Baru sadar bulan November ini belom nge-blog. Rasanya udah nge-blog banyak ternyata semua di bulan Oktober. Berhubung lagi belum terkumpul niatnya untuk ngedit foto beberapa penerbangan terakhir yang menarik untuk di-review, saya mau nulis tentang bagaimana kondisi frequent flyer membership saya di tahun 2019 ini karena belakangan suka mikirin mau fokus ke mana karena berantakan banget!!!
Kunci utama dari frequent flyer membership adalah memilih program yang tepat sesuai kebutuhan kamu. Ada program yang mudah untuk mendapatkan status elite namun redeem miles-nya mahal, ada program yang miles redemption-nya menarik namun susah untuk dapat status elite. Setelah tau kebutuhannya, hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah pola perjalanan kamu. Apakah selama ini ada kecenderungan untuk memilih airlines tertentu? Apakah airlines tersebut tergabung ke global alliance (oneworld, Star Alliance, atau SkyTeam)? Apakah airlines tersebut beroperasi di airport yang sering kamu gunakan? Apakah rute airlines/ partnernya ada ke destinasi yang kamu inginkan?
Selama 2016-2018 saya setia banget sama Qatar Airways, hingga saya bisa jadi member Gold di Privilege Club-nya selama 2 tahun. Sayangnya Qatar Airways tega banget sama member-nya karena bikin perubahan yang nggak manusiawi tanpa pemberitahuan yang cukup hingga akhirnya saya nggak mau loyal lagi ke mereka. Selama 2018-2019 jadinya saya terbang sesuai kebutuhan dan menyebabkan kondisi berantakan sekarang ini. Saya akan jelaskan satu per satu frequent flyer status yang saya miliki, mengapa saya memilikinya, dan rencana saya ke depannya.
1. Qatar Airways Privilege Club (oneworld)
Status: Silver
Status ini merupakan sisa-sisa travel saya dengan Qatar Airways dan member oneworld di tahun 2018. Sejak Mei 2018, saya hanya mengkreditkan penerbangan Qatar Airways ke program ini karena dapat 75% miles bonus sebagai Gold member. Sementara itu penerbangan oneworld lainnya saya kreditkan ke British Airways.
Masih ada miles di account saya yang direncanakan untuk redeem Qsuite di A350-1000. Belum ketemu jadwal dan rute yang pas nih tapi berhubung milesnya nggak banyak tapi mau ini itu :(
2. British Airways Executive Club (oneworld)
Status: Blue
Blue ini sebenernya status yang didapatkan ketika baru register ke programnya. Saya daftar program ini karena waktu itu pengen banget coba Cathay Pacific business class dan ini salah satu program yang paling affordable. Jadi waktu sempet beberapa kali bolak-balik ke Kuala Lumpur dengan Malaysia Airlines business class, miles-nya saya masukin ke account ini. Ternyata saya nyoba first class duluan (eh...) dan sempetin nyoba business class-nya. Masih penasaran sih, tapi udah nggak kepengen banget jadinya.
Program ini juga tergolong mudah untuk mendapatkan status oneworld Sapphire yang benefitnya mirip kayak penumpang business class. Namun waktu itu saya salah perhitungan tentang periode kalkulasi Tier Points jadinya males ngejar statusnya.
Kalo saya terbang dengan oneworld yang bukan partner-nya Alaska Airlines (saya jelaskan nanti di bawah), saya masih akan kreditkan milesnya ke program ini karena mau coba Club Suite-nya yang baru dan ini merupakan program yang paling affordable.
3. Garuda Indonesia GarudaMiles (SkyTeam)
Status: Gold
Awal tahun ini saya terbang beberapa kali dengan Garuda Indonesia karena ada keperluan kerja. Berhubung Garuda Indonesia hanya menjual tiket ekonomi domestik di subclass tertinggi (Y/ Yankee/ Yengki), dengan 10 kali terbang sudah mendapatkan tier Gold.
Berbeda dengan oneworld yang Gold status-nya bisa mendapatkan benefit seperti business class, di SkyTeam alliance status Gold dari Garuda yang setara dengan SkyTeam Elite hampir nggak ada bedanya dengan status Silver. Benefit yang pernah saya rasakan hanya priority check-in dan priority baggage, untuk priority baggage juga dapetnya saya rasa karena petugasnya nggak aware karena seharusnya nggak dapet kalau baca di sini. Sebenernya setelah saya hitung-hitung nggak susah untuk mendapatkan GarudaMiles Platinum (setara dengan SkyTeam Elite Plus), namun saya sama sekali nggak tertarik dengan SkyTeam. Airlines-nya kurang aspirasional buat saya, bahkan lounge-nya juga kurang menarik. Jadi yasudah nggak saya kejar. Status GarudaMiles Gold dan SkyTeam Elite ini akan bisa saya manfaatkan sampai Desember 2020. Lumayan!
Namun bukan berarti nggak ada benefitnya sih GarudaMiles. Saya merasakan redeem miles dengan harga yang miring banget karena sering promo. Singapore - Jakarta business class 6.750 miles doang dan upgrade ke business rute Bali ke Jakarta 6.400 miles. Namun berhubung beli milesnya juga nggak terlalu mahal yakni Rp275.000 per 1.000 miles, kalo ada promo redeem miles ya saya beli aja langsung ke kantornya di Senayan City.
4. Singapore Airlines Krisflyer (Star Alliance)
5. Avianca Lifemiles (Star Alliance)
Status: Silver
Setelah menyadari useless-nya Star Alliance loyalty program, saya jadi fokus untuk cari produk Star Alliance yang saya inginkan dan cari tau gimana cara termudah (dan termurah) untuk mendapatkannya. Oleh karena itu saya pilih Avianca Lifemiles karena produk yang ingin saya coba merupakan salah satu sweet spot redemption Lifemiles dan miles sering kali dijual secara murah, as low as 1.3 cent USD per miles. Saya yakin butuh beli milesnya karena nggak bisa secepet itu ngumpulin miles.
Setelah memutuskan menggunakan Lifemiles, semua penerbangan Star Alliance saya kreditkan ke program ini dan awal bulan ini saya mengumpulkan 25.000 tier miles sehingga mendapatkan status Silver. Benefitnya rada useless karena nggak ada benefit di Star Alliance yang menarik buat saya. Bisa dicek di sini. Please lah masa cuma priority reservation list sama priority airport stand by?! Benefit yang lumayan seperti bonus miles, lounge access, priority check-in, baggage, dan sebagainya cuma bisa didapatkan jika naik Avianca yang penerbangannya hanya di Amerika dan Eropa. Ini lah alasannya mengapa saya sarankan untuk memilih loyalty program yang sesuai dengan pola perjalanan kamu jika mau mendapatkan status.
6. United Mileage Plus (Star Alliance)
Status: Blue
Sama seperti Avianca Lifemiles, program United Mileage Plus ini saya pakai buat nabung miles aja karena ada beberapa sweet spot yang menarik. Terus kan sama-sama Star Alliance, kenapa nggak dikreditkan ke Avianca aja malah ke United? Soalnya nggak semua tiket bisa dapet miles di Avianca, sehingga ketika hal tersebut terjadi saya masukinnya ke United. Beneran nabung receh ini di United jadi nggak tau kapan kekumpul milesnya haha.
7. Oman Air Sindbad Club
Status: Silver
Saya mendapatkan status silver ini setelah melakukan status match dari Qatar Airways Silver yang alhamdulillah disetujui. Mudah banget cara status match-nya, yakni kirim email ke sindbad@omanair.com berisi foto/ scan kartu program lain yang kamu miliki beserta activity statement dalam 12 bulan terakhir untuk nunjukin cara kamu mendapatkan status teresebut. Tidak lupa saya kasih omongan manis-manis. Nggak sampe 12 jam, langsung dikabarin kalo status match-nya disetujui dan saya resmi menjadi Silver member-nya Sindbad!
Berbeda dengan Star Alliance dan SkyTeam yang silver statusnya useless, Silver statusnya Oman Air ini bikin kamu seperti penumpang business class dengan priority baggage, check-in, bahkan dapet lounge access! Sayangnya Oman Air nggak tergabung ke alliance jadi benefitnya cuma bisa didapat di maskapai lain.
Saya sempet consider untuk dapetin status Gold dengan 2x bolak-balik ke Eropa dari Jakarta namun setelah menyadari betapa terbatasnya network Oman Air di Eropa dan kapok kalo harus transit lama di Muscat, saya memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa lagi.
8. Alaska Airlines Mileage Plan
Status: MVP
Ini yang paling menarik. Airlinesnya sendiri menarik karena Alaska Airlines nggak tergabung ke dalam global alliance namun memiliki banyak airlines partner seperti Cathay Pacific, Qantas, Japan Airlines, Singapore Airlines, Korean Air, dan masih ada beberapa lagi. Sejak awal 2018 saya hanya tau program ini karena memiliki sweet spot redemption yang sangat menarik yakni "pulang pergi" ke Jepang dengan Japan Airlines business class hanya dengan 25.000 miles dan milesnya suka dijual dengan harga 2 cent USD per miles. Jadi kalian bisa terbang naik business class ke Jepang, hampir PP, cuma dengan USD 600-700?! Tergolong murah! Sayangnya sejak beberapa minggu lalu cara ini udah nggak bisa dilakukan :( Saya niatnya menjelaskan cara ini setelah merasakan sendiri namun apalah daya keburu basi.
Anyway, gimana cara saya mendapatkan status MVP tersebut? Setelah mendapatkan tiket first class Cathay Pacific saya langsung tau kalo harus mengkreditkan miles-nya ke Alaska Airlines karena akan mendapatkan 56.000 redeemable miles (!!!) dan sekitar 24.000 tier miles. Ketika liburan ke Chile beberapa penerbangan dengan LATAM yang eligible juga saya kreditkan ke Alaska hingga akhirnya selesai liburan dengan Cathay Pacific tier miles saya melebihi 25.000 miles dan mendapatkan status MVP.
Walaupun kebanyakan benefitnya rada useless juga buat saya yang jarang naik Alaska Airlines, namun ada 1 benefit yang menurut saya oke banget yakni bonus 50% untuk semua penerbangan termasuk dengan partner!!! Ini oke banget karena bonus miles di Qatar Airways hanya bisa didapatkan dengan Qatar dan tidak bisa dengan partner oneworld. Kondisinya berbeda juga sih karena Alaska ini kan nggak punya alliance jadi ya harus bikin programnya lebih menarik.
MVP ini merupakan tingkat pertama dari elite tier karena masih ada MVP Gold dan MVP Gold 75K. Saya sebagai orang yang jarang naik Alaska Airlines menilai bahwa MVP Gold ini sweet spot-nya karena bonus miles-nya 100% (MVP Gold 75K 125%) dan dibebaskan dari perubahan award redemption yang biayanya USD 125 tiap perubahan. Saya sempet merencakanan untuk pergi ke Amerika Serikat lagi di bulan Desember ini supaya bisa jadi MVP Gold. Namun karena masih waras, jadi saya memilih untuk merasakan MVP dulu dan menilai seberapa bermanfaat benefitnya. Kalo oke, tahun depan kemungkinan besar saya kejar MVP Gold.
Poin plus dari Alaska ini adalah banyak banget sweet spot redemption miles-nya, seperti:
What's Next?
Kurang lebih begitulah status frequent flyer saya menjelang akhir 2019 ini. Berantakan banget karena terpencar milesnya. Namun setelah menjadi oneworld Sapphire member selama 2 tahun dan merasakan benefit yang sama dengan penumpang business class walaupun terbang di ekonomi, saya menyadari bahwa yang saya adalah menikmati business class seutuhnya, bukan penumpang kelas ekonomi yang mendapatkan perks seperti business class. Mungkin ini karena faktor airport yang sering saya kunjungi, dalam hal ini Jakarta CGK, tidak memiliki lounge yang menarik banget. Bakal beda cerita jika Hong Kong Airport merupakan home base saya. Pasti akan berusaha banget supaya minimal jadi oneworld Sapphire member supaya tiap sebelum terbang bisa menikmati lounge yang keren-keren.
Oleh karena itu saya memutuskan bahwa status nggak begitu pengaruh buat saya (at this point). Sehingga sekarang approach saya adalah mencari produk apa yang saya mau, bagaimana cara termudah dan termurah untuk mencobanya, lalu mengejarnya. This is going to be very exciting (but hopefully not expensive) since I have many products I'd like to try!
Apakah kalian merupakan member dari suatu frequent flyer? Bagaimana statusnya di penghujung tahun 2019 ini?
Kunci utama dari frequent flyer membership adalah memilih program yang tepat sesuai kebutuhan kamu. Ada program yang mudah untuk mendapatkan status elite namun redeem miles-nya mahal, ada program yang miles redemption-nya menarik namun susah untuk dapat status elite. Setelah tau kebutuhannya, hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah pola perjalanan kamu. Apakah selama ini ada kecenderungan untuk memilih airlines tertentu? Apakah airlines tersebut tergabung ke global alliance (oneworld, Star Alliance, atau SkyTeam)? Apakah airlines tersebut beroperasi di airport yang sering kamu gunakan? Apakah rute airlines/ partnernya ada ke destinasi yang kamu inginkan?
Redeem miles untuk terbang dengan business class
Selama 2016-2018 saya setia banget sama Qatar Airways, hingga saya bisa jadi member Gold di Privilege Club-nya selama 2 tahun. Sayangnya Qatar Airways tega banget sama member-nya karena bikin perubahan yang nggak manusiawi tanpa pemberitahuan yang cukup hingga akhirnya saya nggak mau loyal lagi ke mereka. Selama 2018-2019 jadinya saya terbang sesuai kebutuhan dan menyebabkan kondisi berantakan sekarang ini. Saya akan jelaskan satu per satu frequent flyer status yang saya miliki, mengapa saya memilikinya, dan rencana saya ke depannya.
1. Qatar Airways Privilege Club (oneworld)
Status: Silver
Status ini merupakan sisa-sisa travel saya dengan Qatar Airways dan member oneworld di tahun 2018. Sejak Mei 2018, saya hanya mengkreditkan penerbangan Qatar Airways ke program ini karena dapat 75% miles bonus sebagai Gold member. Sementara itu penerbangan oneworld lainnya saya kreditkan ke British Airways.
Qatar Airways Business Class Priority Baggage Tag
Masih ada miles di account saya yang direncanakan untuk redeem Qsuite di A350-1000. Belum ketemu jadwal dan rute yang pas nih tapi berhubung milesnya nggak banyak tapi mau ini itu :(
2. British Airways Executive Club (oneworld)
Status: Blue
Blue ini sebenernya status yang didapatkan ketika baru register ke programnya. Saya daftar program ini karena waktu itu pengen banget coba Cathay Pacific business class dan ini salah satu program yang paling affordable. Jadi waktu sempet beberapa kali bolak-balik ke Kuala Lumpur dengan Malaysia Airlines business class, miles-nya saya masukin ke account ini. Ternyata saya nyoba first class duluan (eh...) dan sempetin nyoba business class-nya. Masih penasaran sih, tapi udah nggak kepengen banget jadinya.
Cathay Pacific 777-300ER Business Class
Program ini juga tergolong mudah untuk mendapatkan status oneworld Sapphire yang benefitnya mirip kayak penumpang business class. Namun waktu itu saya salah perhitungan tentang periode kalkulasi Tier Points jadinya males ngejar statusnya.
Kalo saya terbang dengan oneworld yang bukan partner-nya Alaska Airlines (saya jelaskan nanti di bawah), saya masih akan kreditkan milesnya ke program ini karena mau coba Club Suite-nya yang baru dan ini merupakan program yang paling affordable.
3. Garuda Indonesia GarudaMiles (SkyTeam)
Status: Gold
Awal tahun ini saya terbang beberapa kali dengan Garuda Indonesia karena ada keperluan kerja. Berhubung Garuda Indonesia hanya menjual tiket ekonomi domestik di subclass tertinggi (Y/ Yankee/ Yengki), dengan 10 kali terbang sudah mendapatkan tier Gold.
Berbeda dengan oneworld yang Gold status-nya bisa mendapatkan benefit seperti business class, di SkyTeam alliance status Gold dari Garuda yang setara dengan SkyTeam Elite hampir nggak ada bedanya dengan status Silver. Benefit yang pernah saya rasakan hanya priority check-in dan priority baggage, untuk priority baggage juga dapetnya saya rasa karena petugasnya nggak aware karena seharusnya nggak dapet kalau baca di sini. Sebenernya setelah saya hitung-hitung nggak susah untuk mendapatkan GarudaMiles Platinum (setara dengan SkyTeam Elite Plus), namun saya sama sekali nggak tertarik dengan SkyTeam. Airlines-nya kurang aspirasional buat saya, bahkan lounge-nya juga kurang menarik. Jadi yasudah nggak saya kejar. Status GarudaMiles Gold dan SkyTeam Elite ini akan bisa saya manfaatkan sampai Desember 2020. Lumayan!
Vietnam Airlines Priority Baggage Tag
Namun bukan berarti nggak ada benefitnya sih GarudaMiles. Saya merasakan redeem miles dengan harga yang miring banget karena sering promo. Singapore - Jakarta business class 6.750 miles doang dan upgrade ke business rute Bali ke Jakarta 6.400 miles. Namun berhubung beli milesnya juga nggak terlalu mahal yakni Rp275.000 per 1.000 miles, kalo ada promo redeem miles ya saya beli aja langsung ke kantornya di Senayan City.
4. Singapore Airlines Krisflyer (Star Alliance)
Status: Blue
Sama seperti British Airways, saya nggak punya status di program ini dan mendedikasikan program ini untuk redeem miles aja berhubung merupakan transfer partner dari banyak kartu kredit di Indonesia. Sama sekali nggak tertarik dengan frequent flyer program-nya karena berlapis banget. Saya menilai sama useless-nya dengan SkyTeam yakni benefit yang setara penumpang business class hanya bisa didapatkan bagi top tier (Star Alliance Gold). Terlebih khusus Singapore Airlines ada lagi tier PPS Club dan Solitaire yang perhitungannya based on dollar value yang dikeluarkan untuk tiket business dan first class. Please deh saya naik ekonomi aja nungguin promo, mana bisa ngejar ginian.
Masih ada sedikit miles di account saya yang bingung juga dipake buat apa karena bahkan belum cukup untuk redeem Jakarta - Singapore one-way di business class. Pengen top-up dengan poin kartu kredit namun udah ada rencana lain. Jadi yasudah didiemin dulu milesnya di sana.
Status: Silver
Setelah menyadari useless-nya Star Alliance loyalty program, saya jadi fokus untuk cari produk Star Alliance yang saya inginkan dan cari tau gimana cara termudah (dan termurah) untuk mendapatkannya. Oleh karena itu saya pilih Avianca Lifemiles karena produk yang ingin saya coba merupakan salah satu sweet spot redemption Lifemiles dan miles sering kali dijual secara murah, as low as 1.3 cent USD per miles. Saya yakin butuh beli milesnya karena nggak bisa secepet itu ngumpulin miles.
Salah satu alasan akhirnya memutuskan beli tiket business class Avianca: supaya miles-nya cepat terkumpul
Setelah memutuskan menggunakan Lifemiles, semua penerbangan Star Alliance saya kreditkan ke program ini dan awal bulan ini saya mengumpulkan 25.000 tier miles sehingga mendapatkan status Silver. Benefitnya rada useless karena nggak ada benefit di Star Alliance yang menarik buat saya. Bisa dicek di sini. Please lah masa cuma priority reservation list sama priority airport stand by?! Benefit yang lumayan seperti bonus miles, lounge access, priority check-in, baggage, dan sebagainya cuma bisa didapatkan jika naik Avianca yang penerbangannya hanya di Amerika dan Eropa. Ini lah alasannya mengapa saya sarankan untuk memilih loyalty program yang sesuai dengan pola perjalanan kamu jika mau mendapatkan status.
6. United Mileage Plus (Star Alliance)
Status: Blue
Sama seperti Avianca Lifemiles, program United Mileage Plus ini saya pakai buat nabung miles aja karena ada beberapa sweet spot yang menarik. Terus kan sama-sama Star Alliance, kenapa nggak dikreditkan ke Avianca aja malah ke United? Soalnya nggak semua tiket bisa dapet miles di Avianca, sehingga ketika hal tersebut terjadi saya masukinnya ke United. Beneran nabung receh ini di United jadi nggak tau kapan kekumpul milesnya haha.
7. Oman Air Sindbad Club
Status: Silver
Saya mendapatkan status silver ini setelah melakukan status match dari Qatar Airways Silver yang alhamdulillah disetujui. Mudah banget cara status match-nya, yakni kirim email ke sindbad@omanair.com berisi foto/ scan kartu program lain yang kamu miliki beserta activity statement dalam 12 bulan terakhir untuk nunjukin cara kamu mendapatkan status teresebut. Tidak lupa saya kasih omongan manis-manis. Nggak sampe 12 jam, langsung dikabarin kalo status match-nya disetujui dan saya resmi menjadi Silver member-nya Sindbad!
Berbeda dengan Star Alliance dan SkyTeam yang silver statusnya useless, Silver statusnya Oman Air ini bikin kamu seperti penumpang business class dengan priority baggage, check-in, bahkan dapet lounge access! Sayangnya Oman Air nggak tergabung ke alliance jadi benefitnya cuma bisa didapat di maskapai lain.
Lounge Access for Sindbad Silver member
Saya sempet consider untuk dapetin status Gold dengan 2x bolak-balik ke Eropa dari Jakarta namun setelah menyadari betapa terbatasnya network Oman Air di Eropa dan kapok kalo harus transit lama di Muscat, saya memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa lagi.
8. Alaska Airlines Mileage Plan
Status: MVP
Ini yang paling menarik. Airlinesnya sendiri menarik karena Alaska Airlines nggak tergabung ke dalam global alliance namun memiliki banyak airlines partner seperti Cathay Pacific, Qantas, Japan Airlines, Singapore Airlines, Korean Air, dan masih ada beberapa lagi. Sejak awal 2018 saya hanya tau program ini karena memiliki sweet spot redemption yang sangat menarik yakni "pulang pergi" ke Jepang dengan Japan Airlines business class hanya dengan 25.000 miles dan milesnya suka dijual dengan harga 2 cent USD per miles. Jadi kalian bisa terbang naik business class ke Jepang, hampir PP, cuma dengan USD 600-700?! Tergolong murah! Sayangnya sejak beberapa minggu lalu cara ini udah nggak bisa dilakukan :( Saya niatnya menjelaskan cara ini setelah merasakan sendiri namun apalah daya keburu basi.
Anyway, gimana cara saya mendapatkan status MVP tersebut? Setelah mendapatkan tiket first class Cathay Pacific saya langsung tau kalo harus mengkreditkan miles-nya ke Alaska Airlines karena akan mendapatkan 56.000 redeemable miles (!!!) dan sekitar 24.000 tier miles. Ketika liburan ke Chile beberapa penerbangan dengan LATAM yang eligible juga saya kreditkan ke Alaska hingga akhirnya selesai liburan dengan Cathay Pacific tier miles saya melebihi 25.000 miles dan mendapatkan status MVP.
Walaupun kebanyakan benefitnya rada useless juga buat saya yang jarang naik Alaska Airlines, namun ada 1 benefit yang menurut saya oke banget yakni bonus 50% untuk semua penerbangan termasuk dengan partner!!! Ini oke banget karena bonus miles di Qatar Airways hanya bisa didapatkan dengan Qatar dan tidak bisa dengan partner oneworld. Kondisinya berbeda juga sih karena Alaska ini kan nggak punya alliance jadi ya harus bikin programnya lebih menarik.
MVP ini merupakan tingkat pertama dari elite tier karena masih ada MVP Gold dan MVP Gold 75K. Saya sebagai orang yang jarang naik Alaska Airlines menilai bahwa MVP Gold ini sweet spot-nya karena bonus miles-nya 100% (MVP Gold 75K 125%) dan dibebaskan dari perubahan award redemption yang biayanya USD 125 tiap perubahan. Saya sempet merencakanan untuk pergi ke Amerika Serikat lagi di bulan Desember ini supaya bisa jadi MVP Gold. Namun karena masih waras, jadi saya memilih untuk merasakan MVP dulu dan menilai seberapa bermanfaat benefitnya. Kalo oke, tahun depan kemungkinan besar saya kejar MVP Gold.
Poin plus dari Alaska ini adalah banyak banget sweet spot redemption miles-nya, seperti:
- Cathay Pacific business class one-way Asia-US: 50.000 miles
- Cathay Pacific business class one-way Hong Kong - Eropa: 42.500 miles
- Cathay Pacific first class one-way Asia-US: 70.000 miles
- Japan Airlines first class one-way Asia-US: 70.000-75.000 miles
- Qantas business class one-way intra Australia: 20.000 miles
What's Next?
Kurang lebih begitulah status frequent flyer saya menjelang akhir 2019 ini. Berantakan banget karena terpencar milesnya. Namun setelah menjadi oneworld Sapphire member selama 2 tahun dan merasakan benefit yang sama dengan penumpang business class walaupun terbang di ekonomi, saya menyadari bahwa yang saya adalah menikmati business class seutuhnya, bukan penumpang kelas ekonomi yang mendapatkan perks seperti business class. Mungkin ini karena faktor airport yang sering saya kunjungi, dalam hal ini Jakarta CGK, tidak memiliki lounge yang menarik banget. Bakal beda cerita jika Hong Kong Airport merupakan home base saya. Pasti akan berusaha banget supaya minimal jadi oneworld Sapphire member supaya tiap sebelum terbang bisa menikmati lounge yang keren-keren.
Oleh karena itu saya memutuskan bahwa status nggak begitu pengaruh buat saya (at this point). Sehingga sekarang approach saya adalah mencari produk apa yang saya mau, bagaimana cara termudah dan termurah untuk mencobanya, lalu mengejarnya. This is going to be very exciting (but hopefully not expensive) since I have many products I'd like to try!
Apakah kalian merupakan member dari suatu frequent flyer? Bagaimana statusnya di penghujung tahun 2019 ini?
Ane sih ada 3 frequent flyer 1 Garuda Miles, 1 Qatar Airways privilege club, 1 lg Miles & Smiles Turkish. Kalau yg pertama,meskipun Turki blm dilayani langsung pakai Garuda bisa dipake di SV. Liburan summer kemarin ke Indo cukup 2x pp dengan tiket promo SV bisa naik ke Silver. Trus kenapa bikin TK,sekalipun di Turki jarang banget naik pesawat buat ke Istanbul tapi kalau udah naik pesawat dari dan ke Istanbul pilihan utama ya TK. Kalau Qatar kenapa ane bikin karena reputasi Qatar sebagai maskapai ramah kantong pelajar Indo...hehe.
ReplyDeleteBerhubung ane udah dapat silver di Garuda Miles,kalau pas ada kesempatan pulang kalau bisa dapat SV atau EY ane bakal jabanin. Tambahan bagasinya itu lho lumayan....apalagi SV 1 pax total bagasi smp 46 kg buat kelas ekonomi (2×23kg). Lumayan 5 kg buat tambahan sambel dkk
Wah strateginya tiap alliance punya membership berarti ya, tapi yang paling di-maintain SkyTeam. Naik Etihad dengan GarudaMiles Silver dapet benefit bagasi juga kah? Kirain benefit bagasi hanya untuk SkyTeam airlines aja, walaupun tau sih emang GA dan EY ada kerja sama untuk dapat dan tukar miles.
DeleteKalau etihad belum tahu ya benernya . Tapi prioritas kalau bisa SV ya naik SV...sama-sama ST. Semoga plan GA terbang ke IST jadi lah biar tambah aman...
ReplyDeleteiya bang,,, semoga GA jadi fly ke IST.
DeleteI have five, Lifemiles (StarAlliance), Flying Blue (Skyteam), Skywards Emirates, IberiaPlus (Oneworld) which is very similar to British, the points are called Avios and LATAM but it left Oneworld so I opted for Iberia.
ReplyDeleteGood readd
ReplyDelete