Thursday, April 29, 2021

Review: LATAM A319 Economy Class Cusco to Lima

Saya salah banget pesen taksi jam 9 padahal pesawat jam 12 siang, padahal jarak dari hostel ke bandara itu tidak terlalu jauh. Akhirnya kebanyakan bengongnya di bandara.



Ketika check-in saya kena random check oleh petugas bandara karena bagasi saya tidak bisa langsung masuk ke pesawat. Mereka bawa bagasi saya dan saya diminta mengikuti mereka ke suatu ruangan. Di dalam ruangan koper dan tas saya dibuka lalu dicek isinya satu per satu. Sambil mereka cek, saya diminta untuk isi sebuah formulir. Untungnya semua aman jadi saya dipersilakan untuk membereskan barang-barang dan melanjutkan perjalanan.



Thursday, April 22, 2021

Hari 8 - 9: Kembali ke Cusco

Karena capek banget setengah hari muterin Machu Picchu dan perjalanan kembali ke Cusco, saya sampai dibangunkan oleh supir taksi ketika sudah sampai di Pariwana Hostel Cusco. Untungnya proses check-in berjalan lancar sehingga saya bisa ke kamar. Berhubung belum lihat Cusco di malam hari, akhirnya saya keluar hostel sebentar untuk foto-foto di sekitar Plaza de Armas. Setelah itu balik ke hostel dan langsung tidur.




Keesokan paginya saya bangun jam 6 pagi lalu mandi dan siap-siap karena hari ini akan memulai perjalanan Panjang pulang ke Indonesia melalui Lima, Madrid, Barcelona, Doha, dan Singapore. Whew, sekitar 3 hari itu perjalanannya!

Thursday, April 15, 2021

Hari 8: Mengunjungi Machu Picchu

Saya bangun tidur jam 5 pagi lalu bersiap untuk menuju ke bus stop karena saya sudah pesan tiket bis ke gerbang Machu Picchu. Hostel menyediakan sarapan berupa sandwich dengan teh dan susu yang cukup untuk mengganjal perut. Saya memilih untuk duduk di dekat jendela dan melihat sungai yang mengalir di belakang hostel.

Tujuan utama di Peru: Machu Picchu!


Pukul 6 saya berangkat menuju bus stop yang tidak terlalu jauh dari hostel. Betapa kagetnya saya ketika melihat antrian yang sudah mengular. Saya sudah beli tiket bis untuk pergi-pulang secara online jadi tidak perlu antri dua kali (untuk beli tiket dan untuk naik bis). Walaupun antriannya panjang, untungnya bis datang dengan frekuensi yang tinggi jadi saya bisa masuk ke bis dalam 15 menit sejak tiba. Perjalanan menuju gerbang Machu Picchu memakan waktu sekitar 25 menit.




Pemerintah setempat memberikan kuota harian pengunjung Machu Picchu. Berdasarkan artikel yang saya baca di salah satu website, jika kuota habis kalian bisa juga mencoba peruntungan untuk mengunjungi kantor Machu Picchu yang terletak di Lima atau Cusco dan beli di sana jika ada pengunjung yang membatalkan atau menunda kunjungannya hari itu. Sayang banget kan udah jauh-jauh ke Peru dengan niat mengunjungi Machu Picchu namun nggak bisa masuk karena kehabisan tiket.


Thursday, April 8, 2021

Hari 7: Dari Cusco Ke Aguas Calientes dengan PeruRail

Setibanya di Bandara Cusco, saya menuju loket PeruRail untuk menukarkan tiket kereta ke dan dari Aguas Calientes. Dokumen yang diperlukan adalah paspor serta print out pembelian tiket.

Plaza de Armas, Cusco, Peru




Kemudian saya naik taksi menuju hostel di Cusco seharga PEN 16 (~Rp64.000) yang dipesan langsung ke hostel. Hostel yang saya pilih adala Pariwana Hostel Cusco. Berhubung banyak orang menjadikan Cusco sebagai titik transit sebelum menuju Machu Picchu, hostel menyediakan fasilitas untuk menitipkan barang-barang yang besar walaupun belum menginap di sana. Ini lah yang saya manfaatkan. Walaupun saya baru akan menginap keesokan harinya, saya bisa check-in dulu, menitipkan koper besar, lalu bawa tas kecil seperlunya saja untuk kebutuhan 1 malam di Aguas Calientes dan Machu Picchu.



Thursday, April 1, 2021

Hari 6 - 7: Menghabiskan Malam di Lima Airport dan Terbang Menuju Cusco dengan LATAM

Setibanya di Lima, saya dihadapkan dengan imigrasi yang cukup penuh. Ketika giliran saya, petugasnya harus cek di komputernya bahwa paspor Indonesia tidak perlu visa. Kemudian dia menanyakan durasi saya tinggal di Peru sebelum akhirnya memberikan cap masuk di paspor. Karena sudah diinfokan bahwa bagasi harus diambil ketika transit, jadilah saya ikut menunggu antrian bagasi.


Selesai dengan urusan bagasi dan custom, saya berada di arrival hall dan begitu lihat money changer langsung ngeh bahwa saya harus tukar uang. Berhubung saya nggak ke kota, jadi money changer di bandara merupakan satu-satunya tempat untuk mendapatkan Peruvian Sol (PEN). Kapok dengan yang terjadi di Rio, kali ini semua money changer saya datengin dari ujung ke ujung. Cek rate yang mereka pasang, bandingin dengan rate di google, lalu cek apakah ada biaya layanan. Setelah itu baru deh saya tuker US Dollar ke Peruvian Sol.
 
Bandara Lima ini nggak begitu besar, jadi lumayan garing juga muter-muternya. Karena tidak menemukan tempat yang enak buat tidur, saya memutuskan naik ke lantai 2 di mana terdapat food court. Untungnya malem itu food court tetap beroperasi dan mata saya tertuju dengan toko bernama Chinawok. Yess ada makanan Asia! Saya beli nasi goreng dengan ayam, ada lauk ikan juga dan pangsit goreng. Pangsitnya main diguyur kuah yang warnanya merah-pink gitu. Porsinya besar dan harganya 19.9 PEN (~Rp80.000).