Sunday, October 28, 2018

Tiket Qatar Airways yang Sudah Tidak Semurah Dulu

Saya baru tahu maskapai Qatar Airways tahun 2013 ketika saya beli tiket dengan rute Kuala Lumpur - Istanbul - Jakarta dengan harga kurang dari Rp5 juta.

Qatar Airways at Hamad International Airport

Pembelian tiket multi-city (pergi dan pulang bukan dari kota yang sama) ini kemudian terus saya gunakan sehingga beberapa kali mendapatkan harga yang lebih murah dibanding tiket pulang-pergi. Harga promo yang hampir tiap tahun ada bahkan kadang 2 kali dalam 1 tahun ditambah cara di atas menyebabkan semua pembelian tiket Qatar Airways saya selalu multi-city, baik itu open-jaw maupun double open-jaw:
  • Kuala Lumpur – Istanbul – Jakarta (open-jaw)
  • Kuala Lumpur – Amsterdam // Barcelona – Singapore (double open-jaw)
  • Sydney – Athens // Madrid – Jakarta (double open-jaw)
  • Hanoi – Warsaw // Helsinki – Jakarta (double open-jaw)
Rute tiket Qatar Airways yang pernah saya beli

Berdasarkan hasil coba-coba saya waktu itu, hampir nggak ada batasan pembelian tiket multi-city. Satu batasan yang saya tau cuma jumlah maksimal benua dalam 1 tiket adalah 3 benua. Tiket paling ekstrim yang saya beli, Sydney – Athens // Madrid – Jakarta memenuhi syarat ini, yakni Australia, Eropa, Jakarta makanya harga yang saya dapatkan tergolong murah. Saya juga pernah coba Bali – Johannesburg // Johannesburg – Helsinki dan masih mendapatkan harga yang masuk akal.

BLOKADE
Semua berjalan dengan bahagia sampai saya bisa ke Eropa 3x dalam 1 tahun haha. Hingga akhirnya negara api Gulf menyerang. Karena Qatar kena blokade dari negara Gulf lainnya seperti Saudi Arabia, Mesir, United Arab Emirates, dan Bahrain, Qatar Airways harus mengurangi banyak frekuensi terbang ke negara-negara tersebut, bahkan harus cari jalur terbang baru karena pesawat mereka tidak diperbolehkan terbang di kawasan udara negara tersebut.

Salah satu dampak dari blokade (source)

Krisis yang dimulai pada bulan Juni 2017 masih belum selesai hingga sekarang. Untungnya hingga awal tahun 2018 seperti tidak ada dampak bagi penumpang dari sisi harga karena tidak mengalami kenaikan, bahkan mereka sempat memberikan promo di bulan Januari dimana tiket multi-city ke Eropa dan Amerika Serikat bisa dibeli dengan harga di bawah Rp5 juta.

DEVALUASI QATAR AIRWAYS PRIVILEGE CLUB 
Efek sangat besar mulai terasa ketika pada akhir Mei 2018 mereka melakukan “enhancements” ke membership program Privilege Club yang sangat saya sukai sampai bela-belain bikin 1 tulisan sendiri. Yes, they called a massive devaluation as enhancements. Nilai miles dipotong dengan drastis dalam semalam, dimana jumlah miles yang dibutuhkan untuk menukarkan award ticket ada yang naik hingga 90%. Tidak hanya award ticket, upgrade dengan Qmiles dan Qpoints juga sama-sama mengalami devaluasi. Saya sangat beruntung karena sudah menukarkan hampir semua Qmiles untuk terbang ke Paris dan Qpoints yang baru saya dapatkan sudah dihabiskan untuk upgrade. Jika saya telat menggunakan Qpoints, tiket yang saya miliki sudah tidak bisa di-upgrade lagi.


ATURAN BARU TIKET MULTI-CITY 
Hal yang paling berasa bagi saya yang mampunya beli tiket ekonomi dengan trik multi-city adalah mereka sudah menerapkan aturan yang jauh lebih ketat untuk multi-city. Kenapa harus multi-city? Selain karena bisa menurunkan harga tiket, kalo liburan ke Eropa menurut saya lebih enak masuk dan keluar dari kota yang berbeda supaya tidak perlu bolak-balik.

Sebenarnya tidak ada aturan tertulis tentang multi-city yang baru, tapi sejauh ini ada 2 pola yang saya temukan:

1. Hanya diperbolehkan untuk single open-jaw di destinasi
Kalau dulu bisa beli tiket double open-jaw dengan rute Kuala Lumpur – Amsterdam // Barcelona – Singapore, sekarang dibatasi menjadi Jakarta – Amsterdam // Barcelona – Jakarta.

Sudah tidak bisa beli tiket Kuala Lumpur – Amsterdam // Barcelona – Singapore

Kalau dulu bisa beli tiket single open-jaw di kota asal dengan rute Kuala Lumpur – Istanbul – Jakarta, sekarang sudah tidak bisa lagi.

Harga tidak keluar untuk rute Kuala Lumpur – Istanbul – Jakarta 

2. Titik open-jaw di destinasi harus dalam 1 region, namun kali ini definisi region tidak sama dengan benua
Buat saya yang sukanya punya trip 2-in-1, nggak bisa lagi ngecek harga rute aneh kayak Jakarta – Johannesburg // Rome – Jakarta. 


Dengan hilangnya keleluasaan multi-city, sekarang bagaimana dengan harganya? Menurut saya jadi mahal. Sekarang tiket termurah yang diiklankan oleh Qatar Airways adalah sekitar Rp8,6 juta yang biasanya untuk rute pulang pergi dari Jakarta atau Bali ke Istanbul, Stockholm, atau Copenhagen. Kadang Paris dan Amsterdam kebagian juga dengan harga segini. Buat saya harga segini masih melebihi alokasi budget yang hanya bisa mentolerir tiket ekonomi PP ke Eropa maksimal Rp6,5 juta.


Selain alasan harga yang sudah ada aturan tambahan ini, alasan devaluasi Qmiles dan Qpoints juga bikin saya males untuk beli tiket Qatar Airways lagi. Saya sudah memutuskan untuk tidak memperpanjang status Privilege Club Gold (oneworld Sapphire) tahun depan. Jadi per akhir Maret 2019 saya kembali menjadi free agent dan nggak bisa gegayaan masuk lounge keren ketika terbang di kelas ekonomi. Kecuali tiba-tiba ada penawaran menarik untuk dapetin status dengan mudah dan murah.

The Qantas Hong Kong Lounge

Semoga Qatar Airways segera khilaf dan memperbolehkan multi-city yang lebih leluasa, atau lebih khilaf lagi dengan kasih golden ticket business class :p Apakah kalian merasakan hal yang sama dengan mahalnya tiket Qatar Airways sekarang ini?

2 comments:

  1. Mungkin mereka merasakan tekanan finansial Ky sehingga harus berusaha cut sana-sini, salah satunya yang kena kebetulan frequent flyer program-nya. Tapi itu devaluasinya gila ya kalau naiknya bahkan sampai 90% gitu!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Correct. Blokade ini bikin mereka harus stop terbang ke UAE dan KSA yang sebelumnya frekuensinya banyak. Cost-cutting-nya dimana-mana, mulai dari customer operation (sekarang semuanya harus online), lounge akses yang dibatesin, on board, dan yang paling parah loyalty programnya :(

      Delete