Di akhir perjalanan ke Tromso dan Lofoten, kami terbang dari
Narvik ke Stockholm (via Oslo) dengan Scandinavian Airlines (SAS) sebelum
pulang ke Indonesia via Doha dan Singapore. Karena beli tiketnya terpisah (SAS
dan Qatar Airways), supaya aman kami kasih jarak sekitar 7 jam dimana pesawat landing di
Stockholm jam 14.30 dan terbang ke Doha jam 21.30. Berhubung punya waktu transit yang
cukup lama juga jadinya kami buat rencana keliling Stockholm. Stockholm mahal,
btw. Walaupun cuma beberapa jam saja, kami menganggarkan hampir Rp1 juta per
orang selama di sana.
Hari kepulangan tiba. Kami berangkat jam 7 pagi dari Airbnb
yang terletak tidak jauh dari Narvik Airport. Semua berjalan lancar sampai kami
masuk ke pesawat. Tidak lama setelah semua penumpang masuk pesawat, pilot
mengumumkan kalau ada masalah di cockpit dan dia masih mencoba memperbaikinya. Beberapa
menit kemudian, pilot kembali kasih update kalau pesawat akan di dorong mundur
dari parkir. Setelah di dorong mundur, lagi-lagi diam dan tidak bergerak. Walaupun
kami belum terbang padahal sudah sekitar 30 menit dari jadwal awal berangkat, saya
masih tenang karena waktu transit di Oslo sekitar 2 jam. Jadilah saya baca-baca
in-flight magazine. Ketika lagi baca, pilot kembali bersuara namun kali ini
saya mendapatkan berita buruk. Kurang lebih update-nya adalah mesin pesawat
tidak bisa dinyalakan sepenuhnya, sehingga mesin di bagian kanan di bawah sayap
tidak bisa berfungsi. Dia sudah coba restart berkali-kali, termasuk dengan
panduan dari teknisi di Oslo, tapi tetap tidak berfungsi. Akhirnya dia
mengumumkan kalau penerbangan harus dibatalkan dan perlu menunggu teknisi dari Oslo
untuk mengecek langsung pesawatnya. Jeger!
Pesawat kembali didorong ke tempat parkir, kemudian semua
penumpang turun dan masuk ke terminal. Masing-masing penumpang diberikan voucher
makan senilai 150 NOK (~Rp 260.000). Saya langsung cari opsi pesawat ke
Stockholm. Nggak lucu kalo delay-nya kelamaan terus kami ketinggalan pulang
pesawat ke Indonesia. Cukup sekali aja saya beli tiket pesawat jarak jauh dihari H. Kemudian saya menemukan 3 kursi untuk tiba di Stockholm jam 6 sore
dengan SAS juga. Saya langsung ke ticketing counter untuk minta di secure kursi
tersebut untuk kami bertiga, sambil jelasin kalo saya punya tiket lanjutan ke
Indonesia. Sayangnya mereka bilang berhubung ini satu pesawat batal terbang,
jadi cuma pihak SAS di Oslo yang bisa mengatur penerbangan lanjutannya. Kecewa,
tapi saya langsung kirim message ke SAS lewat Twitter. Waktu saya ke Longyearbyen,
sempet ada issue dengan bagasi yang saya beli dan tim Twitter SAS tergolong responsif.
Kali ini mereka tetep responsif, tapi nggak membantu dan bilang cuma agent di
airport yang bisa rebook. Hadeeeh.