Shanghai Skyline
Ke Beijing tapi nggak sekalian ke Shanghai rasanya kurang, ya. Karena visa China yang mahalnya keterlaluan — Rp 540.000, single entry dan pengurusan standar, makanya dua kota besar di China ini harus didatengin dalam waktu yang sempit. Sebenernya masih ada kota lain yang nggak kalah kerennya, kaya Xi'an, Guilin, dan lainnya. Tapi kalo 3 hari didatengin semua, bisa nangis nanti tabungan gue.
Di Shanghai ada apa aja? Shanghai ini tergolong kota modernnya China. Tempat wisatanya nggak sebanyak dan nggak se-touristy Beijing. Lho, terus ngapain ke Shanghai? Tentu saja buat ngeliat dan foto di skyline-nya Shanghai yang terkenal itu. Nggak beda jauh sama Hong Kong yang punya IFC Tower sebagai bangunan yang outstanding di skylinenya, di Shanghai ada Oriental Pearl TV Tower yang bikin khas dan pas ngeliat bangunan itu langsung "Oh, Shanghai!" Jadi, ngeliat dan foto disana jadi to-do-list nomer 1 gue. Selain itu pengen juga ngeliat daerah The Bund yang bangunannya nuansa Eropa klasik (saelah sok Eropa bener padahal belom pernah kesana). Nanjing Road juga harus didatengin kalo ke Shanghai karena ini pedestrian street yang kanan kirinya toko belanjaan semua. Terakhir – walaupun mungkin nggak penting bagi kalian tapi mayan penting buat gue – adalah ngedatengin Apple Store yang ada di Shanghai. Sebenernya masih ada tempat yang rame oleh turis seperti YuYuan Garden dan sebuah landmark buat Shanghai Expo 2010, tapi gue nggak terlalu minat kesana. Oh ya!! Gue juga ngebet banget buat ngerasain Maglev yang menghubungkan PuDong Airport dan Longyang Rd. Metro Station.
Demi menyelesaikan semua to-do-list itu dalam waktu hanya 7 jam, gue harus bikin itinerary serapi mungkin so nothing can go wrong. Nggak ada waktu buat nyari-nyari tempat apalagi buat nyasar. Mulai dari nyatetin cara naik Metro dan harus keluar dari exit berapa, sampe ngeprint peta Apple Store yang di Shanghai karena takut nggak bisa dicari di CityMaps2Go. Saat orang-orang bilang kalo transit 7 jam mendingan di airport aja, gue memberanikan diri buat explore Shanghai semaksimal mungkin. Enough with the intro. So, here we go!