Setelah dari siang muter-muter nggak jelas di KLIA, saya mampir ke Food Garden untuk isi perut.
Burp! Baru inget mau foto setelah udah abis
Passbook KLM
Sekitar jam 9 lewat dikit, saya jalan ke counter check-in KLM yang digabung dengan Air France. Antrian check-in belom rame, jadi saya langsung kasih hp yang ada email berisi kode booking dan paspor. Untuk kelas ekonomi, kalian dapet jatah bagasi sebanyak 23 kg tapi cuma 1 piece aja, jadi nggak boleh 2 piece walaupun total beratnya kurang dari 23 kg.
Waktu itu terjadi percakapan seperti ini:
Petugas: Tiketnya one-way? Kamu kuliah di Belanda?
Saya: Nggak saya mau liburan aja. Ini ada tiket pulang dari Rome ke Cairo.
Petugas: Terus di Cairo kamu kuliah?
Saya: Nggak, liburan juga.
Petugas: Terus dari Cairo kemana? Coba saya liat tiket pulang kamu.
Saya: *ngasih beberapa lembar itinerary sampe pulang ke Jakarta*
Petugas: Wah ini jalan-jalan semua? Berapa hari ini?
Saya: Iya, Pak. 18 hari totalnya.
Petugas: Banyak ya duit kamu? Anak orang kaya ya?
Saya: *cuma bisa aamiin-in dalem hati*
Nggak lama kemudian saya dikasih boarding pass untuk flight malam itu. Sebelom terbang, pagi harinya saya nyempetin buat web check-in. Dari web check-in ini kalian bisa pilih seat secara gratisan. Lumayan banget, jadi bisa pilih mau duduk di deket jendela apa deket aisle. Dari web check-in ini juga saya sebagai pengguna iOS bisa dapet semacem virtual boarding pass yang bisa disimpen di Passbook.
Boarding pass KL 810 Kuala Lumpur to Amsterdam
Selesai urusan check-in, saya langsung ke imigrasi dan lanjut naik skytrain ke satellite terminal. Sebelom ke gate, saya cari kamar mandi dulu buat BAB berhubung flight ke AMS ini dijadwalkan selama 13 jam dan saya mikir bakal ribet kalo harus BAB di pesawat. Setelah lega baru deh nunggu di deket gate sambil ngecharge hp dan powerbank hehehe.
FIDS KUL malam itu yang cukup rame menjelang tengah malem:
Midnight flights from KUL (KLIA)
Sekitar 1 jam kemudian pesawat mendarat dari CGK dan penumpang yang tujuan akhirnya KUL diminta untuk turun, sementara penumpang yang lanjut ke AMS diminta diam di dalam pesawat. Nggak lama setelahnya penumpang bisa masuk ruang tunggu dan boarding dimulai.
Boarding call KL 810 to Amsterdam!
Senin, 29 Desember 2014
KLM KL810
Kuala Lumpur (KUL) – Amsterdam (AMS)
STD: 23.49 (GMT+8)
STA: 05.59 (GMT+1)
Boeing 777-300ER
Ini merupakan pertama kalinya saya naik Boeing 777-300ER. Seharusnya dulu naik 77W-nya QR, tapi ada swap dan diganti jadi A333. Saya suka banget sama pesawat ini karena keliatannya gagah. Bucket list saya selanjutnya adalah pensil terbang alias A346. Tapi berhubung udah jarang banget dan pesawat terdekat yang punya A346 itu TG yang suka operasiin rute BKK-SIN-BKK tapi harganya mahal, jadi saya naik A343-nya KU atau LH udah seneng sepertinya hahaha. Selain itu pengen juga 787 atau 350, tapi pelan-pelan lah ya.
Begitu masuk pesawat langsung disenyumin sama pramugarinya dan diarahin ke kursi. Malem itu saya duduk di 39A. Seatmate saya merupakan couple yang nempel terus sejak dari waiting room.
Onboard KLM KL 810 KUL–AMS
Di kursi sudah ada selimut dan bantal. Sayang nggak ada amenity kits kayak QR. Sebagai orang yang tingginya 165 cm yang nggak pernah masalah dengan seat pitchnya AirAsia atau Lion Air, seat pitch KLM ini lumayan lega. Konfigurasi ekonomi di 77W ini 3-4-3. Seinget saya dikasih welcome drink, tapi lupa dikasih juice atau air mineral. Selimut saya taro di sebelah kiri bawah.
Legroom KLM 77W
Setelah pasang safety belt, saya mulai mainin IFE-nya. Oh ya, di KLM 77W ini nggak ada usb atau colokan listrik. Headsetnya juga masih 2 colokannya, jadi nggak bisa pake headset sendiri yang jacknya 3.5mm. Begitu saya mulai touch layar IFE, ternyata nggak ada respon! Saya coba pencet semua tombol di remotnya juga tetep nggak ada respon. Saya sih mikirnya karena belom take-off jadi belom diaktifin. Tapi nggak lama kemudian orang sebelah saya udah asik milih-milih film! Wah ngaco juga nih KLM flight 13 jam tapi IFE-nya nggak bisa dipake! Jadi ngerasa percuma, buat apa IFE di 77W yang lebih canggih dibanding 772 (IFE yang layarnya kecil banget) tapi nggak bisa dipake.
IFE KLM 77W
Dari aplikasi FlightTrack, KL810 ini pushback 49 menit telat dari jadwal semula, yakni seharusnya 23.49 tapi baru pushback jam 00.38 dan take-off jam 00.57. Selama jalan menuju runway, IFE saya bekerja dengan normal dan nayangin safety instruction. Tapi setelah selesai, tetep nggak bisa dipake IFE-nya. Setelah tanda seat belt mati, saya coba tap-tap layar IFE dan pencet semua tombol remot lagi tapi tetep nggak berfungsi. Yaudah berarti emang disuruh tidur selama flight ini.
Sekitar 1 jam setelah take-off, pramugari mulai beredar untuk ngebagiin tisu basah hangat (ini versi murahnya hot towel ya hahaha). Di dalam flight saya sepertinya ada pegawai KLM yang duduk sebagai penumpang bersama kedua anaknya yang masih 7-9 tahun. Jadi pramugara/i yang bertugas nyamperin mereka dulu buat ngobrol. Setelah ngobrol, bapak yang jadi penumpang membolehkan kedua anaknya untuk “bertugas” membagian hot tissue ke penumpang. Anak yang cowok di aisle kanan, sementara yang cewek di aisle kiri.
Nggak lama setelah dibagiin hot tissue, pramugari ngeluarin cart yang isinya makan malem. Saya lupa pilihannya apa malem itu, tapi saya dan dua orang di sebelah saya pesen menu yang sama: nasi goreng dengan sate. Beginilah tray saya malem itu.
Dinner onboard KLM KL 810 KUL–AMS
Appetizernya salad, main course nasi goreng sate, dessert kue coklat dengan fla vanilla di atasnya. Selain itu ada crackers, roti, dan air mineral botol. Untuk minum malem itu saya minta apple juice.
Karena nggak suka sayur, jadi saya nggak nyentuh appetizer dan langsung makan main. Setelah saya makan 1 sendok, nasi gorengnya nggak enak. Rasanya aneh dan manis banget. Satenya juga begitu, nggak kalah manisnya. Orang sebelah saya juga sama aja nggak sukanya. Terlebih kata dia rotinya soggy dan dessertnya sama aja nggak enaknya. Saya sendiri cuma nyentuh main coursenya aja, sisanya (dessert, crackers, dan air mineral) saya simpen buat cemilan berhubung breakfast baru disajikan 1-2 jam sebelum landing. Meal ini merupakan inflight meal ternggak enak kedua yang pernah saya dapet. Juaranya masih breakfast-nya China Eastern di rute Beijing (PEK) ke Shanghai-Pudong (PVG) di Januari 2014 kemaren.
Ini merupakan flight terlama saya sejauh ini, sekitar 6300 miles dengan waktu terbang hampir 13 jam. Berhubung IFE saya rusak dan pemandangan ke luar bakal gelap sampai landing (landing di AMS jadwalnya jam 6, sementara sunrise baru jam 8.30), jadi saya sering tidur. Kalo ditotal mungkin saya tidur 6-7 jam. Kalo kebangun saya coba ngobrol sama seatmate saya yang ternyata orang Kota Kinabalu yang kerja di London. Kalo kebangun dan haus, bisa minta minum ke pramugari/a yang lewat. Tiap kali kebangun saya juga selalu coba nyalain IFE dan berharap bisa berfungsi, tapi hasilnya nihil.
Dua jam sebelom landing, pramugari kembali mengeluarkan cart untuk membagikan sarapan. Sarapan nggak ada pilihannya, waktu itu menunya omelet.
Breakfast onboard KLM KL 810 KUL–AMS
Di tray saya ada meal yang terdiri dari omelet, sosis ayam, baked sliced potato (?), dan grilled tomato, dessert berupa potongan buah (semangka, nanas, dan pepaya), roti, serta yang di bawah roti itu saya lupa rasanya manis atau asin, pokoknya encer bentuknya. Minumnya tea with milk. Berhubung semalem saya makan 1 sendok doang, saya bertekad untuk makan sarapan ini walaupun rasanya nggak enak. Ternyata omelet dan sosisnya enak (walaupun awalnya nggak ada rasa tapi untung ada salt & pepper) dan porsinya gede. Dari yang awalnya kelaperan, saya jadi kekenyangan.
Setelah sarapan, saya kembali nyalain IFE. Ternyata masih nggak bisa berfungsi juga. Sekarang saya biarin IFE-nya nyala. Sebelum landing, seperti biasa pilot bakal ngasih sedikit announcement. Saat pilot lagi ngomong, tiba-tiba IFE saya seperti ngereboot karena muncul tulisan layaknya komputer yang rebooting. Setelah 10 menit reboot, akhirnya IFE saya bekerja! Sayangnya waktu itu tinggal 30 menit lagi, jadi saya setel moving map aja.
Udah mau sampee!
Mulai descend di sekitar Schiphol Airport
Pesawat touchdown jam 6.37 waktu setempat dan nempel di gate jam 6.44, 45 menit telat dari jadwal.
Mendarat di Schiphol Airport, Amsterdam!
Karena telat ini, penumpang yang punya connecting flight ke beberapa kota ada yang sudah dipastikan bakal ketinggalan pesawat dan diminta menghubungi ground crew. Salah satunya adalah seatmate saya. Dia dipastikan ketinggalan flightnya ke London dan dipindahin ke flight berikutnya.
Imigrasi nggak begitu rame dan saya nggak ditanya banyak-banyak selain nginep dimana dan kapan pulangnya. 20 menit kemudian saya nunggu bagasi yang datengnya lumayan lama.
Masih ada suasana natal
Setelah dapet bagasi, saya coba jalan ke luar gedung bandara buat merasakan udara winter.
Sekalian foto tulisan Schiphol yang "Amsterdam banget" ini *mulai kampungan*
Terakhir saya ke stasiun buat naik kereta ke Amsterdam Centraal dengan harga tiket 4 EUR sekali jalan.
KESIMPULAN TERBANG DENGAN KLM ROYAL DUTCH AIRLINES
Secara keseluruhan, saya agak kecewa dengan pelayanan KLM. Dimulai dari IFE seat saya yang nggak berfungsi selama 12 jam ditambah dengan dinner yang main coursenya nggak enak banget. Berhubung ini tiketnya paling murah, jadi nggak ada pilihan lain. Tapi ternyata terbang 13 jam nonstop nggak semembosankan yang saya kira. Mungkin ini juga karena red-eye flight kali ya, jadi saya bisa banyak tidur.
Kalo lain kali ke Eropa, sepertinya saya bakal milih pesawat Middle East (Emirates, Etihad, atau Qatar). Kenapa? Karena walaupun jadi lebih lama karena harus transit di hub-nya masing-masing, pelayanan dari mereka—dari pengalaman saya—jauh lebih mendingan dibanding European carriers (yang saya coba udah KLM dan Alitalia). Selain itu karena transit ganti pesawat, makanannya bakal dapet lebih banyak dibanding yang nonstop. Makanan trio Middle East juga lebih enak dibanding lainnya. Begitu juga dengan entertainment yang ada.
Wah, sayang banget ya IFE-nya malah bermasalah begitu. Flight-nya full kah jadi nggak bisa minta pindah? :-) Ah, tapi walaupun on pun, berdasarkan pengalaman saya, IFE-nya KLM juga nggak se-wah beberapa maskapai lain kok, hehehe. Masih lebih lengkap IFE-nya Air France juga (dan jangan dibandingin sama EK tentunya).
ReplyDeleteBtw, rego pesawatnya nggak dapat kah? :-P
Dan bagasi di Schiphol memang begitu, lama banget keluarnya! Pernah suatu kali saya naik penerbangan A380-nya EK, dan bagasi saya adalah salah satu bagasi terakhir yang keluar. Gila itu nunggunya, hahaha! Makanya sedapat mungkin kalau datang di Schiphol, lebih baik tidak usah pakai bagasi, hahaha.
Halo, Kak Zilko! :D
DeletePas selesai boarding saya coba intip sekitar saya tapi nggak liat kursi kosong. Jadi duduk lagi dan berharap IFE-nya berfungsi. Eh tetep nggak berfungsi. Yaudah saya mikirnya berarti emang disuruh tidur aja haha :p
Nggak dapet nih regonya :( Waktu itu sempet mau cari tau tapi pas buka flightradar24.com udah ilang data penerbangan tanggal saya :(
Hahaha kalo A380 emang lama banget. Saya juga pernah naik A380-nya EK landing di Mumbai, carouselnya sampe pake yang bisa ngeluarin bagasi dari 2 sisi tapi udah 40 menit nggak abis-abis. Untung saya nunggunya nggak lebih dari 30 menit. Sip, terima kasih sarannya. Kapan-kapan kalo landing di Schiphol bawa bagasi kabin aja deh hahaha.
Terima kasih udah mampir di blog saya, Kak :D
Hahaha, memang begitu sih kalau terbang dengan KLM, jarang liat kursi kosong :P .
DeleteHaha, iya nih, fr24 beberapa waktu belakangan ini memang cut historial datanya jadi cuma 7 hari terakhir ya :-( .
Iya, naik A380 memang seru tapi sewaktu harus nunggu bagasinya nyebelin ya. Kecuali kalau bagasinya dapat label prioritas, hahaha :P .
Bener tuh, FR24 sekarang cuma ada data 7 hari ke bekalang, padahal dulu ada 2-3 minggu kalo nggak salah.
DeleteWah saya belom se-avid traveler Kak Zilko yang sampe punya priority label karena silver member-nya FlyingBlue. Masih seringnya naik AirAsia dan keluarganya aja hahaha. Semoga kedepannya bisa sering naik full service airlines yang se-alliance deh biar bisa dapet priority check-in, baggage tag, boarding, dan priority-priority lainnya :p
emang enak naek KLM, nyaman bgt selama terbang naek KLM
ReplyDeletepengalaman naek KLM ke malay dlm rangka urusan meeting ke kantor di daerah selangor, mungkin ini maskapai yg paling nyaman yg pernah ane naekin. ada pengalaman lucu juga pas pramugarinya ngasih makanan (roti, noodles, butter), ane malah naro butternya di noodle trus ane aduk sampe rata, pas dicoba ga enak. (maklum wong deso). ngliat sebelah orang asli belanda naro butter di roti ane geleng2 kepala sendiri haha.
1 lg disini kalo ga salah di tengah2 flight sering dikasih tisu tebel yg anget banget buat ngelap muka atau pergelangan tangan, setelah dicoba muka jadi relax bgt. one of my favourite exp.
+pramugarinya cakep2 dan selalu ngasih service terbaik.
maap ya jadi curcol
Halo Imam,
DeleteHahahaha saya juga ikut ketawa baca kamu nyampur menteganya ke mie. Tapi saya juga pernah sih di Turki. Makan di restoran dikasih roti terus saya cemilin polos-polos, begitu liat orang lokal makan, ternyata mereka beli lauk aja dan lauknya dimasukin ke roti, baru dimakan.
Wah yang tisu basah anget itu sebenernya KLM ini lebih "low cost" dibanding beberapa makskapai lain. Karena maskapai lain kayak Singapore Airlines atau Emirates ngasihnya handuk kecil basah (hot towel), bukan tisu. Tapi lumayan sih daripada nggak sama sekali hehe.
Aaah curang kenapa dapet pramugari yang cakeep? Saya kemaren dapetnya yang agak berumur. Pramugari cakep saya nemunya pas naik Qatar Airways waktu itu, wah sampe nungguin mereka mondar-mandir di aisle terus hahaha :p
Mendingan mana sama big 3 middle east airlines?
ReplyDeleteHalo,
DeleteSaya baru nyobain 2 dari 3 ME3 yakni Qatar dan Emirates, dan saya jauuh prefer ME3 dibanding KLM (dan Alitalia yang sama-sama European carrier).
Belum nyobain KLM tapi setuju kalau Qatar ama Emirates punya service yang lebih oke. Makanannya enak-enak dan bisa minta nambah kalau masih laper. =)))
ReplyDeleteDitunggu tulisan perjalanannya selama di Eropa. ;D
Eeh saya malah belom pernah minta nambah makanan. Kapan-kapan boleh juga deh dipraktekin :p
DeleteBaiik, semoga bisa cepet ditulis cerita selama di Eropa-nya :))
Udah pernah naik ME3 sih Qatar waktu dia masih punya rute BKK-SGN skrg udh diganti ke Hanoi. Soal bagasi masih mending sih ssegitu.... kalo di CGK atau MLG bagasi bisa 30menit pdhl pesawat cuma 737...... :) kalo di SUB dteng pake wide body Cathay Pacific nunggu bagasi 1jam bru dpt dan tempatnya kecil bangett jdi lama deh
ReplyDeleteHalo Joseph,
DeleteEh saya pengen banget itu nyobain 5th freedom route kayak BKK-HAN nya Qatar. Sekarang BKK-SGN 5th freedom-nya dipake sama Turkish Airlines. Haha jujur saya kurang paham masalah bagasi, maklum keseringan naik AirAsia yang kalo pake bagasi harus bayar lagi jadi gapernah masukin bagasi :)) Nunggu bagasi 1 jam bisa dipake buat terbang dari SUB ke DPS itu mah ya :D
Belum cobain KLM, selama ini masih mengandalkan Singapore sama Malaysia airline. Pingi cobain pesawat midlle eats. emang mau kemana? hehehe
ReplyDeleteAhh saya malah belom pernah naik Singapore Airlines dan pengen banget tapi nggak pernah masuk budget harga tiketnyaa :(
DeleteMaskapai gede di Middle East (Qatar, Emirates, dan Etihad) itu recommended semua loh. Saya baru nyoba 2 pertama tapi puasss.
Waktu itu naik KLM dari Kuala Lumpur ke Amsterdam.
Mas lain kali ... boleh coba Garuda Indonesia ... udah B777
ReplyDeleteHalo Efraim,
DeleteIyaa pengen banget coba 77W-nya GA tapi belum pernah kesampean :((
Tetep garuda mahh..awak cabinbthe best.. etihad,qatar,emirates,the best juga,,
ReplyDeleteSaya udah lamaa nggak naik Garuda, jadi lupa cabin-ya se-ramah apa :D
DeleteKlm pramugarinya bs bahasa indonesia gak yah,,,,hehee
ReplyDeleteHmm kayaknya unlikely deh karena waktu itu saya dapetnya pramugari/a bule semua.
DeleteMau cba naik KLM ke KL :D
ReplyDeleteApa pramugariny pake bahasa apa ya kira2 ada melayu jg g ?
Kemarin aku naik KLM rute KL-Amsterdam pramugrarinya bule semua, nggak ada yang pakai bahasa Melayu
DeleteAku pernah naik KLM wktu tu rezeky kali yee.,, dpt makanan enak nasi plus rendang daging...
ReplyDeleteDessert nyaa jg enak2.. hihii
Wktu tu aku dpt promo jd exited bgt., pngen Makan masakan ALa' FARAH QUEEN., kan dia skg Chef nya...
Nah Qatar airways., murah dan slalu promo., tdnya agak minder tkud dikira temen naik pesawat Murah., tp trnyata WOWWW... itu pesawat bintang 5 di Dunia trnyata., pantesan keren gk da pramugari/a jelasin sambil berdiri2... malah pakai film singkat gitu lucu pakai pemain Bola menitu adegan pakai pelampung kena hujan lampu merah menyala ������
Belum lagi makanannyaaaaa Oyy... macam2 pilihan dikasi buku Menu kyk duduk di restoran mahal..
Baverage ada Wine segala dan macam2 jus..
Aku yg orang kampung ini., bolak balik minta juz manggo., trus tea cmpur susu., trus air putih dan tomato juice hahaahaa����...
Kalau trnsit 5 jam di siang hari bsa dpt Free city tour
Nah KLm gmn??
Wah Qatar emang enak banget sih, aku juga udah jadi pelanggan setianya Qatar :D
DeleteKLM nggak sebagus Qatar service-nya, dan nggak ada free transit tour juga..
Ini baru mau nyoba naik klm..semoga dah berubah ya servis nya
ReplyDeleteAamiin semoga udah membaik servisnya :D
DeleteSalam..
ReplyDelete.
Bang.. . Gimana tuh rahasianya kok bisa terbang sana sini ??
.
Pernah ke Kairo juga ternyata ya?? Waah. .. tahun berapa itu berati ke Kairo..??
Aku sih seneng bangett karena suka naik pesawat :D
DeleteAku ke Cairo Januari 2015 lalu :)
Halo Kak, lagi surfing blog tntg pengalaman orang naik KLM. Dan mendarat di sini.
ReplyDeleteMau tanya donk,
Rencana saya akan terbang menuju Bristol (transit di Schipol), saya baca di web KLM utk kelas eko bagasi yang diperbolehkan maksimal 23kg, dimensi maks. 158cm.
Sementara bagasi saya dimensinya 167cm, meski berat < 23kg.
Pd saat cek in apakah ukuran bagasi juga diukur? Atau hanya berat saja?
Berharap sih semoga peraturan ini ga strict spt yg tertulis.
Thanks in advance anw!
Halo Widyarta,
DeleteHonestly aku belum pernah ada pengalaman diukur sih kopernya. Cuma sebates ditimbang aja, dan I think as long as within weight limit, the check-in officer won't bat an eye. Have a safe flight!
Hallo mas refky,share nya berguna bngt! numpang tanya dong.klo visa nya di chek dl ngak wkt hbs cek in online trus drop bagasi di counter, aku brangkat 31 des jam 19.35 pm dr jkrt, visa schengen valid 1 jan 2018 kan nyampe sana pas tgl 1 jan paginya,kira" gmn tuh mas pas di counternya masalah ngak ? saya terbang dr jakarta to aalborg, transit schippol, amsterdam trus lanjut ganti pswt klm cityhopper ke aalborg satu kode booking, klo delay gmn tuh? Apa ikut pswt berikutnya? Tlng jwb asap ya, thanks mas..aku dag dig dug serr ..hehe
ReplyDeleteHi Airenee,
DeleteSorry banget comment-nya kelewat. Aku bales just in case next time ada pertanyaan serupa dari yang lain.
1) Nggak masalah kok, soalnya kamu tiba di Schengen Area di tanggal yang sesuai dengan yang tertulis di visa.
2) Kalo 1 tiket dan ketinggalan, bakal dipindahin ke pesawat berikutnya ya.
Mas boleh nanya ga terminalnya KLM dan Qatar itu di KUL jauh ga? Saya rencananya dari jkt naik KLM ke KUL tiba jam 10 malam, akan lanjut naik Qatar jam 02.30 pagi.. Kira-kira terlalu mepet gak ya itu? Thanks before..
ReplyDeleteHi Ambari,
DeleteKLM dan Qatar 1 terminal kok di KUL. Kalo KLM-nya nggak delay, landing jam 10 malem untuk lanjut jam 02.30 pagi nggak mepet sama sekali kok. Enjoy the trip ya!