Tuesday, December 30, 2014

Pengalaman Mengurus Visa Schengen di Kedutaan Belanda

UPDATE JULY 2016

Per 1 Juli 2016, pengurusan visa Schengen melalui kedutaan Belanda harus via VFS Global (info resmi baca di sini). VFS Global ada di Jakarta, Surabaya, dan Bali. Kantor di Jakarta terletak di Kuningan City lantai 1. Langkah-langkahnya bisa dibaca di sini, namun setelah saya baca sepertinya mirip dengan sebelumnya: buat appointment lalu datang ke VFS untuk submit aplikasi.

Untuk biaya visa tourist, selain EUR 60 untuk visa ada tambahan EUR 25 untuk jasa VFS.

* * *


Halo, kembali lagi berjumpa dengan Eky dalam post bertajuk MENGURUS VISA.
Emang ya, susahnya jadi pemegang paspor biasa Indonesia yang cukup sedikit negara yang membebaskan visa untuk kita-kita ini. Dibanding negara tetangga macem Malaysia, Singapura, dan Brunei kita kalah jauh. Sama Thailand aja kita lebih sedikit jumlah negara yang membebaskan visa.

Secara garis besar, paspor biasa Indonesia bebas visa ke 9 negara anggota ASEAN, Hong Kong, Macau, dan Maldives. Itu yang deket-deket aja. Kalo mau yang jauhan, ada Maroko, Seychelles, dan beberapa negara di Amerika Selatan seperti Peru. Gue sendiri kurang hafal, jadi silakan dicek di sini. Huft, tapi tidak apalah demi liburan dan bersenang-senang maka mau tidak mau harus mengurus visa. Kalo ngeluh terus bisa-bisa malah nggak pergi sama sekali looooh *kedip-kedip*.

Setelah berbagi cerita mengurus beberapa visa di Asia seperti Taiwan, Korea Selatan, China, Turki, dan terakhir adalah Jepang, sekarang gue ingin berbagi pengalaman tentang mengurus visa ke benua Eropa. Wihiiiiiw! Eh ya, sebenernya gue pernah urus visa Myanmar juga tapi karena batal dan gue sedih akhirnya nggak berbagi cerita :p

Monday, December 29, 2014

The First Time I Missed My Flight

Greetings from Kuala Lumpur!

...or should I say greetings from Sydney, if I stick to my original plan...

...or maybe greetings from Abu Dhabi if my new plan went well.

Wednesday, November 26, 2014

21

Alhamdulillah bisa menulis post tentang hari kelahiran gue lagi :"") Nggak kerasa udah 7x gue buat birthday post dari umur 15 sampe sekarang sudah berusia 21 tahun. Semoga gue panjang umur dan bisa rutin setiap tahun berbagi cerita mengenai apapun yang terjadi di hari ulang tahun gue. Bisa diaamiinin?

Friday, November 21, 2014

AirAsia ASEAN Pass

Semalem sebelom tidur, gue buka twitter dan menemukan tweet ini.
Berhubung gue demen banget sama boba (bubble tea) dan pesawat, agak intrigued juga pas baca itu. Pesawat mana yang punya inflight boba dan bakal nawarin All-You-Can-Jet Pass?!

Ternyata oh ternyataaa…

Saturday, November 15, 2014

Melihat Taipei 101 dari Elephant Hill


View from Elephant Hill, Taipei

Taipei 101 adalah landmark yang paling terkenal dari Taiwan. Sebagai pecinta landmark, tentu saja gue memiliki keinginan besar untuk dapat melihat langsung landmark ini. Info pertama yang gue terima tentang Taipei 101 adalah saat SMP. Waktu itu temen gue pake kaos Taipei 101 dan ada tulisan yang intinya mengatakan bahwa gedung ini punya elevator tercepat di dunia dan tercetak di Guiness Book World of Record.

Saat pulang dari Hong Kong dan buka internet di iConnect Changi, gue menemukan promo AirAsia Big dan singkat cerita gue membeli tiket ke Taipei. Yang ada di otak gue waktu itu adalah 3 hari sepertinya cukup karena emang pengennya cuma liat langsung Taipei 101 dan naik elevator tercepat di dunia itu. Tapi sekarang gue nggak mau bahas tentang Taipei 101-nya. Sekarang gue mau cerita tentang bagaimana cara memandang Taipei 101 dari kejauhan. 

Saturday, November 1, 2014

Objek Wisata di Sultanahamet

Blue Mosque, Istanbul, Turkey
Introduction (part 2)
Day 0 - Departure and Layover in Kuala Lumpur
Day 1 - Rush in Doha and Turkey Journey Begins
Naik Hot Air Balloon di Cappadocia, Turkey!
Day 2 - Göreme
Day 3 - Pamukkale
Day 3&4 - Selçuk & Izmir
Day 4&5 - Istanbul

Seperti yang sudah pernah gue bilang sebelumnya, daerah wisata utama di Istanbul bagian Eropa terbagi menjadi dua, yakni Sultanahmet dan Taksim. Berdasarkan hasil baca-baca dan pengalaman gue disana, kedua daerah ini memiliki perbedaan. Objek wisata yang "Istanbul banget" terletak di Sultanahmet. Tapi, Sultanahmet ini cenderung sepi di malam hari karena night life Istanbul terpusat di Taksim. Perbedaan intinya cuma ini aja sih. Tapi dari sinilah bisa menentukan mau memilih hotel di daerah mana. Kalau mau deket dengan objek wisata utama di Istanbul bisa pilih penginapan di Sultanahmet. Sementara kalau mau merasakan night life Istanbul, bisa pilih penginapan di Taksim.

Di post ini gue mau menceritakan  beberapa objek wisata yang gue bilang "Istanbul banget" dan terletak di daerah Sultanahmet. Here goes.

Tuesday, October 28, 2014

Thailand: Bangkok Day 2

Wat Pho, Bangkok, Thailand

Flight to Bangkok
Pattaya
Bangkok Day 1 (and early day 2)
Bangkok Day 2

Mari melanjutkan cerita tentang Bangkok!
Potongan awal cerita hari kedua di Bangkok bisa dibaca di sini.

Setelah sekiranya puas mengelilingi Grand Palace dan ngaso sebentar, kami melanjutkan perjalanan ke Wat Pho dan Wat Arun. Wat Pho letaknya nggak jauh dari Grand Palace, sementara Wat Arun terletak di seberang sungai Chao Phraya. Dari Grand Palace ke Wat Pho, kami jalan kaki dari exit belakang dan ternyata jalannya jauhhhh! Semacem mengelilingi sisi luar Grand Palace gitu jadinya. Kalau bisa keluar GP dari deket pintu masuk, kayaknya jalan ke Wat Pho nya bakal lebih deket.

10 menit jalan ditengah teriknya Bangkok, akhirnya kami sampai di Wat Pho. Buat masuk per orangnya dikenai biaya tiket sebesar 100 Bath. Begitu masuk, kami linglung dulu karena nggak tau mau kemana. Ke Wat Pho cuma mau nyari Reclining Buddha yang guedeee banget tapi nggak langsung nemu. Setelah sedikit nyasar sambil liat-liat Wat Pho bagian yang lain, kami sampai juga di ruangan yang isinya Reclining Buddha. Buat masuk, alas kaki harus dilepas. Tapi tenang, udah disediain kok plastiknya jadi tinggal copot alas kaki aja.
Wat Pho

Wat Pho

Wat Pho

Nggak jauh berbeda dengan Grand Palace, Wat Pho juga rame sama turis asing. Jadi harus nunggu buat foto dengan latar belakang patung Buddha.
Yihaw!

Thursday, October 23, 2014

Pagi di Fushimi Inari

Torii at Fushimi Inari, Kyoto, Japan

Karena jadwal di Kyoto yang sempit, gue harus mengunjungi Fushimi Inari dan Bamboo Grove Arashiyama sebelum naik Shinkansen ke Osaka jam 12 siang. Di itinerary yang gue buat, gue menjadwalkan harus bangun jam 5 pagi biar bisa ngedatengin 2 objek wisata yang letaknya saling bertolak belakang itu. Fushimi Inari ada di tenggara, sementara Arashiyama ada di barat laut. Tapi berdasarkan hasil hitung-hitung, it's doable kok!

Namun badan berkata lain. Setelah hari sebelumnya melakukan perjalanan panjang dan tidak bertemu kasur lebih dari 40 jam, tidur di Piece Hostel Kyoto ini bikin gue terlelap dan baru bangun jam 6 pagi. Kaget, gue langsung mandi dan siap-siap. 15 menit kemudian gue keluar hostel dan menemukan kenyataan bahwa pagi itu gerimis! Untungnya di pintu hostel ada payung yang bisa dipinjem. Karena belom ada resepsionis, akhirnya gue bawa aja payungnya dan berdoa semoga nggak di denda.
Pinjem payung hostel

Tujuan pertama adalah Fushimi Inari. Cara termudah buat ke Fushimi Inari adalah naik kereta JR yang Nara Line  karena letak Fushimi Inari ada di seberang stasiun Inari. Stasiun Inari sendiri jaraknya cuma 2 stasiun dari Kyoto Station. Yaa, 10 menit perjalanan lah kira-kira. Harga tiket sekali jalan dari Kyoto Station ke Inari ini harganya ¥140 (~Rp 16.000). MAHAL YE CUMA 10 MENIT PADAHAL.
JR Nara Line ke Inari Station

Sunday, October 5, 2014

6 Tahun JambuKebalik

Enam tahun lalu, gue menulis post pertama di JambuKebalik.
My very first post!

Kenapa memutuskan untuk ngeblog? Dulu sih karena ikut-ikutan aja. Tapi dengan cukup rutinnya gue nulis blog—minimal sebulan sekali (kecuali Februari-Maret 2010 dan Februari 2013)—gue berharap di masa mendatang gue bisa melakukan napak tilas kehidupan melalui blog ini (berat aje bahasanya?!). Sekarang blog ini isinya emang nggak se-personal dulu yang bener-bener tentang kehidupan gue doang. Sekarang blog ini mulai merambah juga ke cerita perjalanan yang gue lakukan. Tapi dari cerita-cerita perjalanan ini gue juga bisa melakukan napak tilas, sambil sekaligus membantu orang-orang menemukan informasi yang berkaitan.

Dalam 6 tahun, tulisan gue disini beragam banget. Mulai dari yang "gila ngapain gue nulis beginian?", cerita selama SMA yang banyak banget tentang laporan nilai ujian, cerita perkuliahan, hingga sekarang ini lagi seneng-senengnya menulis cerita tentang perjalanan yang gue lakukan. Kadang-kadang gue suka heran sama post-post dibawah tahun 2010. Kok bisa-bisanya gue publish begituan :') Dari segi kuantitas, jumlah post tahunan disini emang cenderung menurun. Kalau liat archive, gue juga heran kenapa di awal ngeblog bisa sampe 28 post dalam 1 bulan. Tapi seiring dengan menurunnya kuantitas, gue terus mencoba untuk meningkatkan kualitas tulisan *kedip-kedip*

Alhamdulillah sekarang JambuKebalik sudah banyak post tentang perjalanan yang gue lakukan. Karena itu, ada orang-orang yang nyasar ke blog ini karena nemu saat googling dan beberapa dari mereka bertanya tentang perjalanan gue. Gue jadi seneng kalo kaya gitu, menandakan blog ini bisa bermanfaat buat orang lain. Cheesy banget ah, Ky! Tapi gue beneran seneng, koook :'3

Blog ini udah beberapa kali mengalami pergantian template, mulai dari yang standar disediain blogger hingga pernah minta bikinin template dan layout sama Manda yang dulu hobi banget makeover layout blognya. Sekarang balik lagi ke template dari blogger biar lebih minimalis. Gue juga mencoba bikin header blog. Walaupun masih berantakan, kasar, dan amatir banget, tapi ngerti lah ya maksudnya apa.

Selain ganti layout, blog ini juga udah sekali ganti title. Dari awalnya yang berjudul Life for Laugh, sekarang diganti menjadi The Story of My Life. Kenapa diganti? Karena dulu emang post gue berisi hal-hal konyol yang cukup lucu. Tapi masa-masa kuliah membuat blog ini menjadi suram dan tidak bisa membuat tertawa sama sekali. Karena sudah tidak ada kesesuaian antara isi dengan judul, maka judulnya diganti. Kenapa The Story of My Life? Karena gue sangat berharap nantinya gue bisa membaca perjalanan hidup gue dari blog ini. Oh ya, waktu itu ada yang bilang kalo title blog ini ngikutin One Direction. Eits, enak aja! Gue ganti tahun 2012, sementara One Direction release lagunya 2013 ya (beneran googling).

Sebagai hadiah ulang tahun untuk blog sendiri, gue memutuskan untuk mengubah domain blog ini. Eh, bingung istilahnya gimana. Pokoknya kalo kalian biasanya akses JambuKebalik dari alamat jambukebalik.blogspot.com, sekarang jambu kebalik sudah bisa diakses dengan alamat jambukebalik.com. Horeeee!

Jadi, kenapa namanya JAMBUKEBALIK?

Monday, September 22, 2014

Terbang dengan Qatar Airways

Setelah hampir setahun menanti, akhirnya minggu lalu dapet email dari Qatar Airways. 25% Off Worldwide Destination promo is baaack! Kenapa dinanti-nanti? Karena tahun bulan Mei lalu gue dan Ayah berangkat liburan ke Turki karena promo yang gue beli bulan November 2013. Dengan "trik" yang gue terapkan tahun lalu, gue mencoba dulu buat ngecek trik itu masih bisa dipake atau nggak. Ternyata masih! Sayang di tanggal yang gue incer trik itu nggak bisa dipake. Karena nggak bisa menikmati promo itu, akhirnya gue memutuskan untuk meracuni orang-orang sekitar.
Qatar Airways A330-300 at Istanbul-Atatürk Arport

Orang pertama yang gue racuni adalah temen yang waktu itu lagi di sebelah gue. Dia sih kayaknya pengen, tapi saat ngajak temennya yang lain tidak ada yang nanggepin. Kasian. Kemudian sasaran berikutnya adalah JambuKebalikFC. Ada yang sepertinya tertarik, tapi maunya pergi kalo gue pergi. Uh sayang sekali tapi jadwal kita nggak pas :( Karena belom ada yang keracunan, gue memutuskan untuk menyebarkan di Facebook dan Twitter. Di Twitter, gue mention KartuPos dan nggak lama kemudian di mention. Di Facebook gue memutuskan buat post di grup Backpacker Dunia. Sebagai ucapan terima kasih juga karena gue sering tau banyak promo dari sana.

Betapa kagetnya gue saat di kelas temen nyeletuk, "Ky, kamu ngapain sih di Facebook?" Gue kaget karena post gue di Backpacker Dunia ternyata masuk ke home Facebook orang-orang yang nggak gabung di group itu. I swear to God, last time I checked the group was set to Private! Tapi gue cek lagi ternyata group itu udah jadi public. Pantes kemana-mana :( Abis deh diledekin temen, mulai dari dicie-ciein sampe dibilang travel agent :(

But on the positive note, blog gue sempet melonjak visitornya xixixi alhamdulillah (kampungan). Oh ya, ada juga yang akhirnya booking tiket dengan trik gue ini dan berterima kasih karena udah dikasih tau triknya. Seneng deh kalo bantu orang gitu :')

Buat kalian-kalian yang sudah pegang tiket promonya, sekarang gue mau mencoba ceritakan pengalaman gue naik Qatar Airways yang menurut Skytrax merupakan salah satu maskapai bintang lima di dunia. Di liburan kemaren, gue naik Qatar Airways sebanyak 4 kali. Kuala Lumpur–Doha (QR 847), Doha–Istanbul (QR 239), Istanbul–Doha (QR 238), dan Doha–Jakarta (QR 956). Lumayan lah jadi bisa sedikit mereview pengalaman naik Qatar.
Qatar Airways A330-200 at Kuala Lumpur International Airport

Sunday, September 14, 2014

Merhaba Türkiye : Day 4&5 - Istanbul

Introduction (part 2)
Day 0 - Departure and Layover in Kuala Lumpur
Day 1 - Rush in Doha and Turkey Journey Begins
Naik Hot Air Balloon di Cappadocia, Turkey!
Day 2 - Göreme
Day 3 - Pamukkale
Day 3&4 - Selçuk & Izmir
Day 4&5 - Istanbul

Day 4
Senin, 26 Mei 2014

Setelah 1 jam mengudara, akhirnya sampai juga di Istanbul-Atatürk Airport. Baggage claim disini merupakan baggage claim terlama gue sejauh ini karena nunggunya sampe 45 menit. Setelah dapet bagasi, kami ke arrival hall buat nyari orang yang bakal nganter ke hotel. Kenapa nih tumben-tumbenan pake private transfer gini? Berhubung kami landing jam 10 malem, kayaknya kasian sama Ayah kalo harus jalan kaki jauh sambil geret-geret koper karena hotel kami nggak sedeket itu sama stasiun tram. Jadilah gue booking private transfer seharga 60 lira buat berdua. Jatohnya mahal banget sih, mana mobilnya bisa buat berempat sebenernya.

Sekeluarnya kami dari baggage claim area, langsung melihat kertas yang ada nama guenya. Berasa artis lagi deh (kampungan). Kemudian dia langsung mengarahkan kami ke mobil. Ternyata dikasih mobilnya Mercedes-Benz yang jenis van gitu hahaha lumayan lah cobain sekali-kali (lagi-lagi norak). Perjalanan dari airport ke hotel kurang lebih 45 menit aja karena emang nggak begitu jauh. Tapiiii hotel yang gue pesen ternyata emang susah dicari. Pertama karena hotelnya baru dan kedua karena jalanan di daerah Sultanahmet itu ribet banget kaya labirin. Alhasil supirnya pun nyasar dan harus tanya-tanya orang sekitar dulu. Di tengah nyasar itu gue melihat sebuah mesjid yang di atasnya diterbangin hewan—mungkin kunang-kunang—dan buat efek kaya langit dipenuhi bintang. Keren!
Kunang-kunang, is that you?

Sesampainya di Stanpoli Hotel, kami langsung check-in. Udah capek banget nggak kuat ngapa-ngapain, begitu nyentuh kasur langsung males mandi dan tertidur.

Day 5
Selasa, 27 Mei 2014
Setelah bangun kami mutusin buat jalan-jalan pagi di daerah Sultanahmet. Berhubung dari hotel juga nggak jauh buat ke Blue Mosque (Aya Sofia) dan sekitarnya, jadi kami jalan kaki aja. Begitu keluar dari hotel, kami disambut oleh udara sejuk Istanbul yang cukup semriwing. Waktu itu belum jam 7, jadi masih cukup sepi dan belum ada toko yang buka. 10 menit jalan, akhirnya sampai juga di Blue Mosque!
Blue Mosque!

Saturday, September 6, 2014

Review: Piece Hostel Kyoto

Beberapa hari lalu temen gue bertanya-tanya tentang Singapore dan KL, berhubung dia mau berlibur kesana. Kemudian gue melihat kertas kecil coret-coretan yang dia bikin, isinya plan transportasi dan akomodasi. Gue lihat pilihan akomodasi di Singaporenya adalah A Beary Good Hostel, sama kaya hostel gue waktu itu. Iseng gue bilang ke dia, "Wah, sama nih dulu gue juga nginep disini!" Terus dia bilang, "Iyalah orang ini gara-gara baca blog lo, Ky." Terus gue seneng. As simple as that.

Gue seneng kalo apa yang gue lakukan—dalam hal ini nulis di blog—bermanfaat bagi orang lain. Buat gue yang emang suka ngepost gini, nothing beats the feeling when someone read your post and get benefits from it. Sekarang gue mau nulis sesuatu yang semoga bisa bermanfaat.

Salah satu hal yang terpenting dalam liburan adalah akomodasi, dalam hal ini penginapan. Macam penginapan juga banyak, mulai dari hotel, hostel, motel, couchsurfing, tidur di bandara, sampe tidur di jalanan/taman/semacamnya. Kalo budgetnya ada dan memadai, bisa pilih hotel karena lebih nyaman dibanding pilihan lain. Kalo budget tipis tapi pengen tidur enak, bisa pilih hostel dengan tipe kamar dorm (asrama), dimana 1 kamar isinya bisa 4, 6, 8, 10, bahkan gue pernah liat ada yang sampe 32 orang! Kalo mau gratis bisa dicoba couchsurfing. Couchsurfing ini seperti numpang di rumah orang. Kalo kepepet bisa tidur di bandara. Tidur di jalanan…? Heran kalo ada yang sampe segininya.

Setelah ngomong doang dari jaman post tentang Pattaya, akhirnya review penginapan pertama gue lahir juga. Mumpung masih anget dan banyak fotonya, inilah review gue tentang Piece Hostel Kyoto. Hostel yang sangat gue rekomendasikan kalau mau pilih hostel yang dekat dengan Kyoto Station.
Piece Hostel Kyoto entrance

Wednesday, September 3, 2014

Pengalaman TOTAL Undergraduate Scholarship 2014

Suatu hari masuk email dari ITB Career Center. Biasanya sih gue skimming dan langsung back karena 90% isinya vacancy semua. Tapi hari itu gue nggak langsung back. Ada informasi tentang TOTAL Undergraduate Scholarship (TUS) 2014. Wah, beasiswa dari TOTAL E&P Indonesie nih. Boleh deh dicoba, siapa tau jodoh sama beasiswa yang ini. Kebetulan gue udah pernah ikut seleksi beasiswa Djarum sebelumnya, tapi gugur di tahap akhir—interview. Pernah juga ikut seleksi vacation trainee Schlumberger tapi bahkan nggak lolos seleksi pertama—tes tertulis! Berhubung TUS ini daftarnya gratis, nggak ada salahnya dong kalo dicoba.

Anyway, TUS ini adalah beasiswa dari TOTAL E&P Indonesie (TEPI) yang diberikan ke mahasiswa di UI, ITB, UGM, ITS, STT Migas Balikpapan, dan UNMUL yang berada di semester 4 dan 6. Pada akhirnya nanti akan dipilih 20 orang yang menjadi penerima beasiswa. Beasiswa akan diberikan selama satu tahun dalam bentuk bantuan uang.
TOTAL E&P Indonesie logo (sumber)

Setelah mengumpulkan persyaratan yang diminta, gue memberikan berkas itu ke kantor ITB Career Center. Waktu itu persyaratannya simpel, cuma CV, transkrip dari semester 1, dan formulir. Tapi sebelum kita bisa klik "apply" di websitenya ITB Career Center, harus bikin cover letter juga. Gue selalu males kalo apply dan disuruh bikin cover letter. Tapi kalo males terus ya kapan coba bikinnya. Setelah googling contoh cover letter yang baik, gue bikin sendiri dan jadilah sebuah cover letter yang seadanya. Selain itu di formulirnya ada bagian dimana disuruh nulis essay kenapa kita berhak jadi grantee. Jangan males ya nulisnyaaaa hahaha.

Langsung penjelasan ke tes-tes yang gue lalui aja, ya.
Caution: post-nya ternyata panjang :O Nggak nyangka bisa panjang, mehehe.

Friday, August 29, 2014

Eja's Solo Travel: Macau & Hongkong (1)

Seperti yang sudah sedikit gue sebut di post sebelum ini, adek gue sudah tiga kali ke luar negeri dengan mandiri. Setelah umrah dan jalan-jalan ke Bangkok sama gue, dia ngajak temennya buat liburan ke Singapore berdua. Setelah itu dia mulai keracunan jalan-jalan. Dengan dalih "refreshing setelah UN", dia berangkat ke Singapore bulan April kemaren—kali ini sendirian. Disana dia sepertinya seneng banget jalan-jalan sendirian, dan semuanya berjalan lancar. Walaupun dengan bodohnya dia beli Burger King tapi mesennya yang bacon. Nggak ngerti dia kalo bacon itu babi.
Solo traveling Eja pertama ke Singapore

Setelah beberapa kali menerima ucapan maaf dari layar komputer karena belum diterima di perguruan tinggi pilihannya, akhirnya dia mendapatkan ucapan selamat dari ITS. Dia langsung seneng banget! Kemudian lagi-lagi dia berdalih "refreshing setelah serangkaian tes masuk", dan akhirnya memutuskan untuk liburan sendiri ke Hong Kong dan Macau. Uangnya pake uang sendiri! Gue juga kaget sih awalnya, tapi dia bilang kalo dia udah nabung buat Eropa Januari 2015 yang sebelumnya sudah direncanakan namun harus tertunda karena jadwal liburan kita yang nggak sama. Lagian juga kita sama-sama nggak enak ke Ayah kalo harus bayarin tiket, sementara bayar uang masuk kuliah aja udah mahal. Yaudah jadi adek gue memutuskan untuk menggunakan uangnya tersebut buat liburan ke Hong Kong dan Macau.

Long story short, dia udah di kosan nih. Tapi karena baru banget, jadi TV juga belom dibeliin sama emak bapak. Tambah lagi kenyataan kalo internet kosannya belom jalan. Jadilah gue iseng-iseng bilang ke dia buat ceritain liburannya kemaren, lumayan kan daripada bengong. Tak disangka tak dinyana, ternyata ceritanya lumayan panjang! Hahaha.

Karena sayang kalo gue baca sendiri, jadi gue post disini aja yaa siapa tau bermanfaat infonya. Sekalian buat memotivasi kalian juga, masa kalah sih sama adek gue yang umurnya belom 18 tahun tapi udah jalan-jalan sendirian, dengan uangnya sendiri pula!

Okay, here goes.

Eh, bentar deh. Mau manas-manasin dulu.
Tadi pagi nemu ini masaaa
WHAAAAT?!

GYAAAAHHH!!! PENGEN GAK??? SINGAPORE-PARIS PP SGD365 (~Rp 3.500.000)
Tapi udah gabisa dibeli sekarang :( Sedih gak? Gue juga nggak kedapetan sih, tambah sedih deh :(

Okay, now here goes.

Wednesday, August 27, 2014

AirAsia Mengubah Hidup Saya

Setelah turun dari angkot, saya langsung mengencangkan tali ransel sebelum akhirnya mulai berlari ke Komplek Angkatan Udara Husein Sastranegara, Bandung. Pesawat dijadwalkan lepas landas pukul 11.00, sementara pukul 10.00 saya masih berada di dalam angkot menuju Bandara Husein Sastranegara. Rasanya sudah lemas saja membayangkan perjalanan solo traveling pertama saya harus dibatalkan karena ketinggalan pesawat. Terlalu banyak pengorbanan yang sudah dilakukan, mulai dari uang yang sudah dikeluarkan untuk tiket dan akomodasi, hingga harus merelakan nilai salah satu mata kuliah menjadi ala kadarnya karena saya tidak bisa hadir dalam pengambilan nilai tugas besar.

Saat saya mulai berlari, tukang ojek yang berada di dekat gerbang komplek berteriak “Mas, bandara? Ojek aja, jauh ke dalemnya!”. Saya langsung naik ke motor dan tukang ojek melaju dengan kencang setelah saya bilang bahwa pesawat saya sebentar lagi terbang. Sesampainya di bandara, saya kembali berlari mencari pintu keberangkatan internasional. Rasanya sudah seperti menjadi peserta The Amazing Race yang harus berlari-lari di bandara agar tidak ketinggalan pesawat. Untungnya Bandara Husein Hastranegara tidak begitu besar sehingga dalam 15 menit saya sudah berada di ruang tunggu sambil mengatur nafas.

Pengumuman masuk pesawat kemudian terdengar dan saya berjalan menuju pesawat. Saya sangat senang namun deg-degan karena ini adalah pertama kalinya saya ke luar negeri sendirian. Ada juga rasa tidak percaya karena akhirnya saya bisa jalan-jalan ke negeri orang yang sudah lebih maju dibandingkan Indonesia. Rencananya, perjalanan perdana sendiri saya ini akan mendatangi negara yang tergolong maju di Asia, yakni Singapura dan Hong Kong.
Pesawat AirAsia yang mengantarkan saya ke Singapura


Thursday, August 14, 2014

Kisah Berburu Gunung Fuji

Ini rusa apa gunung, kok diburu?

Sebagai seorang pejalan yang paling demen mendatangi dan memandang serta berfoto di depan sesuatu yang khas dari destinasi yang sedang dikunjungi, tentu saja melihat Gunung Fuji is one of my to-do-list di Jepang. Jadilah itinerary dirancang sedemikian rupa sehingga dari 3 hari di Tokyo, 1 hari didedikasikan untuk daytrip melihat Gunung Fuji. Kenapa daytrip? Karena Fuji kalo diliat dari Tokyo itu susah, jadi lebih baik ke daerah yang emang deket sama Fuji. Orang-orang biasanya dateng ke Hakone atau Kawaguchiko. I decided to go with the latter karena alasan dari sana lebih bagus view-nya.
Contoh pemandangan Fuji dari Kawaguchiko (eh bener nggak?) (sumber)

Tapi seperti biasa, manusia hanya bisa berencana dan tiket murah Tuhan lah yang menentukan. Cerita singkatnya, gue kehabisan bis Willer Express dari Kyoto ke Tokyo dengan harga yang sesuai budget. Akhirnya gue cari cara lain biar bisa tetep masuk budget.

Berarti gue harus cari cara ekonomis buat liat Fuji. Tiba-tiba kepikiran "kenapa nggak liatnya dari pesawat? Kan dari Osaka ke Tokyo bakal ngelewatin Fuji. Pasti keliatan lah Fujinya". Dan setelah googling, bener aja emang bisa keliatan asal duduk di bagian yang tepat. Dengan beberapa pertimbangan dari segi budget, akhirnya gue mutusin buat naik pesawat aja. Kenapa? Kalo naik pesawat dan udah keliatan Fujinya, berarti gak perlu ke Kawaguchiko lagi. Lebih hemat itungannya, ini juga udah mempertimbangkan biaya ke dan dari airport. Bedanya emang gak sampe ¥1000 sih, tapi kayaknya belom banyak yang liat Fuji dari pesawat. Jadi boleh deh dicoba.

Friday, August 8, 2014

Merhaba Türkiye : Day 3&4 - Selçuk & Izmir

Introduction (part 2)
Day 0 - Departure and Layover in Kuala Lumpur
Day 1 - Rush in Doha and Turkey Journey Begins
Naik Hot Air Balloon di Cappadocia, Turkey!
Day 2 - Göreme
Day 3 - Pamukkale
Day 3&4 - Selçuk & Izmir
Day 4&5 - Istanbul

Minggu, 25 Mei 2014
Setibanya di Selçuk, gue dibangunin sama supir dan disuruh ngikutin 2 turis Jepang karena dia juga nginep di Urkmez Hotel. Saat mau turun dari mobil, Sofi ngasih bingkisan ke gue dan gue cukup terharu :”) Sayangnya gue nggak nyiapin apa-apa bahkan nggak kepikiran juga, jadi gue bilang maaf karena nggak bisa ngasih sesuatu ke dia. Kemudian turun dan mobil melanjutkan perjalanan buat cari hotel.
Di dalam bis menuju Selçuk

Urkmez Hotel nggak begitu jauh dari drop-off point. Selesai check-in, kita masuk kamar. Disini kamarnya jauh lebih sederhana dari hotel sebelumnya, tapi ini salah satu hotel yang masuk budget dengan rating di atas 8 di booking.com, jadi pilih ini sajalah. Disini istirahat sebentar, kemudian ke stasiun buat pesen tiket kereta.

Buat ke stasiun (bahasa Turki-nya: Gar) kereta dari hotel ini sangatlah mudah. Keluar hotel, belok kanan dan kemudian lurus saja. Nanti ketemu jalan raya, nyebrang, dan taraaaa sampe deh di stasiun. Stasiun Selçuk ini ternyata kecil juga ya, dan cuma ada 1 loket. Disitu gue bilang mau beli tiket buat besok dan si mbak-nya nunjuk ke kaca tanpa ngomong dan tanpa senyum. Judes banget :( Ternyata tiket kereta baru bisa dibeli di hari yang sama dengan keberangkatan.
Stasiun Selçuk

Kemudian kita duduk bentar di stasiun sambil nunggu maghrib, karena di seberang rel ada masjid. Solat disana ternyata nggak begitu rame pas magrib, kayaknya cuma 7 orang lah yang ikutan jama’ah. Kelar solat kita cari tempat makan, tapi karena nggak nemu yang pas akhirnya kita balik aja ke hotel buat tidur.

Senin, 26 Mei 2014
Bangun tidur jam setengah 6 ternyata kelaperan, dan sarapan masih jam 8. Akhirnya ubek-ubek tas karena Twix kemaren masih belom dimakan. Kemudian bebersih dan memutuskan buat jalan kaki keliling Selçuk. Udara pagi itu adeeeem banget dan langitnya biruuuu banget. Gini kali ya rasanya liburan di musim semi? Cuaca cerah dan menyenangkan, nggak kegerahan karena angin semilir, belom pohon sama bunga yang suka nongol di sekitar Selçuk.
Taman di Selçuk

Friday, August 1, 2014

Visa Jepang? GRATIS*!


Sebenernya post ini dibuat akhir Juni, tapi karena ini rahasia jadi baru di post setelah gue berada di Jepang.

*) hanya untuk mahasiswa S1 di Indonesia

Sebagai pemegang paspor biasa Indonesia, gue membutuhkan visa buat masuk ke Jepang. Sebenernya pada pertengahan Juni udah muncul berita bahwa warga Indonesia sudah dibebasin visanya buat masuk Jepang, dengan catetan paspornya sudah berbentuk e-passport yang pake chip. Berhubung paspor gue baru akan diperpanjang pada pertengahan tahun 2016, jadilah gue harus bikin visa. Lagipula peraturan bebas visa itu masih belum tau mulai kapan bakal diterapinnya, jadi marilah kita ngurus visa Jepangnya. Lagian kalo approved bisa dapet stiker visa yang ukurannya 1 halaman penuh, lumayan lah buat menuh-menuhin visa. Gratis juga kan visanya. LOH, GRATIS?! Iyadooong. Kenapa bisa? Mari dibaca lanjutannya.

Sunday, July 27, 2014

Di Tengah Krisis Celana Dalem

Alhamdulillah, kita sudah sampai di penghujung bulan Ramadhan. Semoga segala amal yang dilakukan mendapat balasan dan berkah dari Allah, aamiin. Selamat Hari Raya Idul Fitri! Mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan baik yang disengaja maupun tidak :) Ih, cheesy banget ya kalimatnya haha. Yaudahlah gapapa. Ngomong-ngomong, tumben nih udah hari gini di Path belom ada yang ngetag mohon maaf dan baru dapet 2 WhatsApp dan 1 sms minal aidin. Udah bukan jamannya lagi kali ya?

Umm selamat kedua ditujukan buat Amanda Rahmadhani yang sudah berubah namanya dan sekarang punya ekor menjadi Amanda Rahmadhani, S.Ds alias dia sudah wisuda dan lulus dari ITB!!! Selamat anakku, jagungtica, ukhti, sista, dan yang terpenting: devoted reader jambu!!! Saking devotednya dia sampe bikin ginian coba :')
Dibuat dalam rangka main-main waktu itu bareng Manda dan Pritta

JambuKebalik: A Fan Guide. Cocok banget ya jadi cover buku.

Ini yang paling bangke sih karena background-nya nyambung banget sama pakaian gue.
4 Negara, 5 Hari. Inspirasi dari trip Singapore-Malaysia-Hong Kong-Macau.
Terima kasih, Man!
Sebagai balasan sudah menjadi devoted reader, sebagian post ini didedikasikan buat Anda. Uwuwuwuwuw :3

Cerita dikit ah. ((DIKIT))

Friday, July 25, 2014

Merhaba Türkiye : Day 3 - Pamukkale

Introduction (part 2)
Day 0 - Departure and Layover in Kuala Lumpur
Day 1 - Rush in Doha and Turkey Journey Begins
Naik Hot Air Balloon di Cappadocia, Turkey!
Day 2 - Göreme
Day 3 - Pamukkale
Day 3&4 - Selçuk & Izmir
Day 4&5 - Istanbul

Minggu, 25 Mei 2014
Kurang lebih jam setengah 4 pagi saat kenek bis ngebangunin para penumpang yang bakal turun di Denizli. Sebelom berangkat dia emang udah nanyain tujuan akhir kita dan dicatet, biar bisa dibangunin pas udah sampe. Ngomong-ngomong, tampang kenek disana kalo dibawa ke Indonesia kayaknya bisa jadi bintang iklan deh.

Setelah bangun, gue nunggu sebentar sampe ada notification Subuh dari hp. Setelah ada, gue solat dan curi-curi merem lagi. Pas udah rada melek dan nggak tidur lagi, gue liatin Ayah baru mulai solat. Ternyata, bisnya udah sampe di Denizli. Ayah yang solatnya cukup lama bikin gue deg-degan karena keneknya mengoordinir penumpang yang harus turun disini. Dengan sedikit deg-degan, gue bilang ke Ayah yang lagi solat supaya solatnya dipercepat. Kan nggak lucu kalo udah melek tapi belom turun. Alhamdulillah Ayah kembali tidak khusyuk mendengar omongan gue dan dia mempercepat solatnya.
Di dalam bis
Kemudian kita buru-buru turun dan di luar ada beberapa shuttle dari Metro Turizm buat ke Pamukkale. Sempet chaos karena jumlah shuttlenya nggak bisa ngangkut semua penumpang yang butuh shuttle. Akhirnya yang belom masuk shuttle terpaksa berdiri, alhamdulillah gue dan ayah dapet duduk :) Nggak lama kok perjalanan dari Denizli ke Pamukkale, sekitar 30 menit aja. Setibanya di Pamukkale, kita di drop di sebuah travel agent yang partneran sama Metro Turizm. Yang udah punya reservasi hotel bakal langsung dianter ke hotel. Karena gue nggak punya, jadilah gue di drop di travel agent itu, bersama dengan 6 orang lainnya.

Singkat cerita, kita yang stranded disana menunggu pagi mulai diracunin sama orang travel. Sebagai traveler kere yang pelit, gue nggak mau banget ikutan tour karena mahal dan emang nggak suka juga sama tour-tour gitu. Rasanya nggak bebas aja karena selalu dibatesin waktu buat ngunjungin suatu tempat. Tapi enaknya tour ya udah tenang gausah mikirin apa-apa lagi, makan dan transport udah ditanggung. Paling tinggal mikirin kalo pengen jajan doang. Dari jam 5 pagi sampe jam 6 lewat gue terus ditawarin paket tour buat ke Traventine. 4 orang yang serombongan dari Korea udah langsung minta list hotel buat mereka istirahat. Sisa 2 orang lagi, yaitu gue-Ayah dan 2 orang lain.

Berdasarkan budgeting dan itinerary awal, dari sisi jadwal gue harus naik dolmus ke Denizli buat naik kereta ke Selçuk yang jam 4-an. Tapi gue masih mikir kalo gue nggak bakal lama-lama di Traventine, dan berharap bisa ngejar kereta yang jam 1-an—berarti harus udah selesai main di Traventine jam 12. Kemudian gue menjelaskan itu ke agentnya sebagai alesan gue buat nggak ikutan tour. Tapi agentnya malah sedikit ngetawain dan bilang “Gak mungkin kamu jam 12 selesai. Traventine baru buka jam 9, buat naik ke atas butuh 1 jam. Bolak-balik 2 jam. Belom kalo mau main ke Hierapolis. Nggak kekejar.”

Dari segi biaya juga kalo ikut tour diitung-itung agak overbudget. Gue nganggarin pengeluaran di Pamukkale sebesar 170 lira buat berdua udah termasuk makan, wisata, transport, dan tiket kereta ke Selçuk. Sementara travelnya nawarin paket seharga 140 lira buat berdua termasuk wisata, makan siang, bahkan sarapan di hotel punya sodaranya serta dibilang disana bisa pake kamar mandi buat bebersih. Ditambah tiket bis 50 lira berdua yang berangkat dari Pamukkale langsung ke Selçuk, jadi nggak perlu ke Denizli lagi—dan waktunya yang di-pas-in sama waktu selesai tour. Tempting banget sih emang karena selisih cuma 20 lira.

Ayah sepenuhnya ngasih keputusan ke gue. Gue nanya ke 2 orang lain itu yang ternyata orang Taiwan, dan mereka ambil paketnya. Karena gue perhatiin kayaknya Ayah udah sedikit capek setelah semaleman tidur di bis, jadi gue putusin buat ambil aja travelnya. Itung-itung biar Ayah sedikit istirahat juga. Selesai bayar, kita berempat dianterin ke hotel sodaranya buat bebersih dan sarapan.

Friday, July 4, 2014

Terima Kasih, Nek.


Nenek Husein,
Terima kasih banyak buat ketulusannya ke kakak selama ini.
Nenek udah baik banget ngurusin kakak selama ngekos.
Bahkan setelah kakak nggak ngekos dan main kesana Nenek tetep selalu baik.
Nenek juga sayang banget sama kakak, sampe kakak bingung gimana nanti cara balas budinya.
Sayangnya kakak belom sempet balas budi secara langsung buat Nenek, tapi Nenek udah pergi.

Terima kasih karena Nenek udah bikin kakak jadi seperti sekarang ini.
Terima kasih buat semua nasihat yang udah Nenek kasih.
Terima kasih buat semua doa yang udah Nenek ucapkan buat kakak.
Nenek akan selalu jadi bagian dalam penting hidup kakak.
Nek, tadi banyak yang doain Nenek di kosan, loh.
Nenek orang baik sih, jadi banyak yang dateng dan ngasih doa.

Nek, kakak sedih banget nih.
Baru pertama kalinya ngerasain kehilangan orang yang bener-bener berarti bagi kakak :'(
Tapi kakak udah ikhlas kok.
Maaf tadi terisak sampe nggak bener baca Yasin-nya.

Pokoknya yang tenang ya Nek disana.
Jangan berhenti tersenyum dan bikin yang disekitar Nenek bahagia saat liat Nenek ketawa.
Semoga nanti kakak bisa jadi orang yang selalu Nenek doain.
Sekali lagi, terima kasih banyak Nek atas semuanya.
Semoga nenek tenang dan diterima di sisi-Nya, aamiin.

p.s.: Kakak sayang banget sama Nenek. Maaf tadi nggak sempet bilang ini langsung ke Nenek.

Monday, June 30, 2014

Merhaba Türkiye : Day 2 - Göreme

Introduction (part 2)
Day 0 - Departure and Layover in Kuala Lumpur
Day 1 - Rush in Doha and Turkey Journey Begins
Naik Hot Air Balloon di Cappadocia, Turkey!
Day 2 - Göreme
Day 3 - Pamukkale
Day 3&4 - Selçuk & Izmir
Day 4&5 - Istanbul

Haloo gimana puasanya? Alhamdulillah ya lebaran 28 hari lagi. Semoga lancar terus puasanyaa! Sekarang mari dilanjutkan lagi cerita tentang Turkinya.

Sabtu, 24 Mei 2014
Dari jam 4 hingga jam 9 hari ini merupakan kegiatan naik balon udara yang sudah diceritakan disini. Hari ini juga merupakan hari wisuda SMA adek gue. Sayang sekali Ayah nggak bisa nemenin ke wisuda, jadi adek cuma berangkat sama Mama.

Setelah balik dari balon, kita balik kamar untuk mandi kemudian sarapan. Sarapannya di tempat yang sama dengan tadi pagi, sehingga menunya juga sama. Tapi karena tadi pagi baru sempet makan dikit, jadi sekarang saatnya nyobain semua makanan disini. Gaya awalnya sih gitu, tapi abis makan kue sepotong-dua potong juga langsung kekenyangan. Oh ya, disini gue cinta mati banget sama mesin yang bikin hot beveragesnya! Ada hot chocolate, hot milk chocolate, hot cappuccino, hot latte, dan banyak macem lainnya. Tinggal pencet aja deh pokoknya. Dan rasanya lebih enak daripada mesinnya 7-11.
Sarapan ronde 1
Selesai breakfast jam 10, dan balik lagi ke kamar buat goler-goler karena check-out jam 12. Rencana hari ini: gatau mau ngapain. Main attractionnya Göreme ya naik hot air balloon itu. Sebenernya ada juga sih kaya ke Göreme Open Air Museum, tapi karena viewnya sama aja kaya view dari balon, jadi kita nggak kesana. Kalo mau eksplor Göreme lebih dalam, bisa ikutan tour. Tour disini sama aja macemnya walaupun agentnya beda-beda. Ada red, green, dan blue (?) tour. Tapi tour yang paling murahnya aja udah 40 Euro (~Rp 650.000) per orang, dan tempatnya juga udah keliatan dari balon tapi emang bisa dilihat lebih dekat sih. Ayah sih ayo-ayo aja kalo mau tour, tapi guenya yang gak tega kalo ngeluarin uang buat hal yang nggak terlalu gimanaaa gitu (bingung sendiri bahasanya). Mending buat tempat wisata lain—atau sukur-sukur buat gue aja sini.

Friday, June 27, 2014

Review TV Series: Drama

Di tengah cerita perjalanan tentang Turki, gue mau menyelingi dengan menuliskan beberapa review tentang TV series yang bergenre drama. Setelah beberapa bulan lalu menuliskan review tentang TV series bergenre comedy yang pernah gue tonton, sekarang saatnya yang drama.

Gile ternyata banyak bener drama yang pernah gue tonton! Temanya pun beda-beda dan banyak dari tema itu yang seruuu banget makanya gue terus ngikutin. Ini gue pilihin 10 dulu drama yang gue bahas. Sisanya yaa kapan-kapan deh haha, banyak banget lagiaaan. Belom drama-drama yang udah tamat macem Breaking Bad, Lost, Prison Break, 24, etc etc. Gue sendiri lagi demen banget sama series-series yang berbau politics, crime, government, murder, dan semacamnya. Walaupun nontonnya juga sambil merem-merem, tapi seru deh pokoknya!

Beginilah review 10 series yang gue tonton

House of Cards
Theme: Politics
Status: Season 2 Done
House of Cards berkisah tentang seorang congressman bernama Frank Underwood. Awalnya dia dijanjiin buat jadi secretary of state, tapi kemudian nggak jadi. Mungkin karena dendam kali ya, jadi dia bertekad buat menyakiti (?) orang-orang yang bikin dia batal jadi secretary of state. Selain Frank, beberapa tokoh utama di series ini adalah istrinya, Claire Underwood, dan jurnalis cewek yang bernama Zoe. Awal pertemuan Zoe dan Frank ini mayan maksa sih—spoiler dikit—yakni dimana mereka sama-sama dateng ke sebuah acara, dan Frank ketangkep kamera ngeliatin pantatnya Zoe yang nyeplak dalemannya. Zoe kemudian blackmail Frank, dan minta Frank ngasih segala news di dalem pemerintahan. Dari sinilah semuanya mengalir. Silakan dinikmati sendiri. Yang jelas gue cukup kaget, scratch that, kaget banget pas nonton episode 1 season 2-nya.

Series ini juga ada bagian-bagian dimana Frank ngomong ke kamera, mirip sama Modern Family gitulah. Jadi kalo dia lagi ketemuan sama orang dan abis ngomong yang manis-manis, dia langsung ngomong pait ke kameranya. Personality Frank ini sebenernya jahat sih, tapi dia pinter dan mainnya bersih banget gue jadi salut sama dia. Gue juga demen karena bisa tau tingkah laku busuknya orang-orang di pemerintahan yang bener-bener ngelakuin apa saja demi mencapai yang mereka mau.

Sunday, June 22, 2014

Merhaba Türkiye : Day 1 - Rush in Doha and Turkey Journey Begins

Introduction (part 2)
Day 0 - Departure and Layover in Kuala Lumpur
Day 1 - Rush in Doha and Turkey Journey Begins
Naik Hot Air Balloon di Cappadocia, Turkey!
Day 2 - Göreme
Day 3 - Pamukkale
Day 3&4 - Selçuk & Izmir
Day 4&5 - Istanbul

Jumat, 23 Mei 2014
Setelah 1.5 jam menunggu dan berkali-kali celingak-celinguk ngeliatin udah ada antrian di counter check-in atau belum, akhirnya gue bangunin Ayah—yang alhamdulillah udah nggak ngorok karena tidurnya miring—buat check-in. Sesuai yang tertulis di webnya, kalo beli tiket langsung di qatarairways.com dan bayar pake credit card, harus dikasih liat credit cardnya. Mbak-mbak check-in telepon supervisor dan supervisornya ikutan bantuin ngecek juga, alhamdulillah semuanya lancar.

Dari jatah bagasi 60 kg total, kita cuma pake 15 kg. Sebenernya bisa cuma 10 kg sih kalo tas tenteng masuk kabin, kan lumayan tuh 50 kg bisa masukin adek gue ke bagasi biar ikut ke Turki. Bagasi kita juga dikasih tag Rapid Transfer karena jeda flightnya kurang dari 2 jam. Setelah itu dikasih tiket yang ditaro di semacem amplop. Kalo naik Qatar, amplop dan tag cabin bag bakal warna-warni. Kuning buat economy class yang transit, kuning dengan pinggiran orange buat economy class yang transitnya sebentar, biru buat yang tujuan akhirnya Doha, dan burgundy yang di business/first class. Boarding pass yang dikasih udah KL-Doha dan Doha-Istanbul, bagasi juga checked-in all the way through to Istanbul.
Ayah yang terus berharap tasnya nggak kenapa-kenapa
lesgooo
Sebelom menuju imigrasi, Ayah mau ke kamar mandi dulu. Selesai dari kamar mandi, dia bawa-bawa sikat gigi. Ternyata dia abis sikat gigi dan ternyata sikat giginya gapake odol, asal kesikat aja giginya. Kelar imigrasi, kita nungguin kereta karena gatenya dari satellite terminal. Terus Ayah tidur lagi sambil nungguin boarding.
Flight-flight dinihari itu
Tolong cepat dbuka gatenya... 
Sekitar jam 3 kurang, akhirnya boarding juga.
Doha bound!

Wednesday, June 18, 2014

Merhaba Türkiye : Day 0 - Departure and Layover in Kuala Lumpur

Introduction (part 1)
Introduction (part 2)
Day 0 - Departure and Layover in Kuala Lumpur
Day 1 - Rush in Doha and Turkey Journey Begins
Naik Hot Air Balloon di Cappadocia, Turkey!
Day 2 - Göreme

Kamis, 22 Mei 2014

Daaaan hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Setelah beberes dan taksinya dateng, kita berangkat dari rumah jam setengah 10 berhubung flightnya jam 1 siang. Setelah dadah-dadahan sama Mama dan Eja, kita masuk taksi dan menuju airport. Sekarang di deket rumah udah ada tol yang nyambung ke Tol Bandara, jadi cuma 40 menit udah sampe aja di bandara. Tapi ya tetep aja taksinya abis 100ribu lebih, belom termasuk ongkos tol.

Kita di drop di 2E dan nunggu counter check-innya buka. Setelah buka, kita check-in dan drop bagasi. Kemudian keluar lagi buat makan di HokBen. Kelar makan, imigrasi, solat, dan nungguin boarding. Alhamdulillah semuanya lancar, boarding dan push back juga cukup on time.
Check-in counter
See you Indonesia in 8 days!

Saturday, June 14, 2014

Naik Hot Air Balloon di Cappadocia, Turkey!

Introduction (part 1)
Introduction (part 2)
Day 0 - Departure and Layover in Kuala Lumpur
Day 1 - Rush in Doha and Turkey Journey Begins
Naik Hot Air Balloon di Cappadocia, Turkey!
Day 2 - Göreme
Day 3 - Pamukkale
Day 3&4 - Selçuk & Izmir
Day 4&5 - Istanbul

Seperti yang sudah dijanjikan sebelomnya, sekarang gue akan menceritakan pengalaman naik hot air balloon atau balon udara. Pertama-tama, kenapa sih mau naik balon udara sampe masuk bucket list? Simpel ajasih: setelah ngeliat foto pemandangan yang bisa diliat dari balon udara, terus ngarep buat ngeliat langsung juga. Abis pemandangannya seru bener kalo diliatin: kombinasi warna warni balon yang buanyaaaak, ditambah pemandangan sunrise (atau bisa juga pemandangan langit yang warnanya biru), sama landscape Cappadocia sendiri yang unik karena banyak chimney house atau cave house. Contohnya seperti ini.
Dari google. PASTI BANYAK EDITANNYA!!!!!

Oleh karena itu, pas dikasih kesempatan buat ke Turki dan perginya dibayarin sama Ayah, langsung minta sekalian buat naik balon udara. Gue sendiri sih entah kenapa nggak ada rasa dan pikiran takut sama sekali buat naik balon. Bahkan nggak pernah kepikiran buat takut. Sampe suatu saat pas sodara nanyain “Kamu berani naiknya? Aman nggak tuh balonnya?” dan jadi sedikit kepikiran. Ditambah beberapa minggu sebelom berangkat ada accident hot air balloon di US. Tapi dengan bismillah dan dengan milih operator yang udah punya reputasi baik, berdoa aja semua berjalan dengan lancar dan menyenangkan.
My own version :')

Mengingat kalo cuma punya waktu 1 hari di Göreme, maka gue berdoa biar di tanggal 24 pagi cuacanya cerah, nggak ujan dan anginnya nggak kenceng biar bisa terbang. Walaupun (kayaknya) jarang, tapi kalo cuacanya nggak memungkinkan, si balon nggak bakal terbang.

Sabtu, 24 Mei 2014

Gue bangun jam 4 lebih dikit, padahal ngeset alarm jam 4.30. Karena terlalu excited kali, ya? Semalem pas check-in dan setelah bayar 300 Euro buat naik balon, dikasih tau buat kumpul di ruang makan jam 5 pagi. Setelah bangun, gue solat dan gosok gigi. Terus bangunin Ayah buat solat. Subuh di Cappadocia — dan Turki in general — pas kemaren kesana adalah jam 4 kurang. Ayah sendiri mulai bergegas ke kamar mandi jam 4.30an dan lamaaaaa bener di dalem. Terus jam 5 kurang dikit dia baru mulai solat. Pas Ayah lagi solat, telepon kamar berdering dan kemudian gue angkat
“Do you want to fly?”
“Of course. I’ll head downstairs in a moment”
Kemudian gue ngomong ke Ayah yang lagi solat “Buruan, Yah udah disuruh turun nih” dan dia mempercepat solatnya. Hihi gak khusyuk nih solatnya :))

Monday, June 9, 2014

Merhaba Türkiye: Introduction (part 2)

Introduction (part 1)
Introduction (part 2)
Day 0 - Departure and Layover in Kuala Lumpur
Day 1 - Rush in Doha and Turkey Journey Begins
Naik Hot Air Balloon di Cappadocia, Turkey!
Day 2 - Göreme
Day 3 - Pamukkale
Day 3&4 - Selçuk & Izmir
Day 4&5 - Istanbul

Mari melanjutkan tentang persiapan liburan di Turki! Bagian sebelumnya bisa dibaca disini.

5. Visa Turki
Visa Turki — sejauh ini — adalah visa termudah yang pernah gue buat. Kenapa? Karena sekarang Turki sudah menggunakan sistem electronic visa atau eVisa, sehingga bikinnya cukup online saja dari rumah. Well, nggak harus dari rumah sih. Darimana aja deh intinya. Gimana bikinnya? Pertama siapin dulu berkas-berkas yang dibutuhin macem paspor atau KTP, siapa tau lupa identitas dirinya. Kedua, masuk ke websitenya, yakni https://www.evisa.gov.tr. Kemudian dari sana tinggal mengikuti saja alurnya yang sangat mudah itu. Isi kewarganegaraan, lalu isi tanggal masuk Turki. Masa berlaku visanya 6 bulan dengan izin tinggal maksimal 30 hari, single entry. Bikin visanya paling cepet 3 bulan sebelom kedatangan. Biayanya sekarang USD 45. Alhamdulillah gue udah bikin visa pas harganya naik, karena sebelum naik harganya cuma USD 25. Hihihi emang rejeki ya nggak kemana, lumayan 200.000 tuh selisihnya kalo gue kena harga yang baru.
Bentuk e-Visa nya

Bayar visanya pake credit card, tapi nanti pas di imigrasi nggak ditanyain kok credit card yang dipake buat bayar visa. Jadi kalo nggak punya credit card bisa minjem punya orang lain. Ngisi datanya yang bener aja, jangan sampe ada yang salah karena kalo salah jadi nggak valid visanya. Abis ngisi data dan submit, nanti bakal dapet email verifikasi. Klik approve aja nanti bakal muncul web page buat bayar visanya. Abis bayar dan kalo approved, bakal dapet email lagi yang isinya link buat download visanya. Jadi deh eVisa Turki-nya!

Di Airport, siapin paspor sama print-an visanya. Gue kurang tau bisa apa nggak kalo nggak di print. Buat jaga-jaga jadi diprint aja visanya. Nanti di imigrasi bakal dicap paspor dan visanya. Sedikit sedih sih karena dulu kalo sistemnya visa on arrival dapet stiker juga yang ditempel di visa. Sekarang jadinya cuma dapet cap biasa yang seharga USD 25 itu. Huff yasudahlah tidak apa-apa.

Friday, June 6, 2014

Merhaba Türkiye: Introduction (part 1)

Blue Mosque, Turkey

Introduction (part 1)
Introduction (part 2)
Day 0 - Departure and Layover in Kuala Lumpur
Day 1 - Rush in Doha and Turkey Journey Begins
Naik Hot Air Balloon di Cappadocia, Turkey!
Day 2 - Göreme
Day 3 - Pamukkale
Day 3&4 - Selçuk & Izmir
Day 4&5 - Istanbul

HALO!
Karena udah diprotes beberapa orang — 2 orang termasuk beberapa, kan? — akhirnya gue akan memberikan post baru di blog tercinta ini. Udah 1 bulan ya setelah post terakhir di publish. Pertama-tama, gue sedikit senang karena blog ini makin ramai setelah sedikit diotak-atik settingannya hihi (haus akan perhatian). Tapi yang comment dikit bener ya :( Kalian ngomong dong disini jangan beraninya di WhatsApp aja kalo komen. Hahaha canda canda. Dengan naiknya pageviews, aku sudah cukup senang kok karena ada yang baca :”) Terima kasih, guys!

Sekarang ceritanya lagi curi-curi bikin post nih di tempat kerja praktek. Tugas resmi buat hari ini udah selesai, jadi bisa leha-leha. Masih ada tugas tidak resmi sih, tapi yasudahlah nanti-nanti saja. Sekarang waktunya buat bikin post baruuu.

Post baru tentang jalan-jalan ke destinasi baru aja, gimana?

Okeee. Sekarang gue bakal menceritakan perjalanan gue kemaren yang dilakukan setelah menyelesaikan semester 6 di Teknik Fisika ITB yang sangat melelahkan pikiran karena semua pelajarannya bikin stress. Tapi alhamdulillah berkat doa mama dan ayah, dengan sangat ajaibnya IP bisa naik setelah beberapa semester turun dan stagnan. Eh banyak banget ya intro post kali ini. Okay, here we go!

Minggu lalu gue baru pulang dariii... TURKI!
Terima kasih kepada promo dari salah satu maskapai bintang 5 yang tergolong ajegile murahnya, gue bisa berangkat ke Turki dan mencheck-list lebih dari satu bucket list gue. Seperti biasa, kalo trip-trip gini diawali dengan postingan introduction yang isinya tentang persiapan gue sebelom akhirnya berangkat dan liburan di Turki. Semoga cerita tentang Turki ini tidak berakhir naas seperti cerita Brunei yang masih mandek di introduction. Mari didoakan.

Jadi, apa aja persiapan yang gue lakukan sebelom berangkat ke Turki?

Tuesday, May 6, 2014

7 Before 25

Post ini bakal terus di update kalo ada bucket list yang terselesaikan
Last update: January 15th, 2015
* * *

Of course.

Dalam hidup ini, ada baiknya jika yang kita lakuin punya tujuan. Dari pengalaman gue juga ada baiknya tujuan/target itu ditulis aja, biar kemungkinan kejadiannya lebih besar. Kalo bisa sekalian di post, biar banyak yang doain dan cepet kesampean. Hahaha gatau sih yang baca ini pada doain apa nggak :( Bisa juga kalo ditulis dan dibaca orang bikin gue jadi "wah udah dikasih tau ke orang nih, masa nggak kesampean sih?" Dan jadi lebih semangat buat ngejar target itu. Terbukti dari beberapa target yang akhirnya kejadian setelah di publish di blog ini, seperti ini dan ini dan ini.

Di post ini gue bakal ngasih tau target traveling gue. Didoain yaaa.

Jadi, apa target traveling gue? Buat gue sendiri, gue traveling lebih suka ke tempat yang emang well-known. Rasanya bangga aja kalo liat foto tempat yang udah pernah didatengin. Mmm ada sedikit bawaan tukang pamernya juga sih hahaha. Kalo foto di tempat yang well-known, enaknya pasti orang-orang langsung tau kalo itu tempatnya disana (?) Misalnya nih, gue foto depan Monas. Pasti orang tau kalo itu Monas jadi nggak usah banyak nanya. Kalo foto di pantai, kan banyak tuh pantai. Jadi ntar pasti orang nanya-nanya "ini dimana?" Eh, inisih emang guenya aja yang males ngejelasin ya mehehe maapin. Ini namanya pamer nggak ya? Mungkin iya sih, tapi kan gue pake uang sendiri (atau uang ayah atau mama) yang insyaAllah halal, jadi nggakpapa lah ya pamer-pamer gini :')

Taipei 101 from Elephant Hill, Taiwan (2013)

Jadi, apa target traveling gue? Iya, 1 paragraf di atas ternyata penjelasan ngalor ngidul aja. Target utama gue: 7 WONDER! Karena banyak versinya, gue ambil yang old (bukan ancient) 7 wonder yang selalu muncul di atlas-atlas yang rajin dibeli jaman SD dulu. Dan inilah tujuan (atau target?) jalan-jalan gue yang ingin dicapai sebelum berusia 25 tahun, which is 4.5 tahun lagi.