Karena masih belum jelas kapan saya bisa liburan lagi dan
daripada blog ini kebanyakan debu, saya memutuskan untuk menceritakan
perjalanan-perjalanan saya yang sebelumnya. Ceritanya akan dalam format runut
seperti cerita liburan saya duluu banget (liburan ke Singapore, Hong Kong, Macau di tahun 2013 dan liburan ke Turki bareng Ayah di tahun 2014). Selain cerita
per hari, saya juga akan melakukan review pesawat yang saya naiki.
Liburan pertama yang akan saya ceritakan secara detail
adalah The Long Way to South America, yakni liburan di tahun 2016 di mana saya
mengunjungi Brazil dan Peru serta beberapa negara di Eropa ketika transit. Saya
sudah membuat beberapa tulisan sebelumnya tentang bagaimana akhirnya saya memilih Brazil dan Peru, detail tiket pesawat yang saya beli untuk liburan ini,
serta cerita transportasi menuju Machu Picchu. Sisa cerita dari 12 hari perjalanan
yang masih banyak itu akan saya tuliskan di blog ini untuk kenang-kenangan saya
ke depannya. Kemungkinan besar akan ada detail yang saya sudah lupa, tapi
semoga foto-foto dan screenshot yang saya ambil dan catatan yang saya punya
bisa membantu mengingatkan ke momen liburan tersebut.
Buat yang baca tulisan ini, semoga bisa bermanfaat ya. Syukur
kalo bisa meracuni untuk ikut liburan juga haha. Enjoy!
* * *
Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Setelah puasa liburan
selama 9 bulan (terakhir pergi pas liburan bareng Mama ke Hong Kong setelah wisuda), saya akan liburan lagi!! Hasil nabung dari gaji bakal saya bakar
untuk liburan yang jauh ini haha.
Pesawat Malaysia Airlines yang akan membawa saya terbang ke Kuala Lumpur
Besar di keluarga yang entah kenapa pada seneng
banget nganterin orang ke bandara, untuk liburan ini bukan cuma Mama dan adik
saya yang ikut, melainkan tante, sepupu, dan nenek saya ikut! Orang pertama di
keluarga yang bakal menjejakkan kaki di Amerika Selatan nih kayaknya :p
Dianterin keluarga!
Saya inget banget sebelum masuk untuk check-in saya sempet diomelin Mama karena masih sempet-sempetnya udah mau liburan masih buka laptop di tempat makan buat kelarin kerjaan. Kala itu laptop kantor masih gede banget jadi ribet kalo dibawa-bawa. Udah gitu kondisi kantor belum kayak sekarang yang udah lebih tertata, jadi saya masih harus memastikan kerjaan saya dan stakeholder saya sudah ter-manage dengan baik sebelum ditinggal. Yah, namanya juga kerja di start-up.
Perjalanan jauh saya menuju Brazil dimulai dengan terbang
dengan Malaysia Airlines dari Jakarta ke Kuala Lumpur. Berhubung pesawat saya
dari Kuala Lumpur ke Eropa akan berangkat jam 2 pagi keesokan harinya ditambah
trauma ketinggalan pesawat seperti 2 tahun sebelumnya, saya pilih untuk terbang
jam 15.45. Padahal Malaysia Airlines punya banyak jadwal, tapi ya daripada
bubar jalan rencana liburannya, mending saya nunggu aja di Kuala Lumpur. Untuk penerbangan dari Jakarta ke Kuala Lumpur saya mendapatkan bagasi 30kg secara gratis dari Malaysia Airlines.
Malaysia Airlines MH720
Jakarta (CGK) to Kuala Lumpur (KUL)
STD: 15.45
STA: 18.50
Boeing 737-800
Penumpang diperbolehkan masuk ke pesawat sesuai jadwal
sekitar jam 15.15. Ketika melakukan online check-in saya berhasil memilih kursi di bulkhead, lagi-lagi karena masih trauma pesawatnya delay. Kalaupun akhirnya kejadian, saya bisa langsung lari mengejar pesawat berikutnya. Pesawat
kali ini adalah jenis Boeing 737-800.
Bulkhead window seat
Di sebelah ada XiamenAir
Kemudian datang ANA All Nippon Airways
Pesawat Boeing 737-800 Malaysia Airlines memiliki layout 3-3 di kelas ekonomi. Untuk inflight entertainment (IFE) alhamdulillah saya dapet pesawat yang memiliki IFE model baru, jadi touchscreen sehingga mudah dinavigasi.
Kelas ekonomi dengan layout 3-3
In-flight entertainment screen
Selama penerbangan penumpang diberikan makanan berupa roti
dan jus, serta pilihan minuman di mana saya memilih air mineral. Saya lupa ada kudapan
khas Malaysia Airlines atau nggak, yakni kacang masin, karena dari foto
sepertinya nggak ada.
Snack: chicken sandwich
Setelah kurang lebih 1 jam 40 menit pesawat mulai turun dan akhirnya
tiba tepat waktu di Kuala Lumpur. Saya tiba di pengambilan bagasi jam 19.30
waktu setempat dan duduk sebentar untuk connect ke wifi dan mengabari keluarga.
Berhubung pesawat berikutnya akan terbang jam 02.30 dan counter
check-in baru buka jam 23.00, saya masih punya 6,5 jam untuk menghabiskan
waktu. Karena kepengen minum teh tarik, jadi saya pergi menuju KLIA 2 dari KLIA
dengan kereta KLIA Transit. Bayar 4 ringgit untuk tiket PP (sekali jalan biayanya
2 ringgit), padahal harga teh tariknya cuma 3 ringgit haha.
Teh tarik kesukaan!
Sekitar jam 10 saya kembali ke KLIA untuk menunggu counter
check-in buka. Sambil nunggu, saya makan KFC seharga 14.2 MYR karena udah laper. Yah beginilah nasib kalo beli tiket ketengan, banyakan bengongnya...
Saya senang klo mendegar cerita Orang orang bepergian ke luar Negri, tetapi jujur saja sy belum pernah
ReplyDeleteJalan-jalan ke luar Negri sy ingin mencoba ke kuala Lumpur dengan tujuan ingin menjadi jenguk saudara saya yg berada di tahanan Negara
Kuala lumpur, tetapi saya tidak tau
Berapa tiket antara Jakarta Kuala
lumpur.