Thursday, May 31, 2018

Panduan Perjalanan ke Siem Reap, Kamboja

Setelah gagal ke Kamboja (serta Malaysia, Myanmar, dan Vietnam) di tahun 2013 lalu karena tiba-tiba homesick pas mau berangkat, negara ini menjadi tujuan berikutnya setelah saya selesai mengunjungi New 7 Wonders ofthe World. Tujuan utamanya adalah Angkor Wat yang terletak di kota Siem Reap. Kompleks candi peninggalan abad ke-12 ini merupakan salah satu tempat UNESCO World Heritage Site dan merupakan destinasi nomor 1 yang paling sering dikunjungi wisatawan versi TripAdvisor. Kenapa baru sekarang berangkatnya? Karena udah diniatin baru mau ke sini kalo ada temennya berhubung mesti sewa tuk-tuk untuk keliling dan nggak mau bayar sendiri. Pelit banget :p

Faces at Angkor Thom

Setelah 2x bikin janji dengan orang yang berbeda namun berakhir wacana, temen terakhir yang saya lempar wacana ke Siem Reap ternyata sangat bersemangat ke sini. Saya melempar wacana di awal bulan Desember, kemudian dia sering banget follow-up untuk beli tiket. Akhirnya pada awal Januari kami beli tiket. Horee jadi juga ke Angkor Wat! Saya berangkat dengan Ojan, temen kos saat kuliah di Bandung.

Angkor Wat

ITINERARY
Hari 0: Jakarta – Kuala Lumpur
Berangkat malam hari dari Jakarta setelah selesai bekerja. Setibanya di KLIA, saya naik kereta ke klia2 kemudian menginap di Capsule Hotel klia2 berhubung pesawat ke Siem Reap terbang besok pagi.

Saturday, May 26, 2018

Pengalaman Ketinggalan Bagasi dan Panduan Menyelesaikannya

Setibanya di Helsinki Airport setelah perjalanan 7 jam dari Amman (termasuk transit di Kiev selama 2 jam), saya melangkah ke bagian imigrasi. Sudah nggak sabar untuk menginjakkan kaki di Finlandia dan Scandinavia, termasuk Longyearbyen yang udaranya sejuk setelah panas-panasan selama di Jordan.

Copenhagen, salah satu tujuan liburan

Walaupun hanya pesawat kami yang tiba di Helsinki pada waktu tersebut, tapi antrian imigrasi berjalan sangat lambat. Sepengamatan saya sih karena petugasnya bertanya detail ke masing-masing pengunjung. Sekitar 3 orang nggak langsung diizinkan masuk, melainkan mesti ke ruangan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Butuh waktu sekitar 30 menit bagi saya yang berdiri di antrian bagian belakang untuk menyelesaikan proses imigrasi dan melangkah ke area pengambilan bagasi.

Setibanya di sana, layar di belt bagasi saya udah menunjukkan “LAST BAG” tapi belum ada bagasi saya di conveyor belt. Belt-nya masih bergerak, tapi sudah tidak ada bagasi lain yang keluar. Hingga akhirnya belt berhenti dan bagasi saya masih tidak nampak.

Helsinki Airport Baggage Hall

Wow, oke. Saya dalam perjalanan menuju Longyearbyen yang terletak di lingkar kutub utara dengan suhu berkisar -3 derajat sampai 5 derajat Celcius namun bagasi saya yang berisi semua pakaian musim dingin saya tidak ikut tiba bersamaan dengan saya di Helsinki. Butuh beberapa saat untuk memroses ini semua. Drama banget :p

Apa yang harus dilakukan saat ketinggalan bagasi?

1. Melapor ke petugas lost luggage di baggage claim area

Tidak jauh dari conveyor belt, saya dan satu penumpang lain dari Tel Aviv mendatangi counter lost luggage untuk melapor bahwa bagasi kami tidak terangkut. Sebenernya saya sempet memikirkan kemungkinan bagasi saya tidak sengaja terbawa oleh penumpang lain, tapi karena semua bagasi sudah diambil oleh masing-masing penumpang, kemungkinan bagasi tertukar ini menjadi kecil. Oleh karena itu saya melapor ke petugas terlebih dahulu untuk mendapatkan surat keterangan ketinggalan bagasi dari maskapai/ baggage handler.

Surat keterangan dari baggage handler, Swissport

Tuesday, May 15, 2018

Liburan di Polandia dan Negara Baltik (Lithuania, Latvia, Estonia)

Walaupun udah bertekad mau mengurangi jumlah liburan di tahun 2017, begitu selesai liburan di Eropa Tengah, saya malah cari tiket untuk liburan lagi. Kenapa? Karena saya inget punya Qcredits yang bisa dipakai untuk upgrade tiket Qatar Airways dari economy ke business class.

Seperti yang saya jelaskan di tulisan sebelumnya, sebaiknya Qcredits sebanyak 40 digunakan untuk upgrade tiket sekali jalan dari Asia ke Eropa atau sebaliknya, atau dari Doha ke US dan Australia. Berhubung nggak mau ribet urus visa lagi, saya pilih Eropa. Kemudian saya cari rute mana di Eropa yang harga tiketnya murah dan tersedia kursi untuk upgrade ke business class. Setelah memastikan kalo tersedia kursi upgrade di rute Helsinki – Doha dan Doha – Jakarta, saya cari-cari mau masuk Eropa dari negara mana.

Long story short, saya memutuskan untuk masuk dari Warsaw dan liburan ke Polandia dan negara Baltik (Lithuania, Latvia, dan Estonia). Tiket ke Warsaw yang murah hanya tersedia untuk berangkat dari Bangkok atau Hanoi. Berhubung saya belum pernah ke Hanoi, jadilah sekalian mampir ke sana untuk transit sekitar 8 jam.

Wroclaw's Rynek (Market Square) View from St. Elizabeth's Church Tower

Itinerary
Day 0: Jakarta – Kuala Lumpur
Dari Jakarta ke Kuala Lumpur naik Malaysia Airlines. Walaupun tiketnya di kelas termurah dan nggak dapet miles ke frequent flyer program Qatar Airways, saya masih bisa dapet elite perks berupa priority check-in, lounge, dan sebagainya. Berhubung penerbangan ke Hanoi baru besok pagi, saya memutuskan untuk menginap di Capsule by Container Hotel klia2.

Capsule Hotel klia2

Sunday, May 6, 2018

Manfaat Memiliki Elite Frequent Flyer Status: Qatar Airways Privilege Club

Tanggal 28 Maret lalu saya dapet email dari Qatar Airways Privilege Club kalau Gold membership saya berhasil diperpanjang setahun ke depan. Horeee! Berhubung sudah beberapa orang tanya gimana cara saya terlihat gegayaan masuk-keluar lounge padahal naik pesawat kelas ekonomi (#pencitraan), berikut saya share beberapa manfaat memiliki elite status sebuah maskapai karena lounge access adalah salah satu manfaatnya.

Berhubung saya cuma punya pengalaman punya elite status di Qatar Airways, cuma ini yang saya bisa share.

Tulisan ini akan saya bagi menjadi 4 bagian:
  • Manfaat elite status dari maskapai Qatar Airways
  • Manfaat dari aliansi/ alliance oneworld (alliance-nya Qatar Airways)
  • Cara untuk memiliki elite status sebuah maskapai (spesifiknya Qatar Airways Privilege Club)
  • Apakah perlu memiliki elite status suatu maskapai
Qatar Airways Privilege Club Gold, Silver, and Burgundy Membership Card

Manfaat Elite Status dari Qatar Airways Privilege Club (QRPC)
Membership program Qatar Airways yang bernama Privilege Club memiliki 4 tier atau level. Dari level bawah ke paling atas, yakni: burgundy, silver, gold, dan platinum. Level burgundy punya benefit yang minim (malah kayaknya hampir nggak ada) berhubung hanya cukup sign up programnya, sementara platinum punya benefit yang paling lengkap. Mari bahas benefitnya satu-satu.

1. Tier bonus
Setelah terbang, kamu akan dapet miles yang besarnya sesuai kelas dan subkelas terbang. Kelas yang dimaksud adalah economy, business, dan first class. Sementara subkelas contohnya economy promo, economy saver, economy value, dan economy flexi. Semakin mahal tiket kamu, biasanya semakin banyak miles yang bakal didapatkan. Kenapa saya bilang biasanya? Karena ada masa-masa di mana harga tiket business promo lebih murah dari economy flexi tapi miles yang didapatkan lebih banyak, karena pada dasarnya earning rate miles first class > business class > economy class. Untuk Qatar Airways sendiri earning rate masing-masing subclass adalah sebagai berikut:

Qmiles earning rate

Percentage di tabel adalah persen dari jarak terbang.

Contoh lebih jelasnya gini. Misalnya kamu beli tiket Jakarta – Paris PP di kelas ekonomi promo (subclass O). Berarti total miles yang kamu dapatkan adalah 25% dari jarak Jakarta – Doha – Paris – Doha – Jakarta, which is sekitar 3,692 miles. Pusing ngitungnya? QRPC udah siapin QCalculator, kalkulator buat ngitung berapa miles yang kamu dapetin.

Qmiles earning Jakarta — Paris round-trip