Tahun 2014 saya mengeluarkan tulisan 7 Before 25, berisi keinginan personal yang berhubungan dengan travel. Di saat banyak traveler menghindari yang namanya target maupun bucket list karena memegang prinsip ikut ke mana saja kaki melangkah, dengan sifat saya yang seperti ini rasanya susah untuk tidak punya target yang konkret.
Saya buat target dengat SMART framework -- specific, measurable, achievable, relevant, dan time-bound. Adanya elemen achievable membuat saya start small dulu waktu itu. Bucket list utama saya adalah ingin mengujungi 7 Wonders of the World sebelum berumur 25 tahun. Belum berani yang muluk-muluk yakni New 7 Wonders of the World karena 3 dari 7 terletak di Amerika Selatan yang sangat tidak terjangkau kantong mahasiswa. Alhamdulillah main bucket list saya saat itu tercapai 8 bulan setelah tulisan tersebut di publish, dengan kunjungan terakhir ke Taj Mahal di India.
Setelah sibuk skripsi, sidang, wisuda, dan akhirnya kerja, saya kepikiran untuk jalan-jalan lagi. Berhubung sudah punya pemasukan sendiri, setelah dihitung dengan sangat teliti ternyata Amerika Selatan bisa saya kunjungi. Maka dipilihlah Brazil dan Peru, untuk mengunjungi New 7 Wonders of the World keempat dan kelima – Christ the Redeemer di Rio de Janeiro dan Machu Picchu di Peru. Empat bulan setelahnya, saya kembali keluyuran dengan tujuan utama Petra di Jordan, New 7 Wonders of the World keenam.
Pulang dari liburan di Jordan (plus Nordic countries), tekad saya semakin bulat untuk segera menyelesaikan New 7 Wonders of the World. Berarti tempat terakhir yang perlu dikunjungi adalah Chichén Itzá di Mexico. Setelah lihat kalender tahun 2017, waktu yang memungkinkan untuk cuti adalah minggu ketiga Maret mumpung ada 1 hari libur. Pengennya sih April supaya bisa lebih lama karena bertebaran banget tanggal merahnya, tapi karena ada urusan kerjaan jadi nggak bisa deh.
Chichén Itzá, Yucatán Peninsula, Mexico
Saya buat target dengat SMART framework -- specific, measurable, achievable, relevant, dan time-bound. Adanya elemen achievable membuat saya start small dulu waktu itu. Bucket list utama saya adalah ingin mengujungi 7 Wonders of the World sebelum berumur 25 tahun. Belum berani yang muluk-muluk yakni New 7 Wonders of the World karena 3 dari 7 terletak di Amerika Selatan yang sangat tidak terjangkau kantong mahasiswa. Alhamdulillah main bucket list saya saat itu tercapai 8 bulan setelah tulisan tersebut di publish, dengan kunjungan terakhir ke Taj Mahal di India.
Setelah sibuk skripsi, sidang, wisuda, dan akhirnya kerja, saya kepikiran untuk jalan-jalan lagi. Berhubung sudah punya pemasukan sendiri, setelah dihitung dengan sangat teliti ternyata Amerika Selatan bisa saya kunjungi. Maka dipilihlah Brazil dan Peru, untuk mengunjungi New 7 Wonders of the World keempat dan kelima – Christ the Redeemer di Rio de Janeiro dan Machu Picchu di Peru. Empat bulan setelahnya, saya kembali keluyuran dengan tujuan utama Petra di Jordan, New 7 Wonders of the World keenam.
The Treasury, Petra, Jordan -- New 7 Wonders of the World keenam yang saya kunjungi
Pulang dari liburan di Jordan (plus Nordic countries), tekad saya semakin bulat untuk segera menyelesaikan New 7 Wonders of the World. Berarti tempat terakhir yang perlu dikunjungi adalah Chichén Itzá di Mexico. Setelah lihat kalender tahun 2017, waktu yang memungkinkan untuk cuti adalah minggu ketiga Maret mumpung ada 1 hari libur. Pengennya sih April supaya bisa lebih lama karena bertebaran banget tanggal merahnya, tapi karena ada urusan kerjaan jadi nggak bisa deh.
Visiting My Last New 7 Wonders of the World