Setelah gagal ke Kamboja (serta Malaysia, Myanmar, dan Vietnam) di tahun 2013 lalu karena tiba-tiba homesick pas mau berangkat, negara
ini menjadi tujuan berikutnya setelah saya selesai mengunjungi New 7 Wonders ofthe World. Tujuan utamanya adalah Angkor Wat yang terletak di kota Siem Reap.
Kompleks candi peninggalan abad ke-12 ini merupakan salah satu tempat UNESCO
World Heritage Site dan merupakan destinasi nomor 1 yang paling sering
dikunjungi wisatawan versi TripAdvisor. Kenapa baru sekarang berangkatnya?
Karena udah diniatin baru mau ke sini kalo ada temennya berhubung mesti sewa
tuk-tuk untuk keliling dan nggak mau bayar sendiri. Pelit banget :p
Berikut adalah peta kompleks Angkor Wat. Garis merah menandakan small circuit, sementara garis hijau menandakan big circuit.
Dua hari kami mengelilingi komplek Angkor Wat dengan tiket terusan. Harga tiketnya bervariasi tergantung durasi yang kamu perlukan.
Tiga hari di Siem Reap menurut saya cukup untuk mengunjungi candi-candi yang menarik di sana. Saya merekomendasikan Banteay Srei untuk dikunjungi. Lokasinya memang cukup jauh dari Siem Reap (sekitar 30 km – 1 jam sekali jalan dengan tuk-tuk), namun nuansanya berbeda dari candi lainnya. Kota Siem Reap sendiri rasanya mirip Bali karena banyak sekali turis yang berlibur di sana.
Setelah 2x bikin janji dengan orang yang berbeda namun
berakhir wacana, temen terakhir yang saya lempar wacana ke Siem Reap ternyata
sangat bersemangat ke sini. Saya melempar wacana di awal bulan Desember,
kemudian dia sering banget follow-up untuk beli tiket. Akhirnya pada awal
Januari kami beli tiket. Horee jadi juga ke Angkor Wat! Saya berangkat dengan
Ojan, temen kos saat kuliah di Bandung.
ITINERARY
Hari 0: Jakarta – Kuala Lumpur
Berangkat malam hari dari Jakarta setelah selesai bekerja. Setibanya
di KLIA, saya naik kereta ke klia2 kemudian menginap di Capsule Hotel klia2
berhubung pesawat ke Siem Reap terbang besok pagi.
Setelah bertemu Ojan, kami terbang ke Siem Reap. Landing di
Siem Reap jam 8 pagi, langsung ke hotel. Istirahat sejenak sebelum ikut small
circuit tour jam 10 pagi. Hari ini kami beli tiket untuk explore Angkor Wat
selama 2 hari. Tiketnya mesti disimpan dengan baik berhubung setiap masuk candi
suka diminta menunjukkan tiket.
Sore hari kami ke Phnom Bakheng yang merupakan sunset spot terkenal
di Siem Reap. Dari sini bisa terlihat Angkor Wat dari kejauhan. Namun sayang
hari itu sangat berawan sehingga tidak terlihat matahari terbenamnya.
Malam hari kami keliling Night Market untuk cari jajanan,
oleh-oleh, dan makan malam.
Hari 2: Siem Reap
Hari ini seharian penuh di tuk-tuk. Dijemput jam 5 pagi dari
hotel untuk menikmati sunrise di Siem Reap. Kalo belum beli tiket, supir
tuk-tuk akan menawarkan jemput lebih pagi berhubung lokasi pembelian tiketnya agak
jauh dari pintu masuk Angkor Wat dan sangat rame akan turis yang mau melihat
sunrise.
Sekitar jam 7 setelah matahari mulai terik, kami lanjut dengan
big circuit tour sampai jam 6 sore dan menunggu sunset di Pre Rup. Lagi-lagi
sangat berawan jadi tidak melihat senja selama di Siem Reap :(
Hari 3: Siem Reap – Kuala Lumpur
Setelah 1.5 hari sebelumnya mengunjungi banyak candi, hari
ini kami memutuskan untuk leha-leha aja. Baru keluar hotel jam 9 untuk cari
sarapan di Psar Chaa dan Ojan yang terobsesi mau makan kecoa.
Setelah itu kembali ke hotel dan siap-siap terbang ke Kuala
Lumpur. Jam 12 kami check-out untuk penerbangan jam 3 sore.
Hari 4: Kuala Lumpur – Jakarta
Setelah menumpang tidur di nap room Malaysia Airlines Regional
Lounge yang terletak di Main Terminal, saya bergegas ke Satellite Building
untuk melihat Malaysia Airlines Golden Lounge yang baru selesai di renovasi.
Lounge-nya bagus! Sayang belum beroperasi selama 24 jam.
Malaysia Airlines Golden Lounge - Business Class KUL
Malaysia Airlines Golden Lounge - Business Class KUL
Kemudian saya terbang dengan Malaysia Airlines ke Jakarta
dan setelahnya langsung ke kantor. Back to reality!
PENGELUARAN
Berbeda dengan liburan sebelumnya, untuk liburan ini saya
nggak menyimpan pengeluaran detailnya. Pengeluaran total untuk 3 hari 2 malam
sekitar Rp5 juta dengan rincian:
- Tiket pesawat Jakarta – Kuala Lumpur PP (Malaysia Airlines): Rp 1.150.000
- Tiket pesawat Kuala Lumpur – Siem Reap PP (AirAsia, no add-ons): Rp 1.350.000
- Hotel 2 malam (twin sharing, per orang): Rp 310.000
- Angkor Wat 2-day pass: USD 62
- Tuk-tuk selama 2 hari (sharing per orang): USD 30
Sisanya buat makan dan oleh-oleh (ini saya lupa jumlahnya
berapa).
Tiket pesawat seharusnya bisa lebih murah kalo beli
jauh-jauh hari, apalagi saat AirAsia punya promo free seats. Kayaknya bisa
dapet as low as Rp 500.000 untuk KL – Siem Reap PP.
VISA
Sebagai pemegang paspor Indonesia, masuk Kamboja tidak perlu
visa untuk tinggal selama 30 hari. Jadi hanya persiapkan paspor dan form
imigrasi yang dibagikan di pesawat untuk masuk ke Kamboja.
UANG
Kamboja memiliki mata uang Cambodian Riel (KHR). 1 KHR
nilainya sekitar Rp 3,5. Walaupun punya mata uang, tapi US Dollar (USD) juga
umum digunakan untuk transaksi di Siem Reap dan mungkin Phnom Penh karena
merupakan tujuan banyak wisatawan mancanegara. Malah untuk transaksi warga sana lebih sering menggunakan USD kalau dilihat dari menu makanan dan harga barang di supermarket. Untuk daerah lainnya saya kurang
tau apakah menerima USD atau tidak. Oleh karena itu, saya menyiapkan USD dari
Indonesia.
Selama transaksi dengan USD, kembalian juga diberikan dalam
USD selama nominalnya bulat. Kalau tidak bulat, bukan topi saya akan
dikembalikan dalam bentuk Riel. 0,25 USD sama dengan 1.000 Riel.
ATM cukup banyak lokasinya di kota dan Siem Reap
International Airport. Saya nggak narik uang sih berhubung udah bawa USD. Kartu
kredit sepertinya belum diterima secara luas, setidaknya ini yang saya
perhatikan dari restoran tempat kami makan di pinggir jalan dan beberapa toko
oleh-oleh. Namun pembelian tiket Angkor Wat ternyata bisa menggunakan kartu
kredit. Ini penyelamat buat saya karena kurang persiapan dan ternyata USD yang
saya bawa kurang :p
AKOMODASI
Kami memilih The Unique Angkor Villa yang terletak tidak
jauh dari Night Market. Saya pilih Deluxe Twin room yang terletak di lantai 2.
Kamarnya bersih, ada flat screen TV, kulkas, AC, kipas
angin, dan kamar mandi di dalam.
Hotel menyediakan fasilitas berupa jemputan gratis saat
kedatangan di Siem Reap airport dengan tuk-tuk. Selain itu ada kolam renang dan
restoran juga.
Overall hotelnya recommended dengan biaya Rp310.000 per
malam per kamarnya.
TRANSPORTASI
Kami hanya menggunakan 2 moda transportasi selama di Siem
Reap: tuk-tuk dan jalan kaki. Dari dan ke bandara menggunakan tuk-tuk, begitu
juga dengan tour selama 2 hari di Siem Reap (akan saya jelaskan lebih detail
di bagian Wisata). Tuk-tuk sepenuhnya saya arrange dengan pihak hotel. Mereka
punya rekanan gitu sepertinya. Berhubung sudah di-arrange oleh hotel, saya jadi
tidak punya kontak drivernya padahal recommended.
Tips saat naik tuk-tuk: pakai masker! Jalanan sangat berdebu
sehingga supaya nggak bengek menghirup debu terus-terusan baiknya tutupi dengan
masker.
Sisanya kami jalan kaki karena hotel terletak di tengah kota
dan dekat dari Night Market serta Psar Chaa (semacam pasar).
MAKANAN
Makanan menurut saya tergolong murah di Siem Reap. Di
restoran tengah kota, harga makanan mulai dari USD 1 (nasi goreng) hingga USD 3
(ayam/ daging/ ikan). Seperti di destinasi liburan lainnya, harga makanan di
objek wisata tentu saja lebih mahal. Nasi goreng harganya naik jadi USD 4.
Ayam/ daging/ ikan harganya bisa naik sampai USD 8.
Saran saya kalau terpaksa makan di objek wisata, lihatlah
harga di beberapa tempat makan dulu. Pengalaman kami adalah waktu itu di Neak Pean disamperin
seorang Mbak penjaga restoran dan dibilang harga di semua restoran di sana sama
semua. Begitu sampe, kaget dong liat harga per porsi USD 8. Karena penasaran,
Ojan keluar untuk ngecek harga di tempat lain. Lucunya kayaknya Mbak-nya sadar
kalo Ojan keluar buat ngecek harga. Makanya pas saya lagi sendirian, Mbak-nya
bisik-bisik bilang kalo sebenernya harganya USD 5. Bisik-bisik karena di meja
lain ada pelanggan lain yang lagi mau pesen juga. Pas Ojan balik, dia bilang
kalo di tempat lain harganya USD 3 aja untuk ayam/ daging. Apa yang dia
lakukan? Protes dong ke Mbak-nya. Akhirnya dikasih USD 5 udah termasuk minum
apa aja dan fruit platter. Bener-bener juara Ojan ini negonya. Tsk tsk lagian berani-beraninya ngeboongin pembuat sejarah orang pertama dari Indonesia (atas bahkan Asia?) yang menjadi juara dunia debat, langsung dilawan kan :D
Makanan khas Kamboja yang kami coba adalah Amok dan Lok Lak.
Proteinnya bisa pilih daging, ayam, atau ikan. Amok bumbunya semacem bumbu
kuning gitu kalo di Indonesia, dan Lok Lak kayak tumis-tumis gitu. Maaf bukan
foodie jadi penjelasannya sangat tidak membantu :’)
WISATA
Dua hari pertama kami ikutan tour dengan tuk-tuk. Hari
pertama (hanya setengah hari) kami memilih untuk melakukan small circuit tour
dari jam 10 pagi hingga jam 6 sore. Harganya USD 15 per tuk-tuk. Candi yang
dikunjungi hari itu: Angkor Wat, Ta Phrom (lokasi shooting Tomb
Raider), Angkor Thom, dan sore hari menunggu sunset di Phnom Bakheng yang sayangnya
ketutupan awan.
Hari kedua kami melakukan big circuit tour ditambah sunrise.
Berangkat dari jam 5 pagi sampai jam 6 sore. Harganya USD 30 untuk big circuit
dan ditambah USD 5 untuk sunrise. Candi yang dikunjungi hari itu: Angkor
Wat lagi untuk sunrise, Banteay Srei, Ta Som, Neak Pean, Preah Khan, East
Mebon, dan Pre Rup.
Ta Som
Preah Khan
East Mebon
Berikut adalah peta kompleks Angkor Wat. Garis merah menandakan small circuit, sementara garis hijau menandakan big circuit.
Peta komplek Angkor Wat (source)
Dua hari kami mengelilingi komplek Angkor Wat dengan tiket terusan. Harga tiketnya bervariasi tergantung durasi yang kamu perlukan.
- 1-day pass ticket: USD 37
- 2-day pass ticket: USD 62
- 7-day pass ticket: USD 72
Loket pembelian tiket Angkor Wat
Tiga hari di Siem Reap menurut saya cukup untuk mengunjungi candi-candi yang menarik di sana. Saya merekomendasikan Banteay Srei untuk dikunjungi. Lokasinya memang cukup jauh dari Siem Reap (sekitar 30 km – 1 jam sekali jalan dengan tuk-tuk), namun nuansanya berbeda dari candi lainnya. Kota Siem Reap sendiri rasanya mirip Bali karena banyak sekali turis yang berlibur di sana.
Ada yang sudah pernah mengunjungi Siem Reap juga? Candi mana
yang paling berkesan buat kalian?
Aku penasaran sama Siem Reap ini Ky! Tapi tiap kali jalan-jalan ke daerah sana, kadang tergoda juga buat ke pantai-pantai aja yang kayaknya bisa lebih santai daripada ke situs sejarah gini kan, hahaha...
ReplyDeleteBtw, panas banget nggak sih di Siem Reap? Aku baca katanya terkadang panasnya nggak tahan! Hahaha...
Book the ticket and just go, Ko! :D
DeleteUntuk pantai Kamboja punya Sihanoukville tapi kayaknya belum begitu populer dengan destinasi pantai lain di ASEAN kayak Ko Samui, Phuket, atau Phu Quoc.
Panaasss, padahal aku pergi bulan Maret yang nggak sepanas summer (June-August). Tapi gapapalah panas daripada kehujanan.
Sampe 2 hari kelilingnya, saya keliling sehari aja rasanya udah mabok candi saking gedenya. Ditambah cuacanya panas banget, berdiri aja ga ngapa2in keringetan, bikin makin mabok XD
ReplyDeleteLoket tempat beli tiketnya udah bagus, di dalam bangunan kah? Saya ke sana taun 2015 loketnya masih belum bagus gitu bentukannya.
Yes 2 hari berhubung mau ke Banteay Srei juga. Terlalu capek kalo digabung sama temples lain. Tapi puas banget kok dan pengen stay a bit longer berhubung belum semua candi didatengin :D
DeleteYes udah ada bangunan sendiri sekarang yang cukup gede. Loketnya udah banyaaak, terima kartu kredit, dan ada banyak pedangan suvenir juga. Mereka berbenah untuk bisa service turis yang dateng lebih baik sepertinya.
hotelnya recomended banget ya Ki dan emang habis dananya di penerbangan ya :( xoxo
ReplyDeleteYes, dengan harga sekitar Rp300.000 per malem, hotelnya value for money sih menurut aku.
DeleteWah infonya berguna banget nih. Aku sedang akan jalan-jalan ke Siem Riep & masih nimbang2 mau beli tiket yg one day pass atau yg 3 day pass. Dari info yg aku dapat cuma ada pilihan 1 day, 3 days, atau 7 day utk tiket masuk ke Angkor Wat.
ReplyDeleteTernyata kamu bisa 2 hari aja ya?
Kak mau tanya, kira2 bulan apa yaa pas nya kalo ke angkor wat biar bisa dapet sunrise sama sunset nya?
ReplyDeleteRencana mau bulan juli ini, tapi pas baca2 ternyata bulang juli disana terhitung nya musim hujan singkat :"( tapi nggak ada waktu lagi kalo bukan bulan juli :"( mulai agustus pun baca2 disana udah masuk musim hujan yg sampe hujan badai gitu :"(
Iya sangat tidak disarankan untuk ke Siem Reap di musim hujan (Mei - September). Tapi kalo bisanya cuma Juli ya berangkat aja, siapa tau beruntung tetap dapet cerah.
DeleteAku malah sebenernya apes, berangkat Maret tapi nggak cerah banget makanya ketutupan awan pas sunrise.