Pacific Place yang sekitarnya macet. Awalnya sih saya pengen pake Uber aja, tapi karena pasti macet banget gara-gara pembangunan jalan layang buat TransJakarta dari depan gang rumah sampe Kebayoran Lama jadi saya mengurungkan niat. Free credit Uber-nya saya simpen buat keperluan lain aja.

Kemudian muncul lah ide dari Mama: Go-Jek! (warna fontnya harus ijo biar sama kayak Go-Jek)

Kata Mama belakangan ini banyak Go-Jek yang lewat di deket rumah, jadi mungkin nggak bakal nunggu lama. Selain itu kata adek Go-Jek masih punya promo flat rate Rp 10.000 untuk jarak kurang dari 25 km (kecuali pada jam 07.00-09.00 dan 16.00-19.00) . Promo ini berlaku sampe tanggal 17 Juli 2015. Berhubung pengen nyobain juga, jadilah saya mutusin buat naik Go-Jek.

Tuesday, June 30, 2015

Pengalaman Mengurus Visa India di Jakarta


Sebagai pemegang paspor Indonesia, buat masuk ke India perlu visa. Namun mereka memberikan kemudahan dengan adanya visa on arrival buat yang punya paspor Indonesia. Tapi karena dua hal, saya mutusin buat ngurus lewat kedutaan aja. Dua hal itu adalah:
1. Saya landing jam 3 dini hari dan punya waktu transit sekitar 3 jam. Takutnya kalo ada masalah nanti ngurus VoA-nya lama dan ketinggalan pesawat. (dan udah nggak VoA juga tetep aja ketinggalan pesawat sih… cerita menyusul!)
2. Kalo VoA nanti bentuk visanya itu stempel doang. Stempelnya gede sih menuhin sehalaman, nggak kayak Turki yang cap entry biasa. Tapi saya pengennya visa yang dalam bentuk stiker.

Oleh karena itu saya cari tau gimana caranya mengurus visa India lewat kedutaannya yang di Jakarta.

DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN
Dari website kedutaannya, diketahui bahwa dokumen yang diperlukan adalah:
1. Formulir pengajuan visa
2. Paspor yang masih berlaku minimal 6 bulan
3. Pasfoto
4. Supporting documents sesuai jenis visa yang diinginkan.

Berhubung saya mau ke India dalam rangka liburan, maka jenis visa yang saya butuhkan adalah TOURIST VISA. Supporting document untuk tourist visa dari website ini adalah:
1. Confirmed return ticket or print out of the confirmed to and from journey.
2. Statement of the bank account of the applicant in original
3. Confirmation of Hotel booking at the place of intended visit in India.
4. Or letter of invitation/sponsorship from India with  a copy of  sponsor’s passport or Identity card. In case of a foreigner inviting to stay in India, a copy of  his valid Indian visa should also be attached.

Wednesday, June 24, 2015

Pengalaman Terbang dengan KLM Royal Dutch Airlines


Setelah dari siang muter-muter nggak jelas di KLIA, saya mampir ke Food Garden untuk isi perut.
Burp! Baru inget mau foto setelah udah abis

Oh ya, sebelumnya saya udah online check-in dan pilih seat di webnya KLM. Mereka juga support Passbook untuk pengguna iOS.
Passbook KLM

Abis makan, saya diingetin sama Passbook kalo ada upcoming flight.

Sekitar jam 9 lewat dikit, saya jalan ke counter check-in KLM yang digabung dengan Air France. Antrian check-in belom rame, jadi saya langsung kasih hp yang ada email berisi kode booking dan paspor. Untuk kelas ekonomi, kalian dapet jatah bagasi sebanyak 23 kg tapi cuma 1 piece aja, jadi nggak boleh 2 piece walaupun total beratnya kurang dari 23 kg.

Waktu itu terjadi percakapan seperti ini: 
Petugas: Tiketnya one-way? Kamu kuliah di Belanda? 
Saya: Nggak saya mau liburan aja. Ini ada tiket pulang dari Rome ke Cairo. 
Petugas: Terus di Cairo kamu kuliah? 
Saya: Nggak, liburan juga. 
Petugas: Terus dari Cairo kemana? Coba saya liat tiket pulang kamu. 
Saya: *ngasih beberapa lembar itinerary sampe pulang ke Jakarta* 
Petugas: Wah ini jalan-jalan semua? Berapa hari ini? 
Saya: Iya, Pak. 18 hari totalnya. 
Petugas: Banyak ya duit kamu? Anak orang kaya ya? 
Saya: *cuma bisa aamiin-in dalem hati*