Saturday, April 12, 2025

Pengalaman Buruk Transit Pesawat Beda Terminal di Bandara Jeddah

Jarang banget nge-blog kejadian yang baru terjadi, tapi karena kesel jadi semangat nulisnya. Walaupun sebenernya keselnya belom di level kejadian di salah satu liburan tahun lalu yang awalnya udah niat banget nulis tapi saking emosinya jadi nggak tertuang ke tulisan, plus setelahnya liburannya menyenangkan jadi udah terobati. So, here goes.

Libur Lebaran kemarin saya sekeluarga pergi ke London supaya bisa liburan bareng Eja serta istri dan anaknya, juga bersama keluarga istrinya. Rame! Karena tiket pulang dari London mahal, jadilah saya mampir ke Kairo, Mesir dulu supaya Ayah dan Mama bisa lihat piramida. Untuk pulang ke Jakarta saya beli tiket paling murah yang tersedia dan alhamdulillah-nya paling nyaman karena cukup 1 kali transit. Tiketnya adalah naik Saudia dari Kairo ke Jeddah lanjut naik Garuda Indonesia dari Jeddah ke Jakarta.


Saya sudah tahu kalau Saudia dan Garuda Indonesia beroperasi dari terminal yang berbeda di Jeddah. Saudia beroperasi dari Terminal 1, sementara Garuda Indonesia beroperasi dari Terminal Haji. Berdasarkan info yang tertulis di tempat saya beli tiket, sudah ada info bahwa bagasi tidak perlu diambil ketika transit. Namun saya masih harus cari tahu apakah saya perlu visa untuk transit beda terminal. Berdasarkan cerita pengalaman cukup baru (tahun 2024) yang saya dapat dari forum FlyerTalk, ada beberapa orang yang bilang proses pindah terminal bisa dilakukan airside sehingga tidak perlu visa namun memang prosesnya lebih panjang dari proses transit biasa. Aman berarti, sehingga saya beli tiketnya.

Ketika beli tiket, ada 2 pilihan durasi transit yang tersedia: 1,5 jam atau 7,5 jam. Berhubung saya nggak bisa ketinggalan pesawat dari Jeddah ke Jakarta, supaya aman saya pilih yang transit 7,5 jam. Bakal garing di bandara apalagi Terminal Haji di Jeddah seinget saya situasinya lebih tidak kondusif dibanding Terminal 1, tapi seenggaknya lebih tenang. Kalo ternyata ada masalah, entah pesawat dari Kairo delay atau proses pindah terminal tidak mulus, saya punya buffer waktu.

Dari hotel di Kairo kami bangun jam 2 pagi untuk siap-siap karena perlu check-in jam 3.30. Proses check-in lancar dan bagasi diberikan tag langsung ke Jakarta. Ada satu hal yang bikin saya panik berminggu-minggu tapi alhamdulillah nggak bermasalah sama sekali. Bakal saya jelasin di akhir tulisan.

Kita nunggu pesawat dengan ngantuk dan laper karena nggak sempet sarapan dan di bandara entah kenapa toko pada buka cuma nggak pada bisa dibeli. Untung nemu 1 kafe jadi kita beli pastries dan fruit salad.

Bandara Kairo Terminal 2


Penerbangan dari Kairo ke Jeddah berjalan dengan sangat lancar dan pesawat mendarat jam 8.45 pagi, sedikit lebih cepat dari jadwal.

Saudia A330-300

Berhubung kita duduk di bagian depan, jadi jam 9.10 kita udah tiba di transfer desk. Saya kasih boarding pass lanjutan yang sudah dicetak di Kairo dan petugas tau kalau kita harus pindah ke Terminal Haji. Kita diminta untuk duduk di area dekat meja transfer. Suasana di transfer area sepi karena kebanyakan penumpang destinasinya Jeddah.

Suasana transfer desk di Jeddah Airport Terminal 1 yang cuma ada 4 kursi

Berdasarkan cerita pengalaman di forum, dia menunggu di transfer desk selama 30 menit. Tiga puluh menit berlalu namun gak ada kabar apa-apa. Saya sempet nanya petugas tapi dibilang untuk nunggu dulu. Karena ini area kedatangan, jadi nggak ada apa-apa. Toilet pun nggak keliatan, tapi untungnya ternyata ada walaupun perlu jalan sedikit. Wifi masih sama aja dengan sebelumnya waktu saya di Jeddah Airport: gak bisa terhubung karena diminta OTP yang gak dateng-dateng dan setelah googling katanya cuma bisa kirim OTP ke nomor Saudi Arabia.

Satu jam berlalu, dua jam berlalu, hingga waktu solat Zuhur tiba masih tetep belum ada kabar. Saya bawa buku bacaan sisa halamannya sedikit dikit jadi nggak lama baca udah selesai. Kita nanya solat Zuhur di mana dan diarahkan ke pojokan yang ada karpet sajadah. 

Sekitar jam 12.30, setelah menunggu hampir 3,5 jam, petugas menginfokan untuk bergegas. Kita perlu melalui security check seperti penumpang transit dan berjalan ke area keberangkatan Terminal 1. Petugas berjalan ke dekat gate 30 lalu turun dan mendatangi gate 30C di mana bis sudah menunggu. Kita bertiga naik bis ke Terminal Haji. Bisnya bagus, kayaknya untuk penumpang business class.


Berniq Airways -- had to google to find out that this is a Libyan carrier

Perjalanan dari Terminal 1 ke Terminal Haji ditempuh dalam waktu 15 menit. Ketika tiba kita nggak bisa langsung turun dari bis karena harus nunggu petugas dulu. Nunggunya nggak lama dan jam 1 siang kita diminta untuk duduk di area kedatangan penumpang yang turun pesawat menggunakan bis.

Area menunggu di Terminal Haji bandara Jeddah

Lagi-lagi nunggu di tempat yang nggak ada apa-apa. Udah laper banget ini karena nggak sarapan dan cuma makan di pesawat yang ala kadarnya. Mama yang sedikit ngerti Bahasa Arab sempet denger petugasnya ngomong bahwa karena pesawatnya masih lama, jadi diminta untuk nunggu di sini dulu.

Kalo emang bisa transit beda terminal di Jeddah, heran banget kenapa nggak langsung dipindahin ke departure area aja kan jatuhnya udah bakal jadi “penumpang yang siap terbang”. Dari info yang saya baca begitu tiba di terminal Haji bakal ada petugas Garuda yang ngurusin. Jadi saya mikirnya mungkin karena belum ada petugas dari Garuda karena belum waktu check-in (pesawat jadwal jam 16.35, check-in biasanya 3 jam sebelumnya). 

Jam 2 yang seharusnya check-in Garuda sudah mulai tapi masih belum ada info. Karena udah laper banget dan kalo telat makan jaminan sakit, saya datengin ke salah satu petugas bandara yang lagi ngobrol sama petugas security bandara. Dengan bantuan google translate, saya diinfokan bahwa tidak boleh keluar area tersebut dan baru akan lanjut prosesnya jam 3.30. Astaghfirullah! Sebagai info, di boarding pass tertulis waktu boarding adalah jam 3.50.

Sayangnya nggak ada pilihan lain selain nunggu. Kalau saya sendirian sih mungkin nggak akan begitu masalah, tapi kasian banget sama Ayah dan Mama yang mesti ikutan capek nunggu lama, makan juga nggak jelas. Untung Ayah dan Mama bawa biskuit dan nastar Lebaran jadi ada yang bisa dicemil. Saya sendiri untung aja bawa fruit salad yang dibeli tadi pagi di Kairo.

Kemudian kita didatangi petugas security dan diberikan tiga botol air mineral. Terima kasih, tapi kita lapeerrr!


Sekitar jam 3.35 sore ada petugas bandara yang menjemput. Akhirnya! Kita jalan ngikutin namun ternyata cuma pindah ke ruangan sebelah. Bikin emosi! Sebelum masuk kami perlu security check dengan melewati mesin x-ray. Disuruh duduk lagi di ruangan yang cuma ada kita bertiga dan diinfokan untuk nunggu 15 menit.

Cuma pindah tempat nunggu...

Lima belas menit berlalu dan nggak ada kabar. Karena udah jam boarding yakni jam 3.50, saya mendatangi petugas yang nungguin mesin x-ray untuk mendapatkan kejelasan. Sayangnya dia gak bisa Bahasa Inggris dan cuma bisa bilang “wait, wait”. Begitu petugas lain datang, saya langsung tanya dan sama aja, cuma disuruh nunggu.

Karena udah makin mepet dengan jam terbang, tebakan saya adalah kita bakal langsung diantarkan pesawat. Petugas juga terlihat berdiri dekat jendela dan melihat keluar sambil teleponan. Saya asumsikan lagi cari bis.

Sepuluh menit setelah jam boarding, saya buka website bandara Jeddah dan status penerbangan Garuda masih “check in”, bukan “boarding” kayak flight lain yang masuk jam boarding. Aduh, masa telat flight-nya?!


Jam 4.15 pas saya refresh page langsung shock begitu lihat status flight saya berubah jadi “last call”. Langsung saya samperin petugas dan tetep aja dibilang “wait, wait” tanpa penjelasan tambahan. Ayah dan Mama udah gusar, tapi saya bilang at this point cuma bisa nunggu aja. Kalo ternyata petugasnya bikin kita ketinggalan pesawat, tinggal minta tanggung jawab.


Lima menit berlalu dan status flight saya di website udah jadi “gate closed”. Astaghfirullaaah!


Namun akhirnya yang ditunggu pun tiba: jam 4.30, 5 menit sebelum jadwal takeoff, ada bis kosong yang tiba di depan pintu dan petugas menginstruksikan untuk melewati security check dan meletakkan barang mesin x-ray. Baru di saat ini petugasnya bilang kalau jadwal terbang pesawat saya mundur sekitar 30 menit. Bilang dari tadi dong, Habibi!!!

Akhirnya naik bis ke pesawat!

Kita bertiga naik ke bis dan diantarkan ke pesawat. Tiba di bawah aerobridge, ada petugas yang menunggu dan diminta ikuti dia jalan sambil kita naik tangga dan masuk ke aerobridge. Berasa penumpang Lufthansa/ Air France first class yang dianterin dari terminal dan langsung ke aerobridge.


Ketika di aerobridge petugas memberikan boarding pass Garuda Indonesia yang sudah dicetak. Kami langsung ikut ngantri dan akhirnya masuk ke pesawat. Alhamdulillah!


Penerbangan berjalan lancar namun karena telat makan saya langsung berasa gak enak badan. Sayangnya ternyata masih ada masalah yang menunggu.

Pesawat mendarat dan saya menyadari hal yang asing: kenapa pesawat parkir di terminal 2?! Saya mikirnya turun pesawat bakal naik bis ke Terminal 3 namun nggak kejadian. Kami lewat autogate dan menunggu bagasi di terminal 2F. Ternyata infonya adalah sejak pertengahan Maret pesawat maskapai Indonesia dari dan ke Saudi Arabia akan menggunakan “Terminal Umroh”.


Orang-orang banyak yang protes tentang lamanya nunggu bagasi di bandara Soekarno-Hatta. Saya setuju, tapi setelah merasakan lamanya nunggu bagasi di beberapa bandara di luar negeri, saya masih bisa maklumin. Tapi nunggu bagasi kemaren bener-bener bikin naik darah.


Pesawat landing jam 6.40 pagi. Sekitar jam 7.10 kita udah selesai autogate dan nunggu di baggage claim area. Bagasi pertama keluar jam 7.40 dan keluarnya bikin emosi. Entah kenapa flow keluarnya nggak jelas: jadi kayak ada bagasi keluar, terus nggak ada, terus ada lagi, dan seterusnya. Udah gitu keluarnya kayak tergantung group tour umroh karena koper yang keluar deketan warnanya sama semua. Mau suuzon tapi yaudah gak usah ditulis di sini, udah ngerti lah.

Hal yang lebih lucu lagi adalah bagasi dari flight yang sama keluar di dua belt!!! Heran banget ini sama logika yang ngurus koper di belakang. Bikin repot orang karena jadi pada mondar-mandir ngecek bagasinya keluar di mana.

Jam 8.30, hampir 2 jam setelah pesawat landing, ketiga koper saya masih belum keluar dan ketika nanya ke petugas diinfokan bahwa semua koper sudah keluar. Lelucon macam apa ini?!

Saya dan satu penumpang lain yang sama-sama linglung karena kopernya nggak ada diminta baggage tag-nya. Ternyata dia juga transit di Jeddah setelah sebelumnya terbang dari Kairo naik Saudia. Di satu sisi berasa lucu karena ada teman senasib, tapi kesel juga karena on top of bagasi yang nggak keluar, saya sadar akan dua hal: dia terbang dari Kairo setelah flight saya jadi 1) ternyata transit yang 1,5 jam aman walaupun pindah terminal dan dia nggak tersiksa selama berjam-jam di Jeddah 2) walaupun saya jauh lebih lama transitnya, bagasi saya kenapa sama-sama nyangkut?!

Ketika lagi dibikinin laporan sama petugas, petugasnya bilang kalau bagasi penumpang transit dari Saudia ini suka ketinggalan. Bingung ini Saudia atau Garuda Indonesia yang gak becus. Kalo emang gak siap, gak usah jualan tiketnya!!! Infonya bagasi biasanya tiba 2-3 hari kemudian.

Buat laporan bagasi tertinggal di kantor Garuda


Baggage tracking di website Saudia. Gak ada kejelasan

Jam 1 siang di hari yang sama saya mendapatkan WhatsApp dari petugas Garuda dan bilang ketiga koper saya sudah ditemukan. Saya tanya ini kopernya ada di mana, dan dijawab kopernya “sudah ada di kantor dan hari ini akan diantarkan ke alamat”. Bagus sih cepet, tapi kok cepet banget?! Saya cek jadwal pesawat Jeddah ke Jakarta hari itu ternyata ada pesawat Saudia yang mendarat sekitar 1 jam setelah pesawat saya mendarat. Jadi saya mikirnya Saudia gak transfer koper saya ke Garuda dan memutuskan untuk bawa lewat pesawatnya aja. Aneh banget tapi kalo bener. Emang boleh koper gak bareng dengan penumpang?!

Begitu koper tiba di rumah, hipotesis saya mungkin salah karena nggak ada baggage tag susulan kalau bagasi saya diterbangkan di pesawat Saudia, atau tag "RUSH" yang biasanya ditambahin buat kasus koper ketinggalan. Jadi dugaan saya yang lain adalah mungkin koper saya sebenernya terbang bareng saya, tapi for whatever reason, at least reason yang bisa saya tulis di sini dengan bahasa yang halus dan baik, kopernya nggak keluar bareng koper lainnya yang check-in dari Jeddah. Emang bener-bener kelakuan.

Status di website Saudia

Pengalaman buruk ini bikin saya bertekad untuk nggak akan beli tiket Saudia + Garuda Indonesia yang transit di Jeddah, padahal harganya sering jadi yang paling murah. Selain itu walaupun ternyata transit 1,5 jam cukup untuk pindah terminal, kemungkinan bagasi ketinggalan akan menghantui dan bakal bikin repot. 

* * *

Balik sedikit ke masalah yang saya bilang sempet bikin panik selama berminggu-minggu. Jadi ketika beli tiket saya bikin kesalahan, yaitu saya gak sadar kalau gender Mama saya di tiket adalah laki-laki. Saya tanya tempat saya beli tiket dan mereka bilang gak bisa ganti, cuma bisa refund tiket lama dan beli tiket baru. Ini mereka bilang gak bisa bahkan setelah saya kasih tau bahwa saya dapet info dari Garuda kalo ganti gender bisa dilakukan secara gratis.

Karena tempat saya beli tiket gak bisa bantu, saya datang ke kantor Garuda di Senayan City. Setelah agent-nya cek, ternyata mereka pun gak bisa bantu karena dalam PNR yang sama ada flight Saudia juga. Opsi beli tiket baru pun mereka bilang belum tentu bisa karena pesawat udah penuh, plus saya diminta bayar selisih harga yang pasti mahal. Akhirnya saya minta remarks aja supaya petugas check-in bisa baca. Soalnya kalau saya cek, boarding pass Saudia ini nggak ada gender/ title, jadi petugas imigrasi dan petugas di gate kemungkinan besar gak akan masalahin.

Saya sempet mikir harusnya aman juga karena pernah online check-in tiket Saudia dan bisa ganti detail, termasuk gender/ title. Namun kayaknya karena tiket ini nggak beli di website-nya Saudia jadi pas online check-in cuma klik button “check-in” terus prosesnya selesai, gak perlu input apa-apa.

Untungnya banget pas check-in ternyata sangat lancar. Entah lah petugasnya ternyata ngeh atau nggak, yang jelas sama sekali gak berkata-kata selain ngambil paspor dan balikin paspor sekalian boarding pass.

1 comment:

  1. Mas Refky hallo ...
    Boleh tau IG nya khah ?

    ReplyDelete