Thursday, April 15, 2021

Hari 8: Mengunjungi Machu Picchu

Saya bangun tidur jam 5 pagi lalu bersiap untuk menuju ke bus stop karena saya sudah pesan tiket bis ke gerbang Machu Picchu. Hostel menyediakan sarapan berupa sandwich dengan teh dan susu yang cukup untuk mengganjal perut. Saya memilih untuk duduk di dekat jendela dan melihat sungai yang mengalir di belakang hostel.

Tujuan utama di Peru: Machu Picchu!


Pukul 6 saya berangkat menuju bus stop yang tidak terlalu jauh dari hostel. Betapa kagetnya saya ketika melihat antrian yang sudah mengular. Saya sudah beli tiket bis untuk pergi-pulang secara online jadi tidak perlu antri dua kali (untuk beli tiket dan untuk naik bis). Walaupun antriannya panjang, untungnya bis datang dengan frekuensi yang tinggi jadi saya bisa masuk ke bis dalam 15 menit sejak tiba. Perjalanan menuju gerbang Machu Picchu memakan waktu sekitar 25 menit.




Pemerintah setempat memberikan kuota harian pengunjung Machu Picchu. Berdasarkan artikel yang saya baca di salah satu website, jika kuota habis kalian bisa juga mencoba peruntungan untuk mengunjungi kantor Machu Picchu yang terletak di Lima atau Cusco dan beli di sana jika ada pengunjung yang membatalkan atau menunda kunjungannya hari itu. Sayang banget kan udah jauh-jauh ke Peru dengan niat mengunjungi Machu Picchu namun nggak bisa masuk karena kehabisan tiket.


Oleh karena itu ketika sudah memastikan untuk mengunjungi Machu Picchu, saya langsung beli tiketnya secara online. Saya memutuskan untuk beli tiket paket yakni Machu Picchu dengan Huayna Picchu di jam 11. Huayna Picchu adalah gunung di area Machu Picchu di mana dari puncaknya bisa terlihat Machu Picchu dari ketinggian. Keren banget pemandangannya!



Berhubung saya masih kere, saya tidak sewa tour guide atau ikut tour. Kalau tidak salah biayanya sekitar USD 40 per orang untuk tour guide berbahasa Inggris. Alhasil saya muter aja sendirian sambil nguping penjelasan tour guide di dekat saya. Berhubung saya sudah lupa juga, jadi saya kasih foto-foto aja ya. In essence, Machu Picchu itu merupakan peninggalan suku Inca yang dulu tinggal di wilayah ini. Jadi ada rumah-rumah warga sampai semacam square/ balai desa juga di tempat ini. Menakjubkan banget deh bisa-bisanya jaman dulu ada tempat kehidupan dikelilingi pegunungan gini. Nggak heran Machu Picchu merupakan salah satu New 7 Wonders of the World.












Saya mau kasih tip berpakaian ketika mengunjungi Machu Picchu. Malam dan pagi hari di Aguas Calientes itu dingin menurut saya, jadi saya memutuskan untuk menggunakan long john (atasan dan bawahan), lalu polo shirt, dan down feather jacket. Untuk bawahan saya pakai chino. Awalnya sih nyaman-nyaman aja karena berasa hangat, namun makin siang makin gerah. Karena ngerasanya aneh kalo buka jaket tapi ada long john, saya memutuskan untuk… cari tempat sepi lalu buka atasan long john. Agak deg-degan sih karena bakal awkward kalo ada yang lewat, namun untungnya tetep sepi. Jadi saran saya jika kalian mengunjungi Machu Picchu di bulan Mei, nggak perlu pakai long john karena jam 8-9 sudah mulai panas.



Selain menikmati peninggalan suku Inca, saya juga berburu foto llama yang merupakan hewan khas di Machu Picchu. Beberapa llama berkeliaran di Machu Picchu untuk cari makan dan turis juga pada mencoba main dengan mereka.





Ketika berkeliling saya melihat gerbang menuju Huayna Picchu. Waktu itu baru pukul 10 pagi namun tiket masuk saya adalah jam 11. Karena bingung mau gimana lagi nunggunya ditambah nggak pede kalo bakal kuat hikingnya, saya memutuskan untuk membatalkan kunjungan. Sayang sih karena udah bayar tiketnya, namun semoga ada waktu lain untuk mengunjungi Huayna Picchu.



Akhirnya saya melanjutkan untuk keliling Machu Picchu dan tiba lah saya di titik akhir sebelum menuju loket. Karena masih berasa sebentar banget padahal udah jauh-jauh ke sini, akhirnya saya muterin Machu Picchu lagi. Keputusan ini sangat tepat karena saya jadi menemukan tempat yang menurut saya punya pemandangan Machu Picchu terbaik dengan komposisi yang pas. 

 





Ketika lagi ngaso, saya lihat orang pada jalan mengikuti trail menuju Sun Gate/ Puerta del Sol. Dengan sok taunya saya ngikut tanpa tau ada apa di sana dan sejauh apa jaraknya. Di suatu titik saya merasa udah nggak kuat karena nggak tau seberapa jauh lagi ditambah bekal air minum saya juga menipis. Alhasil saya balik badan dan kembali eksplor area utama Machu Picchu. Jam 12.00 saya memutuskan untuk menyudahi kunjungan ke Machu Picchu karena sudah lapar juga. 




Di pintu keluar saya mampir ke sebuah meja di mana ada stempel Machu Picchu. Saya cap aja paspor saya buat kenang-kenangan.


 

Saya kembali ke Aguas Calientes dengan bis. Di jalan saya ketiduran karena capek banget, sampe-sampe harus dibangunin sama supirnya ketika sudah tiba di Aguas Calientes.




Karena lapar, saya mencari tempat makan di dekat hostel dan memilih tempat yang menawarkan lunch set menu. Dengan ilmu yang didapat semalam, saya merasa set menu ini bener-bener value for money. Makan siang saya hari itu ada soup untuk appetizer, chicken breast untuk main course, dan potongan pisang dengan madu untuk dessert. Harganya 27 PEN (~Rp108.000) dan saya kenyang banget.






Selesai makan saya muter-muter di Aguas Calientes lagi dengan tujuan cari pernak-pernik. Saya dapet beberapa barang untuk kenang-kenangan kunjungan ke Peru dengan harga yang terjangkau, sekitar 25-40 PEN untuk beberapa shot glasses.






Sekitar jam 15.30 saya kembali ke hostel untuk mengambil barang karena kereta menuju Poroy yang saya pesan berangkat jam 16.30.



Berbeda dengan perjalanan menuju Aguas Calientes, kali ini jenis keretanya adalah Expedition. Jenis kereta ini adalah yang paling murah dibandinding kereta sebelumnya yakni Vistadome. Bedanya adalah jendelanya yang lebih terbatas. Nggak begitu beda sih sebenernya menurut saya, jadi pilih yang jadwalnya pas aja. Untuk perjalanan selama 3,5 jam, penumpang diberikan biskuit dan pilihan minuman. Saya saranin untuk bawa makanan sendiri karena biskuitnya sama sekali tidak mengenyangkan.





Kereta tiba di Stasiun Poroy jam 8 malam. Karena tiba di malam hari sebelum tiba di Peru saya memutuskan untuk memesan taksi menuju hostel karena males cari-cari lagi dan pasti dalam kondisi capek. Saya pilih untuk pesan Taxi Datum dengan harga USD 15 untuk perjalanan selama 40 menit. Walaupun tergolong mahal, keputusan ini sangat tepat karena begitu tiba di stasiun sudah ada yang menjemput saya dan saya langsung masuk taksi. Di perjalanan saya melanjutkan tidur hingga tiba di hostel.

 

Hari ini sangat melelahkan namun sangat membahagiakan juga. Sampai saat ini, keliling Machu Picchu merupakan hari paling melelahkan dalam hidup saya karena berdasarkan tracking Health App di handphone saya melangkah sebanyak 22.600 kali dan mendaki setinggi 232 lantai. Wow!

3 comments:

  1. Their passion for the work was clear. Their efforts contributed to the app’s high retention rates. review

    ReplyDelete
  2. Their high-level resources and smooth workstyle led to a long relationship and made searching for other vendors unnecessary. brand strategy consulting firms

    ReplyDelete
  3. Hai…. Ada link utk pesan tiket machu piccu dan bis .?

    ReplyDelete