Penerbangan berikutnya dalam liburan kali ini adalah dari
Doha, Qatar menuju Amsterdam, Belanda. Saya transit di Doha selama 2 jam. Kali
ini transitnya tidak lama karena 2 penerbangan ini berada dalam 1 tiket,
sehingga jika pesawat sebelumnya terlambat atau delayed, pihak maskapai lah
yang akan bertanggungjawab untuk mengantarkan kamu ke tujuan akhir.
Pengalaman transit yang nggak lama biasanya saya mudah lupa.
Namun entah kenapa saya masih inget kejadian pagi itu. Setibanya di Doha saya langsung
sibuk cari toilet karena perut saya sudah tidak enak. Ketika ketemu langsung duduk
dan blasss keluar semua itu kayaknya makanan. Setelah lebih lega, saya berjalan
menuju gate untuk melanjutkan penerbangan ke Amsterdam.
Penerbangan dari Doha dan Amsterdam menggunakan pesawat Boeing
777-300ER. Pesawat yang saya naiki kala itu adalah pesawat yang kelas ekonominya
sudah dibuat lebih padat di mana konfigurasinya berubah dari 3-3-3 ke 3-4-3.
Selain itu kursinya juga menjadi lebih tipis.
Kursi yang lebih tipis
Namun untungnya in-flight entertainment yang dipasang lebih
modern dan terdapat colokan usb sehingga penumpang bisa charge handphone.
Seperti biasa, leg room tidak pernah menjadi masalah bagi saya.
Jam 06.30 – 09.00 di bandara Doha merupakan jam sibuk sehingga
banyak antrian pesawat yang akan terbang ke seluruh penjuru dunia.
Kabin setelah take-off
Pemandangan The Pearl Doha
Berhubung penerbangan pagi, menu yang diberikan adalah menu
sarapan. Kurang lebih sama dengan penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Doha,
namun jika sebelumnya telurnya adalah frittata sekarang telurnya model scrambled.
Di dalam tray makanan terdapat pelengkap juga seperti croissant yang masih
hangat beserta butter dan selai, potongan buah segar, yoghurt, dan jus jeruk.
Untuk minuman lainnya saya tetap memilih air mineral dan teh dengan susu.
Sekitar 1,5 jam sebelum mendarat, pramugari kembali memberikan
makanan, kali ini berupa snack box sama seperti penerbangan dari Kuala Lumpur
ke Doha. Snack box berisi hot pastry dan kue.
Setelah itu saya menghabiskan waktu dengan menonton film dan
melihat jendela.
Setelah terbang selama 6 jam, pesawat sudah mendekati
Amsterdam di mana terlihat hamparan ladang tulip yang berwarna-warni karena
waktu saya liburan di awal Mei yang memang merupakan musim tulip.
Mendekati Amsterdam
Pesawat akhirnya mendarat di bandar udara Schiphol dan saya kembali di Amsterdam!
No comments:
Post a Comment