Sunday, July 30, 2017

Completing New 7 Wonders of the World Visit: Introduction

Tahun 2014 saya mengeluarkan tulisan 7 Before 25, berisi keinginan personal yang berhubungan dengan travel. Di saat banyak traveler menghindari yang namanya target maupun bucket list karena memegang prinsip ikut ke mana saja kaki melangkah, dengan sifat saya yang seperti ini rasanya susah untuk tidak punya target yang konkret.

Chichén Itzá, Yucatán Peninsula, Mexico

Saya buat target dengat SMART framework -- specific, measurable, achievable, relevant, dan time-bound. Adanya elemen achievable membuat saya start small dulu waktu itu. Bucket list utama saya adalah ingin mengujungi 7 Wonders of the World sebelum berumur 25 tahun. Belum berani yang muluk-muluk yakni New 7 Wonders of the World karena 3 dari 7 terletak di Amerika Selatan yang sangat tidak terjangkau kantong mahasiswa. Alhamdulillah main bucket list saya saat itu tercapai 8 bulan setelah tulisan tersebut di publish, dengan kunjungan terakhir ke Taj Mahal di India.

Setelah sibuk skripsi, sidang, wisuda, dan akhirnya kerja, saya kepikiran untuk jalan-jalan lagi. Berhubung sudah punya pemasukan sendiri, setelah dihitung dengan sangat teliti ternyata Amerika Selatan bisa saya kunjungi. Maka dipilihlah Brazil dan Peru, untuk mengunjungi New 7 Wonders of the World keempat dan kelima – Christ the Redeemer di Rio de Janeiro dan Machu Picchu di Peru. Empat bulan setelahnya, saya kembali keluyuran dengan tujuan utama Petra di Jordan, New 7 Wonders of the World keenam.

The Treasury, Petra, Jordan -- New 7 Wonders of the World keenam yang saya kunjungi

Pulang dari liburan di Jordan (plus Nordic countries), tekad saya semakin bulat untuk segera menyelesaikan New 7 Wonders of the World. Berarti tempat terakhir yang perlu dikunjungi adalah Chichén Itzá di Mexico. Setelah lihat kalender tahun 2017, waktu yang memungkinkan untuk cuti adalah minggu ketiga Maret mumpung ada 1 hari libur. Pengennya sih April supaya bisa lebih lama karena bertebaran banget tanggal merahnya, tapi karena ada urusan kerjaan jadi nggak bisa deh.

Visiting My Last New 7 Wonders of the World

Wednesday, July 19, 2017

Staycation di The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan

Tahun 2017 ini Ayah merayakan ulang tahun ke 56. Sesuai dengan peraturan yang berlaku di kantornya, tahun ini merupakan tahun terakhir Ayah bekerja. Untuk membuat ulang tahun dan awal masa pensiun Ayah berkesan, saya memutuskan untuk memberikan sesuatu. Awalnya sih mau kasih barang, tapi sebenernya juga bingung apaan :)) Somehow yang kepikiran sepatu formal gitu, biar sekalian saya juga bisa pake berhubung ukuran kaki kita sama haha. Udah hunting dari bulan Maret lalu pas di Mexico dan Madrid, tapi belum nemu yang srek. Sekalinya nemu yang srek di internet, udah nggak ketemu lagi tokonya karena udah di boarding gate. Begitu ngecek barang yang sama di butiknya di Jakarta, masa harganya 3x lebih mahal?!


Setelah berpikir keras dan menerima kenyataan bahwa uang saya habis karena dipake liburan ke Eropa Tengah (cerita menyusul, janjii!), saya memutuskan untuk ngajak Ayah, Mama, dan Eja staycation di hotel. Kenapa staycation? Supaya Ayah bisa relax sejenak setelah lebih dari 30 tahun bekerja. Kenapa di hotel? Karena kalo Ayah di rumah sukanya beberes, jadi nggak bisa relax :( Selain itu saya ajak Mama dan Eja juga sebagai permintaan maaf sudah melarikan diri ke Eropa selama libur Lebaran. Basically to have family time di luar rumah lah ya. Timingnya juga pas karena hari Senin setelah staycation Eja harus mulai internship di Cilacap. So, the plan is to have staycation on Saturday, check-out on Sunday noon, drop Eja at Gambir Train Station, kemudian kembali ke realita haha.

Dalam perjalanan dari Bled (Slovenia) ke Vienna (Austria) yang memakan waktu sekitar 6 jam, saya connect ke wifi yang disediakan secara gratis di dalam kereta Railjet. Langsung deh buka Traveloka dan browsing hotel mana buat staycation. One thing for sure, mau hotel bintang 5 yang bagus sekalian biar memorable staycation-nya. Setelah lihat hasil pencarian, saya short list beberapa hotel: Four Seasons Jakarta, The Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan, Shangri-La Jakarta, Keraton at The Plaza, dan Mandarin Oriental Jakarta. Kayaknya kebanyakan baca One Mile at a Time (OMAAT) jadinya shortlist-nya hotel dari international chain semua :)) Setelah sibuk bandingin segala aspek, akhirnya saya menjatuhkan pilihan ke The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan dengan alasan bisa dapat kamar tipe Suite yang luasnya 110 meter persegi dengan harga yang mirip dibanding yang lain.

Traveloka dulu, staycation kemudian... *pake nada iklan* hahaha

Dengan pesen kamar tipe Suite, harga sudah termasuk sarapan dan Club Lounge access untuk 2 orang. Gak pake lama, langsung issued deh. Berhubung saya akan menginap dalam rangka merayakan ulang tahun, kalo baca OMAAT saya bisa request untuk dikasih semacem surprise di kamar. Oleh karena itu saya telepon pihak Ritz-Carlton dan ternyata memang mereka provide semacem ini. Jadi mereka minta data yang berulang tahun siapa dan ke berapa, minta dikirimin beberapa foto, serta menanyakan ada lagu spesial yang mau diputer apa nggak. Nice banget ya.

Hari Sabtu, 8 Juli 2017 kita berangkat ke Ritz-Carlton yang sesuai namanya, terletak di kawasan Mega Kuningan (FYI di Jakarta ada Ritz-Carlton lain, yakni di Pacific Place). Awalnya kita baru boleh check-in jam 3 sore, tapi setelah minta early check-in kita sudah boleh masuk kamar dari jam 12 siang. Well done, RC! Tapi emang sekeluarga lumayan rempong, akhirnya baru nyampe di Ritz-Carlton sekitar jam 2. Sesampainya di hotel, saya menuju lantai dasar untuk check-in.

The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan - Entrance

The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan - Lobby

The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan - Lobby