Pesawat dari Brussels mendarat di Terminal 5, sama dengan
pesawat selanjutnya menuju Rio de Janeiro. Walaupun demikian, saya tetap harus
melakukan proses transfer yang menurut saya cukup rumit. Bandara Heathrow merupakan
salah satu bandara tersibuk di dunia sehingga kala itu bagian transfer ramai
sekali. Tahap pertama adalah melalui pengecekan boarding pass, kemudian tahap
berikutnya adalah pengecekan barang. Pada tahap pengecekan barang ini liquid
harus dipisahkan dan dimasukkan ke kantong Ziploc yang sudah disediakan. Jika
ketika melewati x-ray mesin berbunyi, sepenglihatan saya proses pengecekan
lanjutannya ribet sekali. Oleh karena itu pastikan semua kantong kosong, tidak
ada logam di badan, serta tidak ada liquid yang tertinggal di tas.
Walaupun sama-sama Terminal 5, tidak semua gate berada di gedung
utama. Terdapat satellite builing B dan C yang biasanya digunakan untuk
penerbangan jarak jauh. Dari gedung utama ke satellite building bisa
menggunakan kereta atau jalan kaki. Berhubung jauh, saya naik kereta ke Terminal
5C. Nuansa di Terminal 5C sangat jauh beda dengan gedung utama karena sepii.
Saya menghabiskan waktu transit yang hampir 5 jam dengan
duduk-duduk di terminal sambil lihat pesawat.
British Airways BA249
London-Heathrow (LHR) to Rio de Janeiro-Galeao (GIG)
STD: 12.20
STA: 20.00
Boeing 777-200ER
Sekitar jam 11.30 boarding mulai dilakukan dan saya masuk ke
pesawat.
Pesawat saya kali itu adalah Boeing 777-200ER dengan nomor registrasi
G-YMMJ. Kabin ekonomi memiliki layout 3-3-3. Walaupun kursinya jadul (umur pesawat
ini 15 tahun!), tapi menurut saya sangat nyaman karena padding-nya tebal.
Headrest juga enak digunakan karena modelnya dibengkokan ke depan, bukan ke
kanan atau kiri seperti headrest biasanya, sehingga lebih kokoh dalam menopang
kepala.
In-flight entertainment tidak di-update sehingga layarnya
kecil dan resolusi jelek. Saya lupa konten film, TV show, dan musiknya seperti
apa. Seingat saya juga tidak tersedia USB power di kursi. Saya tidak cek di bawah
kursi apakah ada power adapter atau tidak.
Karena durasi flight mencapai 12 jam, penumpang diberikan selimut,
bantal yang tipis, serta headset untuk entertainment.
Penumpang diberikan makan sebanyak 3x selama penerbangan.
Makanan pertama diberikan sekitar 1 jam setelah lepas landas. Menunya adalah
menu makan siang. Saya memilih grilled chicken and a herby mushroom sauce yang
enak banget. Porsi dada ayam besar dan sausnya enak. Sayang sekali sausnya
tergolong sedikit. Di tray makanan terdapat appetizer berupa salad dan tuna (kayaknya) serta dessert berupa chocolate mousse. Selain itu terdapat juga roti dalam kemasan dan butter, biskuit, coklat dalam bingkisan, dan sebotol air mineral.
Pramugari menawarkan minuman juga seperti soft drink dan
wine. Saya pilih coke dan diberikan 2 kaleng utuh.
Sekitar 5,5 jam setelah take-off pramugari kembali
memberikan makanan yang kali ini berupa snack box. Isinya adalah nachos dengan saos salsa, roti, biskuit, coklat, dan air mineral dalam kemasan. Lumayan lah buat ganjel perut selama penerbangan.
Makanan terakhir datang sekitar 1,5 jam sebelum mendarat
dengan menu makan malam. Saya memilih penne pasta yang porsinya besar dan enak
juga. Di dalam tray makanan terdapat roti dalam kemasan, butter, serta kit-kat.
Saya memilih air mineral dan teh untuk minumnya.
Setelah sekitar 12 jam penerbangan, pesawat mendarat di
bandar udara Galealo di Rio de Janeiro, Brazil! Saya coba aktifin handphone dan
mendapatkan SMS layanan roaming dari Indosat yang harganya bikin males.
Penumpang kelas ekonomi turun dari pesawat melalui kabin kelas bisnis dan saya mengambil beberapa foto. Club World (nama kelas bisnis
British Airways) ini banyak mendapatkan review kurang baik karena layoutnya
yang 2-4-2 dan susunan kursi yang selang-seling antara menghadap depan dan
belakang sehingga penumpang yang bersebelahan bisa saling menatap ketika
partisi tidak dinaikkan. Namun sekarang British Airways sudah memiliki produk business
class baru yang mereka namakan Club Suite. Semoga dalam waktu dekat saya bisa
mencobanya, aamiin!
Imigrasi kala itu lancar, beda dengan pembuatan visanya pake drama. Untungnya sekarang pemegang paspor Indonesia sudah bebas visa untuk mengunjungi
Brazil.
Setelah mengambil bagasi, saya mencari orang yang akan mengantarkan
ke hotel. Tumben banget kan pesen airport transfer. Soalnya udah malem mendaratnya
(sekitar jam 20.00) tambah urusan imigrasi dan custom jam 21.00 baru keluar. Udah
gitu baca-baca tentang Rio kayaknya serem aja gitu bawaannya. Jadi biar tenang
dan lancar saya merogoh kocek lebih dalam deh buat ke hostel.
Setelah hampir 3 hari, akhirnya tiba juga di tujuan utama
yang pertama: Rio de Janeiro, Brazil! Berangkat dari rumah tanggal 4 Mei jam 11.00,
tiba di Rio tanggal 6 Mei jam 21.00 (sekitar jam 7 pagi tanggal 11 Mei waktu
Jakarta). Melelahkan tapi nggak begitu berasa lelah karena masih excited untuk
jalan-jalan di Brazil!
Keren gan ulasan-ulasan artikel nya... menarik dan inspiratif banget :)
ReplyDelete