Sunday, March 22, 2015

Merayakan Tahun Baru di Berlin

2015 New Year's Eve (Silvester) Fireworks in Berlin
2015 New Year's Eve (Silvester) Fireworks in Berlin

Hari gini baru ngepost tentang tahun baru?!

Sebagai anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga besar yang Betawi banget, keluarga besar dari Mama punya kegiatan rutin yang dilakukan pada tanggal 31 Desember: nonton dangdutan di tempat perayaan tahun baru di Jakarta. Jadi mulai dari jam 3 sore kita udah siap-siap kumpul di rumah nenek sebelum memutuskan hari itu mau kemana. Pilihannya nggak jauh-jauh: Ancol atau Taman Mini. Kemudian kita berangkat, biasanya pake 2-3 mobil. Isinya ibu-ibu rumah tangga (yang mana adalah tante-tante saya)—yang pergi tanpa suaminya karena masih kerja—bersama anak-anaknya yang masih bocah. Biasanya kita tiba di tempat tujuan sekitar jam 5-6 sore, setelahnya kegiatan bebas terserah mau ngapain. Nenek saya sendiri biasanya udah gelar tiker buat selonjoran. Setelah mulai malam, ibu-ibu ngeluarin rantang makanan yang udah dibawa dari rumah dan duduk lah kita rame-rame buat makan. Sekitar jam 9 malam biasanya dangdutan baru mulai. Berhubung kebanyakan dari kami masih bocah, jadilah jam 10-11 udah pada cranky dan minta pulang. Akhirnya kita pulang dan merasakan pergantian tahun di dalam mobil dalam perjalanan ke rumah. Isn't that wonderful?
Tahun Baru 2007 (?) di Taman Mini (atau Ancol ya ini?)
Tahun Baru 2007 (?) di Taman Mini (atau Ancol ya ini?)

Tahun Baru 2007 (?) di Taman Mini (atau Ancol ya ini?)
Tahun Baru 2007 (?) di Taman Mini (atau Ancol ya ini?)
p.s.: adek saya kenapa kaya tikus mukanya :(

Kegiatan tersebut berlangsung sejak saya SD sampai SMP. Saat SMA saya udah nggak tertarik buat ikutan dan akhirnya tahun baruan di dalam mimpi alias tidur di rumah.

Barulah dua tahun yang lalu saya mencoba merayakan tahun baru jauh dari rumah. Dengan promo AirAsia dan reschedule yang terjadi, saya sama dua orang temen saya berangkat ke Bali tanggal 31 Desember 2013. Saya sendiri pergi merayakan tahun baru di Bali memiliki harapan untuk melihat kembang api yang meriah, berhubung belom pernah pertunjukan kembang api yang bagus banget. Tapi ternyata tahun baru di Bali nggak lebih mendingan dari nonton dangdut di Taman Mini. It was even worse. Dari sore Bali diguyur hujan dan sampai jam 9 malam masih belom berhenti. Karena itu, kita mutusin buat di hotel aja sambil tidur-tiduran. Sekitar jam 11.45 malem, kita mikir "sayang juga ya udah di Bali pas tahun baru tapi nggak ikut ngerayain". Karena itu, jadilah kita rapi-rapi dan lari menuju Pantai Legian. Kebetulan kita nginep di Tune Hotel Legian yang letaknya 10 menit jalan kaki dari Pantai Legian. Saat lari di jalan sambil ujan-ujanan, terlihat kembang api udah dinyalakan dari pantai. Begitu sampai di pantai, kami menunggu kembang api lain yang ternyata boncos-boncos. Sama sekali nggak ada bagusnya. Jadi di Bali itu perayaan tahun barunya tidak ada yang terpusat, seperti Sydney di Harbour Bridge, Hong Kong di Avenue of Stars, Dubai di Burj Khalifa, dan sebagainya. Melainkan, tahun baru di Bali ini dirayakan di masing-masing bar atau restoran. Jadi kalau kalian nunggu di pantai untuk melihat kembang api, kembang api yang kalian akan lihat adalah yang dinyalakan dari bar-bar di sekitarnya. Sayang banget menurut saya, karena Rio de Janeiro berhasil menjadikan pantai sebagai vantage point untuk merayakan tahun baru dan pertunjukan kembang apinya merupakan salah satu yang super keren.
New Year's Eve in Rio de Janeiro (source)

Walaupun kecewa, saya jadi makin excited buat merayakan tahun baru berikutnya berhubung saat itu saya udah punya tiket confirmed Kuala Lumpur-Sydney pp. Makanya di salah satu post instagram saya ada sedikit kode kalau tahun baru berikutnya kembang api yang akan saya liat nggak menyedihkan.
Udah coba embed tapi nggak muncul gambarnya, jadi screenshot aja :(

Tapi seperti yang sudah diceritakan di post ini, rencana saya berubah total dan saya memutuskan untuk membatalkan liburan ke Sydney. Waktu itu yang cukup memberatkan untuk ngebatalin Sydney adalah nggak adanya kota yang merayakan tahun baru sekeren Sydney di Eropa sana. Yang paling keren di Eropa adalah London. Karena nggak mau bikin visa lagi, akhirnya saya nonton video tahun baru di kota-kota besar di YouTube dan memutuskan untuk memilih Berlin. Paris saya coret karena di sana nggak ada apa-apa, dan blog yang saya baca juga pada kecewa pas tahun baruan di sana. Sebenernya saya sempat kepikiran untuk tahun baruan di Dubai setelah nonton videonya dan tau bahwa pertunjukan kembang apinya masuk Guiness Book sebagai yang terbesar, tapi tiketnya jadi bengkak banget. So, Berlin it is.
New Year's Eve in Dubai (source)

Perayaan tahun baru di Berlin terpusat di sekitar Brandenburg Tor. Berdasarkan hasil baca-baca TripAdvisor, nonton YouTube, dan googling, saya tau bahwa di Brandenburg Tor akan ada panggung besar dan bakal ada artis lokal yang perform disana. Dari TripAdvisor juga saya tau bahwa main venue untuk penonton konser tersebut adalah sepanjang jalan dari "pantat kuda"-nya Brandenburg Tor sampai ke Tiergarten. Di Tiergarten nanti bakal ada ferris wheel yang gede dan dipasang untuk perayaan tahun baru ini—kalo orang Jerman nyebut new year's eve ini dengan Silvester. Sepanjang jalan dari Tiergarten sampe Brandenburg Tor bakal banyak stall yang ngejual beragam barang, mulai dari beer, wine, snack, apparels, aksesoris, dan sebagainya.
Peta Perayaan Tahun Baru di Berlin, Jerman
Peta Perayaan Tahun Baru di Berlin, Jerman

Karena udah niat buat ngeliat kembang api, jadilah saya sekalian mencari tempat yang paling enak buat nikmatin kembang api dan bisa motret dengan bagus. Saya pengennya dapet foto dengan tampak muka kuda Brandenburg Tor dengan kembang api sebagai latar belakangnya, kurang lebih seperti ini.
Foto dari bagian "muka kuda" Brandenburg Tor, Berlin
Foto dari bagian "muka kuda" Brandenburg Tor, Berlin (source)

Berhubung panggung ada di bagian "pantat kuda" Brandenburg Tor, maka saya harus cari cara biar bisa jalan ke bagian muka kuda. Kalo liat di peta, itu yang di sebelah kanan Brandenburg Tor. Berarti saya nggak perlu desek-desekan sama penonton lain yang berkerumun di bagian belakang Brandenburg Tor. Oh ya, kalau mau nikmatin kembang api emang nggak begitu disarankan buat desek-desekan bareng yang mau nikmatin performance di panggung. Hal ini dikarenakan kembang api bakal diluncurkan dari bagian kanan jalan raya Tiergarten-Brandenburg Tor, yang mana dari jalan itu bakal terhalang pohon-pohon tinggi. Hal ini saya pelajarin setelah nonton video di YouTube, dimana yang rekam udah excited banget ngarahin kamera ke panggung sambil ikutan countdown. Begitu countdown selesai, dia malah bingung nggak ada kembang api dari belakang panggung, malah muncul dari sebelah kanan.

Kurang lebih begitu lah teorinya. Tapi seperti pada umumnya, praktik nggak selalu selancar yang direncanakan.

Pagi hari di tanggal 31 Desember 2014 saya menyempatkan diri ke Brandenburg Tor untuk melihat "medan". Panggung sudah selesai dibangun dan daerah sana masih sepi. Bagus, berarti saya nggak perlu ngantri dan menetap di sana untuk mendapatkan view yang bagus. Berbeda dengan di Sydney, dimana kalo mau dapet view yang bagus dan gratis, kalian harus antri di Macquaire Park sepagi mungkin dan nunggu sampe tengah malem. Karena itu, saya memutuskan untuk jalan-jalan aja hari itu dan berniat untuk kembali ke Brandenburg Tor jam 7 malem.

Setelah capek jalan-jalan, saya balik ke hostel jam 4 sore dan memutuskan untuk tidur sebentar berhubung terakhir kali tidur di kasur beneran adalah tanggal 29 Desember 2014. Rencana tidur sampe jam 6 malah bablas sampe jam 7. Jadilah begitu bangun langsung buru-buru beberes supaya masih bisa dapet tempat bagus buat nonton kembang api. Niatnya saya mau naik U-Bahn/S-Bahn ke stasiun terdekat dari Brandenburg Tor, tapi begitu sampe Berlin Hauptbahnhof harus menerima kenyataan bahwa stasiun U-Bahn tutup. Kemudian saya naik S-Bahn dan lagi-lagi menerima kenyataan pahit bahwa kereta nggak berhenti di stasiun Brandenburg Tor. Saya baru inget bahwa pernah baca notice di TripAdvisor dan mengatakan bahwa stasiun terdekat dengan Brandenburg Tor (Bundestag untuk U-Bahn dan Brandenburg Tor untuk S-Bahn) tutup dari jam 5 sore pada tanggal 31 Desember.

Akhirnya saya turun di stasiun Postdam dan melihat kerumunan orang yang banyak. Dari peta Google Maps di atas, kalian bisa liat dari Postdam ke Brandenburg Tor tinggal jalan dikit aja (nggak sampe 1 km). Tapi lagi-lagi kenyataan pahit datang dan saya menemukan bahwa jalan menuju Brandenburg Tor dari Postdam sudah ditutup dan dijaga oleh Polizei karena area perayaan tahun baru (jalan ke arah Tiergarten) sudah overload, sehingga nggak aman kalo nambah orang lagi. Kecewaaaaa!!
Suasana Tahun Baru di Postdamer Platz, Berlin
Suasana Tahun Baru di Postdamer Platz, Berlin

Ternyata banyak orang yang kecewa juga tapi tetep pengen nonton di area jalan ke Tiergarten itu. Mulai lah saya ngikutin orang-orang yang bergerak dalam jumlah besar itu dan sama-sama mencari jalan supaya bisa ngerayain tahun baru dari main venue. Ampun-ampunan pemirsa, ternyata jalannya jauh banget. Untungnya nggak ujan sama sekali, tapi jalanan becek karena Berlin hujan sampe sore. Saya jalan terus tanpa tau arah detil harus kemana, pokoknya ikutin aja orang-orang yang rame ini. Awalnya sih masih di aspal jalan raya, tapi akhirnya masuk ke taman dan hutan kota yang nggak ada lampu sama sekali. Tapi saya tetep ikutan karena masih kekeh pengen nonton dari main venue. Taman dan hutan kota ini kalo diliat di peta sebelumnya yakni daerah yang warnanya ijo.

Setelah jalan lumayan lama, akhirnya saya kembali ke jalan raya yang beraspal. Tapi dimana saya?! Setelah celingak-celinguk, saya melihat ferris wheel di sebelah kanan saya, namun terlihat kecil. Loh kok kecil? Ternyata saya jalan jauh banget sampe berada di antara 2 bunderan besar di peta (liat 2 bunderan merah di kiri peta supaya lebih jelas). Tapi dari tempat saya berdiri aja jalan udah penuh sama orang dan toko-toko di kanan kiri jalan. "Gila!," pikir saya waktu itu. Berhubung masih kekeh dan melihat badan saya yang kecil, saya optimis bisa nyelip-nyelip sampe sekitaran Brandenburg Tor. Tapi akhirnya saya capek dan ngerasa kalo nyelip-nyelip sejauh 3 kilometer itu hal yang tidak mungkin. Tolong jangan dicontoh. Akhirnya saya berhenti di tempat dimana orang-orang pada lompat pager sambil ditongkrongin polisi. Polisi berkali-kali bilang kalo venue udah penuh jadi nggak bisa masuk lagi, percuma juga mau lompat pager orang jalannya masih jauh. Orang-orang yang pada tinggi sih gampang tinggal lompat aja, lah saya ini kan tingginya cukup kurang, jadi perlu sadar diri. Belom lagi kalo lompat nggak ada yang bantuin juga. Akhirnya saya nurut sama polisi dan memutuskan untuk balik.

Berhubung nggak tau arah sama sekali dan cuma mengandalkan CityMaps2Go, saya dipaksa jalan muter berhubung CityMaps2Go nggak bisa ngasih arah kalo mau motong jalan lewat hutan kota. Untungnya ada 3 gerombolan orang yang masuk ke hutan kota itu. Jadi saya ikutin mereka aja. Alhamdulillah nggak nyasar dan saya bisa kembali ke daerah Postdamer Platz. But I was effin' exhausted at that moment. Walaupun suhu saat itu satu digit, saya tetep keringetan berhubung jalan jauh banget. 6-7 km ada kali.

Setelah sampe di Postdam, saya ngecek lagi ke jalan yang ditutup itu. Ternyata masih dijagain polisi. Saya nunggu bentar, terus bosen. Akhirnya mutusin buat ke Sony Center buat liat LED christmas tree.
LED Christmas Tree at Sony Center, Berlin
LED Christmas Tree at Sony Center, Berlin

Abis buang-buang waktu di sana, ternyata baru jam 10 malem. Masih 2 jam lagi sebelum kembang api tahun baru. Akal sehat saya sih sebenernya pengen banget pulang ke hostel, berhubung besoknya ada flight ke Paris jam 8 pagi dan saya bener-bener butuh istirahat yang baik. Tapi lagi-lagi akal sehat dikalahkan oleh pemikiran "udah bela-belain kesini buat nonton kembang api masa akhirnya tahun baru tetep di kasur sih?!". Kemudian saya memutuskan untuk kembali ke area Postdam dan menunggu di depan Starbucks di deket penutup jalan yang dijagain polisi.

Mulai deh menunggu-menunggu nggak jelas dimulai. DAN SAYA SENDIRIAN! Ngeliatin orang di sekeliling dan kayaknya nggak ada yang sendirian. Ini lebih menyedihkan dari nonton film sendirian, nonton konser sendirian, dan sendiri-sendiri yang lain. Ada momen-momen dimana saya diem aja sambil bengong, "kayaknya enak kalo ada Mama, Ayah, sama Eja disini…"
Suasana Tahun Baru di Postdamer Platz, Berlin
Suasana Tahun Baru di Postdamer Platz, Berlin

Tapi momen-momen bengong itu bubar karena ternyata orang sana sama aja kampungannya sama orang sini kalo urusan petasan. Masa ada aja yang ngelemparin petasan korek ke kerumunan?!?!?! Petasan korek itu kalo di sini yang dibikinnya pake koran kecil yang digulung, terus diisi bubuk petasan. Begitu nyala, bunyi "cesss" terus nggak lama kemudian dia meledak. Bunyinya cuma sekali tapi bikin kaget. Sebelumnya juga ada yang ngelemparin petasan korek ke orang yang lagi jalan. Saya pas di belakangnya, untung cuma kaget aja. Belom lagi suasana yang makin riuh karena pada sibuk nyalain petasan dan kembang api masing-masing. Suasana waktu itu udah berasa lagi di Jalur Gaza (padahal belom pernah). Tapi beneran deh, riuh banget suaranya. Belom beling dimana-mana karena orang abis minum bir pada ditaro sembarangan aja. Ini ada video suasana Postdam waktu itu.

Jam 11.15 malem dan jalan menuju Brandenburg Tor masih belom dibuka. Polisi udah berkali-kali nyuruh kita semua bubar karena jalan ini nggak bakal dibuka. Tapi kita tetep nggak bergeming. Sebenernya saya juga nggak tau ini jalan bakal dibuka apa enggak. Begitu juga orang sekitar saya yang pada ngobrol "ini kita nunggu sampe kapan? bakal dibuka nggak?". Karena nggak ada yang pulang, jadi saya juga ikutan berdiam diri. Semakin mendekati jam 12, orang-orang makin banyak yang ngeluarin kembang apinya masing-masing. Suasana makin riuh.

Tepat jam 11.50, tiba-tiba polisinya bergegas dan mulai ngebiarin orang melewati pembatas jalan!!! Sebagai orang yang ada di barisan depan, saya langsung bergegas untuk ngelewatin pembatas dan jalan menuju Brandenburg Tor. Seketika adrenalin saya naik dan jadi excited banget karena akhirnya bisa ngeliat kembang api dari deket. Tapi ternyata daerah sana bener-bener udah penuh banget dan dengan demikian saya nggak bisa ngambil foto seperti yang saya inginkan di awal. Nggak apa-apa deh, asal udah bisa ngeliat Brandenburg Tor dan kembang api secara langsung dan bersamaan juga udah bikin saya seneng.
Suasana Tahun Baru di Sekitar Brandenbur Tor, Berlin
Suasana Tahun Baru di Sekitar Brandenbur Tor, Berlin
p.s.: itu yang kecil di tengah adalah Brandenburg Tor, mungkin bisa di zoom biar jelas
p.p.s.: itu orang semua

Saat saya lagi nunggu, sepertinya saya nyenggol tas cewek di depan saya. Dia nengok dengan tatapan judes, terus ngomong sama cowoknya. Terus cowoknya nengok. Walaupun saya nggak ngerti dia ngomong apa, pasti nggak jauh-jauh dari "Tas gue mau dicopet ama bocah di belakang nih kayaknya!" *suuzon* Tapi saya senyum-senyum doang saat si cewek dan cowok ngeliatin saya untuk pertama kali. Pas mereka ngeliatin yang kedua kali padahal saya nggak ngapa-ngapain, saya langsung melengos pergi menjauh.

Saya ngeliatin jam di handphone. 11:59. Nggak lama kemudian, orang-orang pada teriak. "Zehn, neun, acht!" Mereka lagi countdown!!! Alhamdulillah belajar bahasa Jerman 3 tahun di SMA ada manfaatnya. Dengan semangatnya saya ikutan teriak countdown sambil mempraktikkan bahasa Jerman saya. "Fünf, vier, drei, zwei, ein!" TERUS MUNCUL KEMBANG APINYA!
2015 New Year's Eve (Silvester) Fireworks in Belin
Foto pertama kembang api. Kedinginan tambah terlalu excited jadinya burem. *banyak alesan*

Kembang apinya warna-warni! Dan banyak!! Dan gede-gede!!! Ini ada videonya


Saya taro 1 video aja disini, kalo ada yang mau liat sisanya bisa klik video di atas dan buka YouTube saya. Video dan foto saya ambil pake handphone karena males banget ngeluarin kamera waktu itu, dan takut aja kalo ngeluarin kamera. Sekarang jadi agak nyesel karena nggak punya foto yang main-main long exposure dari kembang apinya :(

Jujur saya nggak berhenti senyum selama nonton kembang api ini. Akhirnya, untuk pertama kalinya, saya ngeliat kembang api yang gede dan meriaaah! Seneng banget!!!
2015 New Year's Eve (Silvester) Fireworks in Belin
2015 New Year's Eve (Silvester) Fireworks in Belin

2015 New Year's Eve (Silvester) Fireworks in Belin
2015 New Year's Eve (Silvester) Fireworks in Belin

2015 New Year's Eve (Silvester) Fireworks in Belin
2015 New Year's Eve (Silvester) Fireworks in Belin

Tapi ternyata pertunjukan kembang apinya nggak begitu lama. Sekitar jam 12.05 kembang api udah berakhir dan tanpa pikir panjang saya langsung jalan balik ke stasiun Postdam karena harus tidur. Dalam 4 jam saya harus bangun dan ke airport untuk mengejar flight ke Paris.

Well, that's my story about fireworks. Dari perayaan tahun baru di Berlin ini saya jadi pengen untuk melihat pertunjukan kembang api di kota-kota lain di dunia. Tapi lain kali mungkin ajak keluarga atau temen ya biar ada orang yang bisa diajak berbagi kesenangan. Ah…

Walaupun telat hampir 3 bulan, izinkanlah saya mengatakan: SELAMAT TAHUN BARU 2015 SEMOGA SUKSES SELALUUU! Hore!

* * *

Eh, mau cerita deh sedikit lagi.

(Really) Long story short, hari Rabu kemarin saya mengikuti interview kerja di sebuah perusahaan. And boy, to say that the interview went wrong is such an understatement. It was tragic, rubbish, a train-wreck and horrible beyond belief. Yea, it was THAT bad. Jadi cuma pengen cerita singkat aja kalo saya kemarin ngelakuin 3 kesalahan yang cukup fatal.
1. Nggak nanya-nanya dulu mengenai kerjaan ini, sehingga
2. Nggak tau kerjanya bakal gimana dan ngapain aja, ditambah
3. Nggak mempelajari cara kerja perusahaan ini.

I was like a complete idiot back there. Rasanya mau lompat aja dari lantai 43 gedung tersebut. Udah nggak berharap sama sekali jadinya. Cuma takdir dan nasib baik yang bisa meloloskan saya ke interview berikutnya. Dibilangin within 3 weeks bakal diemail sih lolos atau nggak, tapi ada yang malemnya langsung di-email dan dikasih tau kalo lolos. Congrats, Steven! Semoga bisa lanjut terooooss!! *harus disebut biar dia seneng dimention di jambu* Saya sempet nanya ke beberapa candidates, ternyata ada yang belum dikabarin juga. Yaa, nunggu aja deh but without zero expectation.

Jangan diulangi deh pokoknya yang model begini. Kalo interview harus siap semua-muanya dan mengerti segalanya.

1 comment: