Sebenernya perjalanan ini terjadi bukan karena saya pengen banget ke Balkan. Melainkan karena saya pengen menggunakan benefit free upgrade dari economy class ke business class sebagai Gold Member-nya Qatar Airways Privilege Club. Sama ceritanya dengan liburan ke Polandia dan Baltik di tahun sebelumnya. Setelah bongkar pasang rute supaya nemu harga tiket Qatar Airways yang bisa upgrade ke business class dan menggunakan Qsuite, terpilihlah destinasi liburan di negara-negara Balkan.
Kebanyakan tiket sudah bisa dibeli online melalui GetByBus dan busticket4.me. Hanya 2 rute yang tidak bisa dibeli online, yakni Prizren – Skopje dan Skopje – Sofia.
ITINERARY
Hari 0: Jakarta – Hong Kong
Terbang pagi hari dari Jakarta ke Hong Kong lewat Singapore.
Walaupun niatnya nunggu di bandara aja selama di Hong Kong, tapi akhirnya bosen
dan ke kota karena pesawat dari Singapore mendarat jam 5 sore sementara pesawat
ke Doha baru akan terbang tengah malam. Menyempatkan diri ke tengah kota untuk
ngetes seberapa wide lensa baru. Sengaja foto di tempat yang sama supaya
keliatan bedanya hahaha noraknya.
Hari 1: Hong Kong – Sarajevo – Mostar (Bosnia &
Herzegovina)
Tengah malam terbang dengan Qatar Airways menuju Doha
sebelum lanjut ke Sarajevo. Penerbangan sekitar 8,5 jam dari Hong Kong ke Doha
dan 5,5 jam dari Doha ke Sarajevo. Setelah perjalanan panjang, akhirnya saya
mendarat di Sarajevo jam 11 pagi.
Menyempatkan keliling kota Sarajevo dengan jalan kaki dan
geret koper karena nggak nemu tempat penitipan koper di tengah kota. Sehingga keliling
di Old Town aja dan ngeliatin burung dara di sekitar Sebilj.
Sekitar jam 3 sore saya menuju terminal untuk naik bis
selama 3 jam ke Mostar. Sampai Mostar langsung ke hostel dan tidur.
Bangun pagi nungguin sunrise dengan latar Stari Most cuma ternyata
kesiangan karena blue hour-nya keburu abis :(
Jam 9 pagi jalan ke halte bis untuk menuju Blagaj yang saya
pengen datengin setelah lihat fotonya sekitar 6 tahun lalu. Nggak lama di Blagaj
kemudian balik lagi ke Mostar dan menghabiskan waktu di sana dengan
mondar-mandir.
Hari 3: Mostar – Dubrovnik (Kroasia)
Ambil bis pagi menuju Dubrovnik dengan durasi hampir 4 jam.
Tiba di Dubrovnik menjelang jam 3 sore dan langsung ke hostel yang lokasinya di
dalam City Wall. Tangganya banyak banget!
Sore-sore setelah keliling Old Town, lanjut cari lokasi
sunset setelah dapat contekan dari internet. Nanjak lagi ke perumahan gitu,
tapi untung pemandangannya bagus jadi puas lah.
Hari 4: Dubrovnik – Kotor (Montenegro)
Pagi-pagi cari blue hour di sekitar Old Town, tapi seperti
biasa kesiangan jadi cuma dapet sebentar. Hari ini saya naik ke Dubrovnik City
Wall yang harganya mahal itu (200 HRK ~ 27 EUR). Untungnya cuaca cerah jadi
happy selama di atas. Muterin sekali, terus lanjut ke Fort Lovrijenac. Tiket
masuknya nggak perlu bayar lagi kalo udah beli tiket City Wall, jadi disimpen
ya tiketnya.
Siangnya naik bis selama 2,5 jam menuju Kotor. Disambut
gerimis setibanya di Kotor namun saya penasaran dengan Old Town-nya. Jadi
setelah check-in dan beberes, becek-becekan ke Old Town yang udah sepii.
Hari 5: Kotor
Ramalan cuaca hujan seharian dan beneran aja, bangun tidur masih
ujan dari semalem. Udah niat kalo ujan bakalan di hostel aja, tapi kok sayang
kalo nggak liat Kotor dari atas. Akhirnya agak nekat mendaki bukit di Kotor pas
lagi hujan dan sendirian. Ceritanya bisa dibaca di tulisan ini.
Sesuai dugaan, sampai atas banyak kabut. Masih keliatan
dikit sih Bay of Kotor-nya, tapi nggak secerah di gambar contekan :( Semoga di
waktu mendatang bisa balik lagi dengan cuaca yang sangat cerah. Aamiin!
Hari 6: Kotor – Shkoder (Albania)
Pagi-pagi naik bis sekitar 4 jam menuju Shkoder. Tiba di
Shkoder udah hampir jam 12 siang dan saya langsung menuju Kalaja Fortress untuk
melihat kota Shkoder dari atas.
Setelah balik, muter-muter di tengah kota Shkoder yang ukurannya
tergolong kecil.
Hari 7: Shkoder – Prizren (Kosovo)
Hari ini jadwalnya adalah menuju Prizren via Danau Komani. Jam
06.30 pagi saya dijemput pihak Komani Ferry. Perjalanan sekitar 1,5 jam menuju
Komani dengan pemandangan yang bagus banget tapi sayang jalannya banyak yang belum
bagus jadi susah banget ngambil foto :( Jam 9 lanjut naik Ferry selama 3 jam menuju Fierza, lalu ke
Prizren dengan minibus via Banja Luka.
Saya tiba di Prizren sekitar jam setengah 4 sore. Mencoba ke fortress tapi nggak kuat haha lemah banget, akhirnya keliling Old Town aja sambil cari makan.
Komani Lake
Saya tiba di Prizren sekitar jam setengah 4 sore. Mencoba ke fortress tapi nggak kuat haha lemah banget, akhirnya keliling Old Town aja sambil cari makan.
Hari 8: Prizren – Skopje (Macedonia)
Mencoba ke fortress lagi tapi kaki belum sepenuhnya pulih
jadi nggak mau maksain. Akhirnya balik ke hostel dan ngobrol sama turis lain
sambil nunggu jadwal berangkat bis ke Skopje.
Perjalanan ke Skopje memakan waktu hampir 4 jam dan saya
tiba di sana sekitar jam 1 siang. Makan siang dulu di Old Town sebelum ke Kale
Fortress dan menikmati sunset di sekitar Macedonia Square (Alexander the Great
dan Stone Bridge).
Hari 9: Skopje – Nis (Serbia) – Sofia (Bulgaria)
Pagi-pagi naik bis sekitar 4 jam menuju Nis. Pengakuan dosa
dulu. Sebenernya nggak tau di Nis mau ngapain, tapi sayang deket banget kalo
nggak mampir ke Serbia. Alhasil durasi perjalanan dari Skopje ke kota terakhir yakni
Sofia harus menjadi 2 kali lipat karena muter lewat Nis.
Nis biasa banget kotanya, bahkan Old Town-nya kurang
menarik. Kota lain di Serbia seperti Belgrade dan Novi Sad saya yakin bakal lebih menarik
untuk dikunjungi.
Sore hari saya berangkat lagi naik bis selama hampir 5 jam
menuju Sofia. Tiba di kota terakhir dan langsung tepar di hostel.
Hari 10: Sofia – Doha
Usaha mengejar sunrise kembali dilakukan dan karena harus
kerja (yes, bangun jam 2 pagi waktu Sofia, lanjut kerja sampe jam 6 pagi. Ya ya
ya, salah sendiri terlalu “responsible”) jadi kelewatan blue hour. Thanks, work.
Jadinya main-main di St. Alexander Nevsky Cathedral dan hunting beberapa lokasi
foto. Sayangnya ada 1 lokasi bagus yang jalannya lagi direnovasi sehingga gak
bisa dijadikan objek foto.
Malem hari saya menuju airport untuk terbang menuju Doha. I
celebrated my 25th birthday on board!
Hari 11: Doha – Sydney
Bela-belain muter ke Sydney dulu demi naik Qsuite, business
class-nya Qatar Airways yang revolusioner. Terbang di hari 11 pagi waktu Doha
dan mendarat keesokan paginya waktu Sydney. Secara tidak langsung menghabiskan
hampir sehari ulang tahun di Qsuite. Lumayan lah biar gak quarter life crisis
banget (berasa cuma sehari doang quarter life crisis).
Hari 12: Sydney – Jakarta
Nggak ada niatan ke kota selama transit 5 jam di Sydney padahal
masih punya balance yang cukup di Opal Card buat PP naik kereta ke kota tapi Opal-nya
ditinggal di rumah :) Jadinya nunggu di airport aja.
Bener-bener ngantuk banget karena selama di pesawat tadi
cuma tidur 2 jam dari 14 jam terbang. Maklum norak. Coba main laptop pun gak
ngebantu malah hampir jatoh laptopnya karena ngantuk. Alhasil pasang alarm di
hp supaya apes pas di Mumbai nggak kejadian lagi.
Jam 7 malem akhirnya mendarat di Jakarta setelah hampir 2
minggu berlibur :D
PENGELUARAN
Seperti biasa, tiket pesawat jadi komponen paling mahal di
sini. Terlebih saya harus pilih tiket yang subclass-nya lebih mahal supaya
upgradable ke business class. Untuk akomodasi saya masih memilih hostel karena
paling affordable dan emang akan sering lama di luar. Kebanyakan pengeluaran
udah dipesan sebelum berangkat, jadi buat berangkat saya cuma bawa 300 Euro. Di
anggaran sebenernya lebih dari itu sih, tapi saya mikir bisa narik uang kalau
perlu. Tapi ternyata 300 Euro cukup! Murah banget deh liburan di Balkan :D
VISA
Dari 8 negara yang saya kunjungi, hanya Serbia yang sudah
membebaskan visa bagi pemegang paspor Indonesia. Untuk 7 negara sisanya
(Albania, Bosnia & Herzegovina, Bulgaria, Kosovo, Kroasia, Macedonia, dan
Serbia) saya menggunakan visa Schengen multiple entry. Rumania juga bisa
dikunjungi dengan visa Schengen multiple entry, tapi sayang waktu saya nggak
banyak.
Catatan: kalau berencana melakukan perjalanan darat,
berdasarkan hasil baca di forum-forum kalian tidak bisa masuk Serbia langsung
dari Kosovo karena ada masalah diplomatik. Kalo nggak salah inget, Serbia masih
menganggap Kosovo sebagai bagian dari negaranya sehingga kalian hanya bisa
masuk Serbia dari Kosovo jika masih memiliki cap masuk Serbia dalam 3 bulan
terakhir (https://prishtinainsight.com/comprehensive-guide-traveling-kosovo-serbia-mag/).
Oleh karena itu saya mengunjungi Macedonia terlebih dahulu sebelum masuk
Serbia.
UANG
Hanya Montenegro dan Kosovo yang menggunakan Euro sebagai
mata uang resmi negaranya. Sisanya memiliki mata uang masing-masing, yakni:
- Bosnia & Herzegovina: Mark (KM), 1KM: ~Rp8.200
- Kroasia: Kuna, 1kn: ~Rp2.200
- Albania: Lek, 1 lek: ~Rp130
- Macedonia: Denar, 1 MKD: ~Rp260
- Serbia: Dinar, 1 RSD: ~Rp135
- Bulgaria: Lev, 1 lv: ~Rp8.200
Karena saya bawa Euro, jadi saya udah alokasikan untuk
masing-masing negara. Kalo ada sisa uang dari negara yang dikunjungi, saya
menukarkan ke mata uang negara berikutnya di kota atau terminal bis. Walaupun
secara itung-itungan bakal rugi, tapi lebih rugi kalo nggak saya tuker karena
saya rasa bakal susah cari money changer di Indonesia yang mau menerima mata
uang yang terlalu asing. Untungnya saya nggak rugi-rugi banget karena nggak
jauh beda hasil konversinya kalo dibandingin dengan kurs di Google.
AKOMODASI
Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, hostel masih
menjadi pilihan akomodasi selama liburan di Balkan. Walaupun nginep di hostel,
saya mencari yang review, lokasi, dan fasilitasnya bagus. Jadi kalo butuh rekomendasi
atau referensi di kota liburan saya, bisa menggunakan pilihan hostel saya.
- Mostar: Design Hostel StarMo
- Dubrovnik: Hostel Angelina Old Town
- Kotor: Hostel Pupa
- Shkoder: Shkodra Backpackers Hostel - Mi Casa es Tu Casa
- Prizren: Driza’s House
- Skopje: Hostel Log Inn
- Sofia: Ivory Tower Hostel
Design Hostel StarMo
TRANSPORTASI
Karena banyaknya lokasi yang mau dikunjungi, jadi saya harus
mencari transportasi yang efektif. Untungnya transportasi antarkota tersedia
dengan baik. Semua transportasi menggunakan bis, kecuali Shkoder – Prizren
dimana saya menggunakan ferry juga karena baca pemandangan yang indah di Komani
Lake. Berikut detail transportasi antarkota yang saya gunakan kemarin.
- Sarajevo – Mostar: 3 jam, harga 10.5 EUR
- Mostar – Dubrovnik: 4 jam, harga 15 EUR
- Dubrovnik – Kotor: 2,5 jam, harga 15.5 EUR
- Kotor – Shkoder: 4 jam, harga 16 EUR
- Shkoder – Prizren: Naik shuttle dari Shkoder ke Komani selama 45 menit dengan harga 5 EUR, lalu sambung ferry dari Komani ke Fierza selama 3 jam seharga 6 EUR, sambung minibus dari Fierza ke Banja Luka sekitar 30 menit (waktu itu dapet tebengan dari sesame penumpang). Dari Banja Luka seharusnya ada bis langsung ke Prizren, tapi entah kenapa waktu itu nggak nemu jadi pas di “terminal”-nya diarahin naik minibus. Oleh karena itu saya naik minibus dan apesnya diturunin di pinggiran kota Prizren. Akhirnya nunggu bis di pinggir jalan dan bayar 1 EUR untuk ke tengah kota selama 10 menit. Melelahkan sekali ya sekitar 9 jam perjalanan. Ini rute paling ribet. Untung aja Komani Lake bagus pemandangannya, jadinya worth it. Ada rute langsung dengan bis berdurasi 4 jam, namun saya tetep mau coba Komani Ferry.
- Prizren – Skopje: 4 jam, harga 9 EUR
- Skopje – Nis: 4 jam, harga 11 EUR
- Nis – Sofia: 5 jam, harga 11 EUR
Kebanyakan tiket sudah bisa dibeli online melalui GetByBus dan busticket4.me. Hanya 2 rute yang tidak bisa dibeli online, yakni Prizren – Skopje dan Skopje – Sofia.
SIM CARD & PAKET INTERNET
Niatnya beli sim card sepanjang perjalanan, tapi sayanganya
setelah googling mengetahui kalo negara yang saya kunjungi tidak mendukung
penggunaan 1 sim card seperti di negara Schengen. Jadi kalau mau beli sim card,
harus beli di masing-masing negara. Karena saya cuma tinggal 1-2 hari di tiap
negara, jadi sayang beli sim card. Akhirnya cuma beli sim card pas di Bosnia
karena paling lama (3 hari) dan cukup pindah-pindah dari Sarajevo, Mostar, dan
Blagaj.
Saya beli sim card di Sarajevo Airport. Di dalem airport nggak ada yang
jual jadi harus ke luar daerah parkiran di sebelah kiri bangunan bandara. Ada
kios kelontong gitu dan bisa beli di sana. Awalnya di menawarkan paket 3GB dan
5GB, tapi ketika saya menanyakan yang paling murah, dia menawarkan yang 1GB.
Saya ambil itu seharga 3 EUR. Setelah beli awalnya coba aktifin sendiri tapi gagal
terus karena mesti registrasi. Akhirnya balik lagi ke kios dan dibantuin
aktivasi oleh petugasnya. Langsung bekerja dengan baik dan koneksinya lancar.
MAKANAN
Selama di Balkan saya melihat banyak restoran Turki yang
jual kebab atau shish, jadi kalo bingung makan apa saya ke sana aja. Harganya
sangat affordable berkisar dari 3 Euro sampai 5 Euro. Makanan paling mahal
adalah di Dubrovnik, tapi untungnya ada toko fast food bernama Tutto Bene yang
punya promo kebab. 2 kebab berukuran besar dan 1 soda hanya dijual seharga 35
kuna (Rp77.000). Padahal kalo beli 1 kebab harganya 65 kuna (Rp145.000). Aneh
tapi yaudahlah nikmatin aja :p
Selain kebab, saya coba makanan lokal pas di Prizren dan
Skopje, tapi nggak begitu unik sih. Untungnya masih enak jadi bisa dimakan.
Pas di Sofia udah kangen banget makan KFC akhirnya
dibela-belain ke sana :D
Sejujurnya, Balkan nggak seterbelakang dugaan saya.
Kebanyakan kota sudah modern, tapi dari yang saya kunjungi malah saya lebih
suka yang nuansa kota kecil dan pedesaan kayak Mostar dan Prizren. Harga di
sana yang jauh lebih murah bikin saya pengen balik lagi mengunjungi kota kecil
lain yang belum sempat dikunjungi. Semoga bisa balik lagi di kemudian hari.
Aamiin!
Kota di Serbia mungkin maksudnya Belgrade bukan Zagreb ya Ky, hahaha :P .
ReplyDeleteAh beneran daerah Balkan ini masih dalam bucket list-ku nih. Masih belum nemuin slot waktu (dan tiket pesawat) yang pas buat berkunjung kesana dari sini.
Btw itu kok enak banget bisa upgrade gratis ke business class jika Gold di Privilege Club-nya QR!! :O
Whoops, thanks for the reminder, Ko! Updated now :D
DeleteHaha aku dapet upgradenya terbatas banget jumlahnya, nggak kayak kamu yang sering di-upgrade sama KLM dan Air France.
Kapan ya bisa jelong2 begono.. Ngimpi abdi mah.. ðŸ˜
ReplyDeleteSoon, hopefully! :D
DeleteHi Refky, mau tanya, misal visanya Schengen multiple C dari Belanda belum pernah dipakai, terus tiket dari Jakarta-Istanbul- Sarajevo, bisa dipake kan visaku untuk keliling Balkan tanpa masuk negara schengen dulu? Thank you.
ReplyDeleteHi Lita,
DeleteSorry aku nggak yakin jawab pertanyaan kamu karena kemarin visa Schengen aku udah pernah dipake. Semoga di google/ forum ada jawabannya ya. Enjoy Bosnia!
mas refky kemarin apply visa schengennya dari kedubes mana saat akan ke balkan ?
ReplyDeleteHi Dina,
DeleteWaktu itu aku pake visa Schengen yang masih berlaku dari kedutaan Belanda soalnya dapet multiple entries.
saya pernah punya visa schengen tg 2014 lalu. berarti kan sekarang sdh tdk berlaku. jadi sebaiknya kalau mau ke balkan saya ke apply schengen (Paris/belanda dulu misalnya ya) ? jalan2 dulu di paris, baru beli tiket pesawat ke sarajevo ? mohon advise nya mas
DeleteIya lebih gampang explore Balkan dengan visa Schengen daripada harus apply visa masing-masing negara. Yep ke Paris dulu terus terbang ke Balkan.
DeleteFotonya keren" btw pakai hp apa camera bro
ReplyDeleteThank you! Aku pake kamera Fujifilm X-M1 dengan lensa XF10-24mm atau XF35mm.
DeleteKak, tiket nya gmn? Langsung Sarajevo atau balik ke turki?
ReplyDeleteTiket aku masuk lewat Sarajevo (Doha-Sarajevo), keluar dari Sofia (Sofia-Doha). beli tiket-nya multi-city, bukan PP.
DeleteKak, naik bis antar kota/negata bus ny ada Ac dan sdetiap boarder hrs turnkah?
ReplyDelete