Wednesday, August 27, 2014

AirAsia Mengubah Hidup Saya

Setelah turun dari angkot, saya langsung mengencangkan tali ransel sebelum akhirnya mulai berlari ke Komplek Angkatan Udara Husein Sastranegara, Bandung. Pesawat dijadwalkan lepas landas pukul 11.00, sementara pukul 10.00 saya masih berada di dalam angkot menuju Bandara Husein Sastranegara. Rasanya sudah lemas saja membayangkan perjalanan solo traveling pertama saya harus dibatalkan karena ketinggalan pesawat. Terlalu banyak pengorbanan yang sudah dilakukan, mulai dari uang yang sudah dikeluarkan untuk tiket dan akomodasi, hingga harus merelakan nilai salah satu mata kuliah menjadi ala kadarnya karena saya tidak bisa hadir dalam pengambilan nilai tugas besar.

Saat saya mulai berlari, tukang ojek yang berada di dekat gerbang komplek berteriak “Mas, bandara? Ojek aja, jauh ke dalemnya!”. Saya langsung naik ke motor dan tukang ojek melaju dengan kencang setelah saya bilang bahwa pesawat saya sebentar lagi terbang. Sesampainya di bandara, saya kembali berlari mencari pintu keberangkatan internasional. Rasanya sudah seperti menjadi peserta The Amazing Race yang harus berlari-lari di bandara agar tidak ketinggalan pesawat. Untungnya Bandara Husein Hastranegara tidak begitu besar sehingga dalam 15 menit saya sudah berada di ruang tunggu sambil mengatur nafas.

Pengumuman masuk pesawat kemudian terdengar dan saya berjalan menuju pesawat. Saya sangat senang namun deg-degan karena ini adalah pertama kalinya saya ke luar negeri sendirian. Ada juga rasa tidak percaya karena akhirnya saya bisa jalan-jalan ke negeri orang yang sudah lebih maju dibandingkan Indonesia. Rencananya, perjalanan perdana sendiri saya ini akan mendatangi negara yang tergolong maju di Asia, yakni Singapura dan Hong Kong.
Pesawat AirAsia yang mengantarkan saya ke Singapura



Setelah sekitar 90 menit mengudara, akhirnya saya menjejakkan kaki di Singapura dengan perut kelaparan. Untuk dapat lebih meresapi konsep AirAsia sebagai low cost carrier, saya tidak membeli makanan di dalam pesawat. Sehingga saya hanya bisa beberapa kali melirik sambil menelan ludah saat orang di sebelah memakan sandwich dengan lahapnya. Pelit dan “lebih meresapi konsep AirAsia” memang tipis sekali ya perbedaannya.

Perjalanan solo traveling pertama itu merupakan gerbang awal tumbuhnya rasa ingin saya untuk menjelajah dunia. Saya ingin melihat dan merasakan bagaimana kehidupan di kota-kota di belahan dunia lain. Menikmati majunya sebuah negara, hingga meresapi budaya masyarakat lokal di negara-negara tersebut.
Hong Kong

Berkat AirAsia, naik pesawat tidak lagi menjadi momok dari segi biaya. Berkat AirAsia, now everyone can fly. AirAsia membuktikan bahwa seseorang tidak perlu mengalokasikan dana begitu besar untuk dapat menjelajah negara lain. Saya adalah buktinya dan sudah merasakan hal tersebut dalam 2 tahun belakangan.

Sewaktu kecil, saya sering diajak oleh Ayah berkeliling kota. Mulai dari naik angkot, naik bis umum, naik kereta api, hingga naik kapal laut. Namun untuk naik pesawat hanya dapat dilakukan satu atau dua kali mengingat mahalnya harga tiket pesawat pada waktu itu.

Sampai akhirnya pada tahun 2012 saya berkenalan dengan AirAsia. Waktu itu sedang diadakan promosi kursi gratis. Saya begitu terpana ketika melihat harga tiket Rp 10.000 untuk rute Jakarta–Semarang–Jakarta. Lebih murah dari naik bis antarkota! Tanpa pikir panjang saya langsung membeli tiket tersebut.

Selain itu saya juga melihat tiket Bandung–Singapura–Bandung seharga Rp 342.000! Namun saya tidak langsung membelinya karena memikirkan bagaimana biaya untuk liburan di Singapura nanti, dan bagaimana seorang yang kurus dan kecil ini bisa jalan-jalan sendirian di negara orang. Tapi akhirnya saya memutuskan untuk membeli tiket itu. Saya pasti bisa!

Setelah kembali dari perjalanan saya ke Singapura dan Hong Kong, saya menjadi semakin bersemangat untuk merasakan bagaimana kehidupan kota-kota lain di dunia. Terima kasih untuk AirAsia, mimpi saya tersebut dapat terealisasikan karena tiket murah yang terus ditawarkan. Dengan tiket murah dari AirAsia, dalam dua tahun belakangan saya bisa menjelajah negara-negara di Asia Timur yang sudah sangat maju, seperti Korea Selatan, Taiwan, Tiongkok, dan Jepang. Saya dapat menikmati budaya Korea Selatan yang kental, naik kereta super cepat shinkansen di Jepang, merasakan naik elevator Taipei 101 yang tercatat menjadi yang tercepat di dunia, hingga menginjakkan kaki di Tembok Besar Cina.
Tembok Besar Cina

Shinkansen

Rute AirAsia Group yang luas juga memberikan saya kesempatan untuk berkunjung ke Filipina dan Brunei Darussalam. Saya sempat merencanakan untuk berkunjung ke negara-negara Indochina, namun harus saya batalkan semuanya. Semoga dalam waktu dekat saya dapat mengunjungi negara-negara tersebut dengan bantuan AirAsia.

AirAsia membuat kemampuan perencanaan saya meningkat dengan tajam dan membuat saya lebih sabar. Bagaimana tidak, untuk mendapatkan tiket AirAsia yang sangat murah biasanya harus dibeli 8-12 bulan sebelumnya. Saya harus merencanakan semuanya dengan matang agar perjalanan berlangsung dengan mulus. Namun sisi positifnya, jeda waktu 8-12 bulan tersebut dapat dipergunakan untuk menabung uang jajan selama liburan.

AirAsia telah membuat mahasiswa seperti saya melakukan perjalanan yang sebelumnya terasa tidak mungkin. Terlebih, saya tidak perlu meminta tambahan uang saku ke orang tua. Beberapa perjalanan yang telah dilakukan saya persiapkan secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tua. Mulai dari pembelian tiket, pemesanan penginapan, hingga pengurusan visa. Saya baru bilang ke orang tua beberapa hari sebelum keberangkatan. Tentu mereka sangat kaget dengan pengakuan saya, tapi mereka juga mengutarakan kebanggaan mereka terhadap saya karena bisa menyisihkan uang saku yang diberikan. “Kak kamu jalan-jalan terus, jangan-jangan tetangga mengiranya Ayah kamu korupsi dan kamu jualan narkoba di kampus,” begitu ucapan Mama yang berhasil membuat saya tertawa terbahak-bahak.

Betapa bangganya saya sebagai kakak karena sudah berhasil menularkan kebiasaan jalan-jalan ini ke adik saya. Di usianya yang belum 18 tahun, dia sudah melakukan dua perjalanan sendiri ke Singapura, Hong Kong, dan Macau. Sama seperti saya, adik saya juga menyisihkan uang sakunya sehingga tidak meminta uang lagi ke orang tua saat jalan-jalan.
Eja di The Peak, Hong Kong

AirAsia benar-benar sudah mengubah hidup saya. Sudah 15 negara saya jejaki dan akan terus bertambah kedepannya. Namun saya sering termenung dan beberapa kali menitikan air mata karena tidak dapat membagi kebahagiaan saya saat merasakan hal-hal baru di tempat yang baru. Saya dan adik saya sangat ingin mengajak keluarga saya berlibur bersama dengan uang yang kami kumpulkan. Semoga keinginan kami tersebut dapat terwujud tidak lama lagi. Aamiin.

Tulisan ini diikut sertakan dalam Kompetisi Blog 10 Tahun AirAsia Indonesia

7 comments:

  1. sangat teramat menginspirasi sekali!! btw, saya lihat di situs air asia ada semacam kursi gratis, dan waktu dicek ketersediaannya untuk taun depan dri bandung ke KL, johor baru, dan SG juga masih banyak yg available. itu gimana caranya ya???? terus mau tanya lagi, kalo di SG penginapan termurah (bener2 plg murah) yg saya bisa dapatkan itu apa ya?? saya gak masalahin sama sekali kok mau gimna kondisinya, asal bisa tidur dsitu saya mau. bahkan mgkn apa ada yg gratis?? thx, saya cuma orang biasa, yg pgn bgt bsa keluar negeri nih :((

    ReplyDelete
  2. ohya btw saya doain atas kebaikan anda semoga anda bisa menang kompetisi essay air asianya ya!! smoga bsa ke nepal!! aamiin.

    ReplyDelete
  3. Halo
    Alhamdulillah kalau cerita saya bisa menginspirasi orang lain :)

    Untuk kursi gratis AirAsia, cara mendapatkannya tinggal dibeli saja langsung di www.airasia.com. Catatan: kursi gratis disini maksudnya biaya dasar (basic fare)-nya saja yang free, tetapi masih harus membayar pajaknya. Untuk harganya, barusan saya mengecek Bandung-Singapura Rp 149.000, Bandung-Kuala Lumpur Rp 150.000 , dan Bandung-Johor Bahru Rp 86.000 sekali jalan untuk keberangkatan April 2015.

    Masalah penginapan, harga hostel di Singapura memang cukup mahal jika dibandingkan dengan Kuala Lumpur atau Bangkok. Saya biasa cari hostel di www.hostelworld.com, harga untuk kamar asrama (dorm) dimulai dari sekitar Rp 100.000 per malam. Kalau mau sangat murah bahkan gratis, bisa dicoba couchsurfing. Ini adalah istilah dimana kita menumpang tidur di rumah seseorang yang kita temui di websitenya, www.couchsurfing.org. Tapi maaf saya tidak bisa memberikan rekomendasi akrena belum pernah mencoba sebelumnya.

    Aaamiin, terima kasih banyak atas doanya. Terima kasih juga sudah mampir kesini. Semoga bisa secepatnya jalan-jalan ke luar negeri yaa.

    ReplyDelete
  4. Kok inspiring banget sih si kurus kecil ini? Hahaha. Keren ky. Semoga bucket list lo kesampean semua dan bisa bikin bucket list baru lagii :)

    ReplyDelete
  5. Eeeh ada Nikitaa :)) Halo, Nik!
    Waaah terima kasih Niik hahaha
    Aamiin aamiin, semoga bisa terpenuhi semua ya bucket listnya

    Makasih banyak Nik udah mampir disini :D

    ReplyDelete
  6. barusan liat promo kursi gratis airasia di fb. pas di cek ternyata terbangnya taun depan 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha yaah begitulah AirAsia, kalo udah bisa lock jadwal tahun depan bakal bermanfaat banget. Tapi kalo nggak pasti bakal gambling juga haha.

      Delete