Di pertengahan tahun 2016, adek saya udah kepengen banget
buat jalan-jalan ke Beijing supaya bisa ke Great Wall. Dia bilang mau ikutan
kayak saya mengunjungi ketujuh keajaiban dunia (mari kita doakan semoga
terwujud). Setelah keseringan naik AirAsia dan temen-temennya, dia bertekad untuk ke Beijing dengan pesawat yang bagusan. Setelah browsing
sana-sini, nominasinya adalah Cathay Pacific yang berangkat dari Kuala Lumpur
(dan transit di Hong Kong). Total harga jadinya sekitar Rp5 juta, sudah
termasuk tiket PP Jakarta – KL.
Namun di suatu hari di bulan Juli, saya menemukan info tiket
business class Malaysia Airlines yang miring banget. Pulang pergi ke Beijing
harganya cuma Rp3.5 juta!! Walaupun awalnya bingung karena uangnya ngepas, tapi
keinginan dia untuk naik business class jauh lebih besar. Jadi setelah saya
godain terus-terusan, akhirnya dia beli juga tiketnya. Ayah saya yang tau
anaknya mau naik business class, ikutan juga! Issued lah mereka 2 tiket
business class Malaysia Airlines dari Bangkok ke Beijing PP via Kuala Lumpur.
Melihat adek dan Ayah saya bakal jalan-jalan naik business
class, kok… saya ikutan pengen… Oh noo! Waktu itu saya masih dalam tahap
persiapan liburan ke Jordan dan Svalbard yang mahal banget. Awalnya sih udah
sok tegar nggak mau beli, tapi begitu baca review business class-nya MalaysiaAirlines yang baru di A330, akhirnya saya pun luluh. Besok paginya saya ikutan
issued tiket untuk keberangkatan pas long weekend di bulan Desember,
itung-itung kado ulang tahun untuk diri sendiri. FYI, proses beli tiket terjadi pas saya
lagi nongkrong di kamar mandi kantor loh :)) Berhubung Malaysia Airlines
ini bagian dari oneworld alliance, dengan tiket ini bisa membantu saya untuk
mencapai status Gold dengan Qatar Airways Privilege Club. Yay!
Karena tiket business class-nya dimulai dari Bangkok, jadi
saya mesti ke sana dulu. Dengan jatah cuti yang terbatas, saya nggak bisa pergi
sehari sebelum long weekend. Kemudian saya cari tiket yang berangkat di pagi
buta dan tiba di Bangkok sebelum jam 12 siang karena flight dari Bangkok adalah jam 2
siang. Ketemu tuh Malaysia Airlines juga, yang ternyata sama-sama business
class. Wohoo! Agak mahal sih, tapi untungnya saya inget masih punya jatah travel allowance jadi nggak terlalu sakit kepala pas beli tiketnya :))
Pulangnya berhubung flight dari Bangkok ke Jakarta nggak ada yang make sense harganya (karena akhir periode long weekend), jadi saya memutuskan untuk buang tiket business class KL – Bangkok dan langsung pulang ke Jakarta dari KL. Sayang sih, tapi mau gimana orang jadwal dan harganya nggak ada yang pas…
Pulangnya berhubung flight dari Bangkok ke Jakarta nggak ada yang make sense harganya (karena akhir periode long weekend), jadi saya memutuskan untuk buang tiket business class KL – Bangkok dan langsung pulang ke Jakarta dari KL. Sayang sih, tapi mau gimana orang jadwal dan harganya nggak ada yang pas…
Flight route: Jakarta — Kuala Lumpur — Bangkok — Kuala Lumpur — Beijing — Kuala Lumpur — Jakarta (8,300 miles!)
Persiapan terakhir adalah visa. Sama dengan liburan ke China
pertama kali, saya pake travel agent juga dan masih gampang banget prosesnya.
Tapi denger-denger sekarang udah lebih ribet sih prosesnya. Ada yang baru-baru
ini apply visa China? Apakah bener prosesnya lebih rumit?
Setelah persiapan selesai, mari kita mulai dengan
perjalanannya. I’ll save the flight reviews for a later post ya supaya
hopefully bisa lebih thorough ceritanya.
Day 1: Jakarta – Kuala Lumpur – Bangkok – Kuala Lumpur –
Beijing
The flight from Jakarta to Kuala Lumpur to Bangkok was
uneventful sejujurnya, padahal ini merupakan kali pertama saya terbang di kelas
bisnis. Berhubung pesawatnya juga regional narrowbody (737), kursinya pun biasa
aja. Saya orangnya juga kecil kan, jadi duduk di ekonomi juga nggak gitu
masalah sebenernya. Service pun nggak ada yang spesial. Mungkin yang spesial
adalah pertama kali dikasih makanan dengan piring keramik dan cutlery yang
banyak amat! Hahaha.
Setelah keluar dari imigrasi Thailand dan ambil bagasi, saya
langsung naik ke lantai keberangkatan untuk check-in flight Malaysia Airlines
balik ke Kuala Lumpur. Begitu nunggu di Cathay Pacific lounge (yang kece
designnya!) saya menyadari bahwa ada kemungkinan besar flight Bangkok – Kuala
Lumpur saya delay. Begitu saya cek historical on-time performance flight ini,
ternyata parah banget! Dari 7 hari terakhir, cuma 1x on-time dan sisanya delay
berkisar 30 – 90 menit! Wah deg-degan dong saya berhubung durasi transit di
Kuala Lumpur hanya 1 jam.
Long story short, pesawat yang tiba di Bangkok udah telat
diperparah dengan kenyataan bahwa Suvarnabhumi Airport harus tutup traffic
untuk sementara karena ada VIP yang mau pakai landasannya. Ugh! Begitu keluar pesawat di Kuala Lumpur, udah ada petugas yang pegang nama saya dan mengabarkan bahwa saya udah ditinggal pesawat ke Beijing. Sedih amatttt padahal udah sengaja pilih
kursi yang paling spesial di pesawatnya, jenis bulkhead throne seat (1K)! :(( Karena ini bukan salah saya, jadi pihak
Malaysia Airlines rebook saya ke penerbangan langsung lainnya, yakni Air China.
Berhubung Air China bukan anggota oneworld alliance, berarti
saya nggak bisa dapet QPoints untuk bantu mendapatkan status Gold di Qatar
Airways. Oleh karena itu saya nego dengan petugas di transfer desk untuk
dipindahin ke maskapai oneworld lain. Cathay Pacific via Hong Kong udah nggak
mungkin karena last flight dari KL sebelum flight saya yang original. Japan
Airlines via Tokyo fully booked. Malaysia Airlines via Seoul juga fully booked.
Lalu saya buka Google Flight dan menemukan bahwa masih ada tiket business class
Malaysia Airlines via Tokyo-Narita untuk malem itu! Tapi sedihnya pas saya
bilang, ternyata itu masih ada secara online karena cache aja, sebenernya flightnya udah
overbooked (lebih parah dari fully booked). In the end saya jadinya terbang nonstop
ke Beijing dengan Air China.
Walaupun nggak dapet miles ke oneworld, on the positive note
saya bisa istirahat dengan tenang dan nyaman berhubung tidur di flat bed. Kalo
baca spec-nya di internet, business class seat-nya Air China A330-300 nggak 180
derajat flat sih, melainkan 170 derajat (miring dikit). Tapi somehow saya nggak
ngerasain miring. Bangun dengan seger setelah tidur sekitar 4.5 jam, setibanya
di Beijing saya langsung mendapati kabar buruk bahwa bagasi saya nggak kebawa
dari Kuala Lumpur! Arrggh! Untungnya saya udah pisahin winter coat karena
sebelumnya pernah ketinggalan bagasi sebelum terbang ke Kutub Utara (Svalbard).
Tapi lagi-lagi on the positive note, saya punya alesan untuk belanja baju karena
dicover oleh asuransi berhubung petugas lost & found bilang kalo bagasi
saya nggak mungkin dateng dalam 24 jam. Hore!
Day 2: One Day in Beijing
Sama dengan kunjungan ke Beijing sebelumnya, winter di
Beijing itu dingin bangett. Saya sengaja bikin jadwal yang lengang karena nggak
banyak juga yang mau saya liat. Yang ada di to-do-list utama saya waktu itu
adalah untuk foto gedung National Centre for the Performing Arts yang kece.
Setelah taro tas di hostel, saya menuju Tiananmen Square.
Tiananmen Square, Beijing
Tiananmen Square, Beijing
Kemudian lanjut ke Wangfujing Street dan liat jajanan di sana.
Wangfujing Street
Jajanan pinggir jalan
Setelah itu ke Bird's Nest dan Aquatics Center berhubung pas pertama kali ke sana udah malem dan fotonya jelek-jelek.
Bird's Nest
Aquatics Center
Malem hari baru deh ke National Centre for the Performing Arts. Sayangnya tripod saya ada di bagasi yang ketinggalan di Kuala Lumpur. Jadinya nggak bisa long exposure lama-lama karena tangannya udah gemeter kedinginan.
Setelah puas dengan foto-foto, saya balik lagi ke Wangfujing Street buat beli baju berhubung koper ketinggalan dan ada jatah reimbursement.
Setelah buru-buru belanja, saya balik ke hostel untuk ambil barang dan langsung ke airport.
Btw saya keliling seharian menggunakan Yikatong (travel card-nya Beijing). Berhubung masih ada dari perjalanan pertama, jadi kemaren saya top-up aja 100 yuan. Sisanya masih banyak tuh kayaknya, berhubung subway di Beijing murah banget, sekitar 3 - 10 Yuan aja sekali jalan. Walaupun masih jauh lebih murah dulu sih, flat rate 2 Yuan!
Wangfujing Street at night
Setelah buru-buru belanja, saya balik ke hostel untuk ambil barang dan langsung ke airport.
Btw saya keliling seharian menggunakan Yikatong (travel card-nya Beijing). Berhubung masih ada dari perjalanan pertama, jadi kemaren saya top-up aja 100 yuan. Sisanya masih banyak tuh kayaknya, berhubung subway di Beijing murah banget, sekitar 3 - 10 Yuan aja sekali jalan. Walaupun masih jauh lebih murah dulu sih, flat rate 2 Yuan!
Day 3: Beijing – Kuala Lumpur – Jakarta
Pesawat yang jadwalnya terbang jam 01.30 kembali delay dan
akhirnya baru terbang sekitar jam 02.30. Lucunya waktu boarding dan kasih
boarding pass, purser-nya inget dengan nama saya. “Ahh Mr. Kamajaya! We were
waiting for you 2 days ago in Kuala Lumpur. Your seat there was ended up empty!
(sambil nunjuk throne seat 1K)” Saya senyum aja sambil jalan ke kursi di 5A.
Udah ngantuuk banget, jadi makan pun nggak gitu nafsu.
Jadilah banyakan tidurnya lagi. Salah nih emang timingnya, malah pilih red-eye
flight untuk pengalaman pertama naik business class di medium-haul. Banyakan
tidurnya daripada nikmatin service-nya :((
Sekitar jam 08.45 pesawat mendarat di Kuala Lumpur dan saya
dengan berat hati harus membuang tiket business class ke Bangkok dan langsung
berjalan menuju gate penerbangan ke Jakarta. Ironisnya, setelah 5x naik
business class dari 6 penerbangan di perjalanan ini, flight terakhir di kelas ekonomi dari Kuala Lumpur ke Jakarta
saya dapet pesawat Malaysia Airlines versi jadul. Sehingga nggak ada personal TV di
setiap kursi. Udah gitu service-nya parah banget karena sepanjang perjalanan
banyak kena turbulensi. Waktu itu saya cuma ngebatin, “gini amat sih kembali ke
realita-nya abis naik business class…”
From hero to zero...
Begitulah kira-kira liburan saya ke Beijing untuk merayakan ulang
tahun ke 23. Sebenernya pengennya terbang tepat di hari ulang tahun, tapi kalo
dipaksain liburannya cuma 2 hari (pas weekend) doang. Hal yang sama terjadi di
ulang tahun ke 24 nih. Meskipun masih belum bisa terbang tepat di hari ulang
tahun, seenggaknya bisa liburan aja udah seneng banget :D
Teaser of birthday trip 2017!
No comments:
Post a Comment