Thursday, May 27, 2021

Review: Qatar Airways A330-300 and A350-900 Economy Class Barcelona to Singapore via Doha

Niatnya mau pisah review antara Barcelona ke Doha dan Doha ke Singapore, namun karena foto flight Barcelona ke Doha cuma 3 jadi mending digabung aja. Saya nggak banyak foto soalnya pesawatnya A330-300 yang jenis pesawatnya sama dengan ketika liburan ke Turki di tahun 2013. Review lengkap mengenai jenis pesawat bisa dilihat di tulisan ini.
 

Qatar Airways QR146
Barcelona (BCN) to Doha (DOH)
STD: 17.25
STA: 01.00 (+1)
Airbus A330-300
 
Proses check-in di counter berjalan lancar walaupun saya tidak bisa online check-in. Bagasi saya diteruskan langsung ke Singapore. Perjalanan dari Barcelona ke Doha memakan waktu sekitar 6 jam dan pesawat mendarat tengah malam di Doha.


Dalam perjalanan penumpang diberikan makanan 1 kali sekitar 1,5 jam setelah lepas landas. Menu yang saya pilih adalah daging dengan sayuran, ditambah salad sebagai appetizer dan kue sebagai dessert. Seperti biasanya, ada roti hangat lengkap dengan butter juga.
 

Qatar Airways QR946
Doha (DOH) to Singapore (DOH)
STD: 02.25
STA: 15.15
Airbus A350-900
 
Pesawat Airbus A350-900 pertama kali beroperasi di awal tahun 2015 dan Qatar Airways adalah launch operator-nya. Sehingga ketika saya memiliki kesempatan untuk mencoba A350 kurang dari 1,5 tahun setelah mulai beroperasi, langsung saya ambil walaupun artinya saya harus beli tiket lagi dari Singapore ke Jakarta. Saya sengaja pilih flight ini karena kala itu merupakan satu-satunya flight ke Singapore yang menggunakan A350-900.

Karena waktu transit yang kurang dari 90 menit, begitu keluar pesawat saya langsung bergegas ke gate sebelumnya. Sejujurnya agak harap-harap cemas karena Qatar Airways beberapa kali melakukan last minute aircraft swap ke Boeing 777-200LR atau jenis lainnya. Namun ketika saya tiba di gate, betapa senangnya melihat A350-900!


Saya masuk lewat pintu kedua dan melalui business class dengan kursi reverse herringbone.



Kabin kelas ekonomi di pesawat ini memiliki layout 3-3-3 dan padding kursi yang lebih baik dibanding Boeing 777-300ER terbaru yang tipis.




Legroom juga tergolong lega buat saya.
 

Di kursi sudah disediakan selimut dan bantal supaya penerbangan malam hari ini lebih nyaman.
 

A350 ini merupakan pesawat yang modern bisa dilihat dari tanda larangan merokok dan seatbelt sign yang sudah digital. Qatar Airways juga menyediakan individual air nozzle untuk penumpang.



In-flight entertainment yang disediakan juga generasi terbaru dengan sistem touchscreen yang lebih sensitif plus remote control yang juga memiliki layar sentuh.




Tersedia wifi di dalam pesawat dan penumpang mendapatkan wifi gratis selama 15 menit.
 




Namun fasilitas yang paling menyenangkan dari A350 adalah kamera yang terletak di tail, bawah pesawat, dan depan pesawat. Kualitas gambar jauh lebih bagus dibanding tail camera di A380.




 
Sekitar 1 jam setelah lepas landas penumpang diberikan snack box berisi pastry puff hangat dan kue. Saya memilih teh manis sebagai minumnya.


Setelah makan saya tidur sekitar 3 jam lalu membuka jendela dan kondisi di luar sudah terang.



Sarapan dibagikan 2 jam sebelum mendarat. Menu yang saya pilih adalah egg frittata (?) dengan kentang dan sosis dilengkapi dengan potongan buah, roti hangat, serta jus jeruk kemasan.


Ketika pesawat mulai menurunkan ketinggian, saya langsung menyalakan tail camera. Kereen!



Pesawat kemudian mendarat di Changi Airport, Singapore sekitar jam 3 sore setelah terbang selama 7 jam.




Qatar Airways menggunakan Terminal 3 yang kalo nggak salah ingat ini pertama kalinya juga saya merasakan Terminal 3.



Pesawat saya ke Jakarta adalah Lion Air JT159 yang terbang pukul 9 malam. Karena kelelahan, saya tidur sepanjang perjalanan jadi tidak ada foto sama sekali.


Berakhir lah sudah liburan pertama saya setelah menjadi seorang karyawan. Puasss sekali untuk pertama kalinya mengunjungi Amerika Selatan, walaupun liburannya singkat karena cuti terbatas. Kurang lebih saya menghabiskan 3 hari di perjalanan dari Indonesia ke Brazil, 3 hari di Brazil, 3 hari di Peru, dan 3 hari perjalanan dari Peru ke Indonesia.

2 comments: