Monday, May 23, 2022

Pengalaman Mengurus Visa Argentina (AVE) Secara Online

Visa Argentina merupakan salah satu visa yang menyeramkan kalau baca pengalaman travel blogger Indonesia. Trinity Traveler gagal mendapatkan visa Argentina dalam rangka perjalanan keliling dunianya, begitu juga dengan PergiDulu meskipun peraturannya sudah berubah dan seharusnya lebih mudah.

Perito Moreno Glacier, El Calafate, Argentina

Sejak beberapa tahun lalu, visa Argentina memiliki cara pengajuan yang lebih mudah namun dengan syarat tertentu. Jika kalian memiliki visa Amerika Serikat tipe B2/ J / B1 / O / P (P1-P2-P3) / E / H-1B yang masih berlaku dan sudah dipakai dalam 2 tahun terakhir, visa Argentina bisa diajukan secara online. Nama visanya adalah Autorización de Viaje Electrónica (AVE) atau Electronic Travel Authorization. Karena saya punya visa US tipe B1/B2 yang masih valid dan pernah dipakai dalam dua tahun terakhir, jadi saya bisa apply melalui jalur online. Kalau baca beberapa source katanya multiple entry visa Schengen juga eligible, namun nggak ada di PDF berikut.

Info awal yang saya dapatkan biaya untuk mengurus AVE adalah USD50, jauh lebih murah dibanding mengurus via kedutaan di Jakarta seharga USD150. Namun betapa kagetnya saya ketika memasukkan data awal seperti jenis visa yang mau diajukan dan kewarganegaraan, biaya yang muncul adalah USD200. Saya cari info di website atau forum namun sayangnya tidak ditemukan. Akhirnya saya kirim email ke bagian yang biasa urus AVE dan dikatakan harga yang muncul sudah sesuai. Email-nya adalah ave@migraciones.gob.ar.

Monday, May 16, 2022

Perjalanan ke Antartika: Tips Memilih Cruise

Walaupun biasanya mahal dan murah itu relatif, liburan ke Antartika itu sepertinya mutlak mahalnya haha. Oleh karena itu cara paling mudah dan murah untuk menginjakkan kaki di Antartika adalah bergabung dengan sebuah cruise/ expedition dan berangkat dengan naik kapal. Ada opsi mendarat dengan pesawat di Antartika tapi harganya bikin geleng kepala.
 
Berikut adalah hal-hal yang saya pertimbangkan dalam memilih cruise/ ekspedisi yang akan membawa saya ke Antartika.


Titik Keberangkatan
Pertama kali saya tau ada tempat yang namanya Ushuaia di Argentina adalah ketika menonton The Amazing Race season 11 dan tempat ini digadang-gadang sebagai kota yang terletak di paling selatan dunia. Beberapa waktu kemudian saya tau bahwa karena lokasinya, kota ini menjadi titik keberangkatan menuju Antarctica Peninsula yang paling populer dan memiliki pilihan paling paket perjalanan yang beragam.
 
Berhubung ketika pertama kali merencanakan perjalanan ke Amerika Selatan di tahun 2016 dulu saya membaca informasi bahwa mengurus visa Argentina itu sangat susah, saya memiliki tekad untuk datang ke Ushuaia ketika suatu saat nanti. Oleh karena itu ketika mulai berencana ingin ke Antartika, keberangkatan dari Ushuaia menjadi pertimbangan saya yang pertama.

Keberangkatan dari Ushuaia

Monday, May 9, 2022

Perjalanan ke Antartika: Why and Why Now?

Menurut saya sesuatu dalam hidup akan lebih terarah ketika ada target. Selain itu, target yang selalu bertambah juga bisa menjadi semacam penanda perkembangan diri sendiri. Hal ini termasuk ketika bicara tentang perjalanan, bahkan liburan. Dimulai dari awal saya solo traveling, saya pasti selalu menyiapkan daftar apa saja yang perlu dilihat dalam perjalanan tersebut, walaupun emang makin ke sini makin simpel daftarnya. Awalnya saya bisa bikin itinerary perjalanan sampai ke menit dan disiapkan jauh-jauh hari, namun sekarang saya cukup memiliki daftar mau ke tempat apa aja dan dibuatnya pun kadang ketika sudah tiba di tujuan.

Merenung bersama Gentoo penguin

Target inilah yang membuat perjalanan saya lebih terarah. Saya tau saya harus ke mana, apa yang harus dipersiapkan, dan bahkan kapan ingin target tersebut tercapai. Kalo berdasarkan ilmu pembuatan target, saya menggunkaan kaidah SMART yakni specific, measurable, achievable, relevant, dan timely. Target perjalanan saya awalnya adalah tempat yang harus dikunjungi ketika liburan di Thailand di tahun 2013, lalu “berkembang” menjadi mengunjungi negara-negara Asia Timur, semakin tumbuh menjadi mengujungi tujuh keajaiban dunia versi ala-ala (haha penjelasannya ada di sini), dan target terakhir saya adalah mengunjungi tujuh keajaiban dunia versi resmi.
 
Setelah mengunjungi Chichen Itza di Meksiko, target perjalanan saya bisa dikatakan sudah tidak ada lagi. Sebenarnya ada beberapa hal yang “nice to have”, tapi saya takut menjadikan target untuk sesuatu yang sepertinya tidak realistis atau terlalu jauh/ lama dicapainya. Saya sudah sangat bahagia dengan bisa mengunjungi ketujuh New Wonders of The World pada usia 23 tahun, 2 tahun lebih awal dari target saya. Saya merasa target-target “nice to have” tersebut akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dicapai dan saya tidak nyaman memiliki target yang jangka waktunya terlalu panjang, apalagi untuk sesuatu yang tersier seperti liburan atau perjalanan.