Thursday, February 27, 2014

Review: Lion Air, China Eastern, Spring Airlines, and Scoot

China Eastern Airlines en route to Shanghai PuDong from Beijing

padahal laporan praktikum masih belom kelar, tapi males nerusinnya #dearblog

okeee, mau review pesawat ajadeh, maksudnya cerita tentang pengalaman naik pesawat kemaren. terakhir review kan pas naik A380-nya Malaysia Airlines tuh, udah lama bener. pas China Trip kemaren, 6x naik pesawat. dan 4 diantaranya pesawat baru – sebenernya 5 tapi Lion Air-nya 2x. semua yang direview kelasnya ekonomi ya. tapi ekonominya pesawat ya ada AC-nya lah. ngasih tau ajasih, siapa tau ada yang mikir "naik pesawat ekonomi mana enak nggak ada AC nya, naik eksekutif lah" kaya temen gue. AirAsia X Kuala Lumpur – Beijing nggak direview karena udah beberapa kali naik AirAsia X. jadi pas masuk pesawat juga males mau foto-foto.

1. Lion Air (1)
Route: Jakarta – Kuala Lumpur (CGK-KUL)
Aircraft: 737-900ER
Baggage: free 15kg check-in baggage, 7kg carry-on
Meals: None
AVOD (Audio Video on Demand/Personal TV): None
Aerobridge: none at CGK, yes at KUL
Boarding Pass: kertas loyo kaya AirAsia tapi design nggak kaya struk indomaret.

Review: Lion Air rute internasional berangkatnya dari terminal 2 – entah D atau E gue juga bingung. nilai plus sih buat gue, abis kalo dari terminal 3 kesannya low cost banget gitu. kalo dari T2 kan kesannya sedikit elit (ini gak penting). masuk pesawat.. setdah bapuk amat kursinya?! berdebu dan kotor. belom lagi ada kursi yang bekas muntahan penumpang sebelomnya. kursi? amit-amit kerasnya. sejauh ini, kursinya adalah kursi pesawat terkeras yang pernah gue dudukin. berangkatnya delay dikit, tapi landingnya ahead of schedule. kelebihan Lion Air dibanding AirAsia/Tiger: di KL pake Main Terminal, bukan LCCT.
kotor

kursinya keras dan kaya nggak keurus

2. China Eastern Airlines
Route: Beijing-Capital – Shanghai-Pudong (PEK-PVG)
Aircraft: A330-300
Baggage: free 20kg check-in baggage, 7kg carry-on.
Meals: Breakfast
AVOD: ada layar kecil tiap beberapa baris di tengah, bisa denger lagu pake headset
Aerobridge: none at PEK, yes at PVG
Boarding Pass: kertas bagus

Saturday, February 22, 2014

Review CityMaps2Go Pro

Mau sharing nih tentang aplikasi yang super berguna buat traveler pelit macem gue. Pelitnya yang gimana? Pelit yang nggak mau beli sim card di negara tujuan sehingga cuma ngandelin wifi buat dapet internet. Tapi aplikasi ini bukan aplikasi yang bisa ngasih internet secara ajaib jugasih. Aplikasi ini aplikasi offline map. Namanya CityMaps2Go Pro.

Gue adalah orang yang kalo pergi semuanya harus udah jelas gimana-gimananya. Kalo bisa booking apapun dari rumah dan jauh-jauh hari, ya pasti udah booking langsung. Lumayan bisa pake credit card ayah terus nggak perlu diganti. Selain bookingan, tempat-tempat wisata juga harus udah jelas apa aja yang mau didatengin. Termasuk gimana caranya kesana. Transportasi dari A ke B, dari hostel ke C, dan sebagainya juga harus jelas. Bahkan dari trip tahun 2013, gue lebih belajar dan jadi niat banget pas China Trip. Ada beberapa tempat yang gue print petanya buat nunjukin lokasinya. Berhubung gue cuma pernah beli sim card pas ke Bangkok doang dan setelahnya nggak pernah beli lagi, gue sangat butuh offline map.

Kenapa? Karena nggak semuanya bakal berjalan sempurnya seperti yang diinginkan. Petunjuk yang di internet nggak semuanya ngasih tau detil. Yang paling sering kejadian adalah: abis keluar dari sebuah exit subway/metro dan sebagainya, harus belok kanan, belok kiri, lurus, atau puter balik? Nah kan nyaho lu. Kalo pas keluar ada peta daerah sekitar exit itu kaya di Beijing sih nggak gitu susah jadinya. Cuma kalo nggak ada? Selamat nyasar :)

Makanya, download CityMaps2Go ini. Sebelom lo traveling, download map kota-kota yang mau didatengin. Gue sempet lupa download map Singapore waktu abis dari Philippines dan lupa googling pas di Changi akhirnya nggak tau kalo mau ke Mustafa Center harus turun dimana. Sadar nggak taunya pas udah di mrt dan nyari wifi nggak dapet dapet. Pret. Bulan kemaren pas ke Brunei juga lupa download. Di LCCT pun entah kenapa wifinya nggak bisa dipake buat download map. Sekalinya dapet wifi di Bandar Seri Begawan, langsung download mapnya.

Gue sering banget kebantu karena map ini. Waktu di Seoul, udah panik nyari Banpo Bridge buat liat air mancur warna-warninya. Udah dikejar waktu banget karena udah jamnya atraksi. Keluar subway, nggak tau harus lurus atau puter balik. Awalnya puter balik, udah jalan jauuuh. Terus balik badan. Terus jalan jauuh lagi. Tetep nggak nemu. Udah pasrah, akhirnya buka app ini dan nemu kalo ternyata abis exit subway harusnya puter balik aja, lurus agak jauh, belok kanan, dan seterusnya. Terus kemaren pas di Hong Kong, aplikasi ini nemenin gue nyari hostel jam setengah dua pagi sambil geret-geret koper yang rodanya hampir somplak. Petunjuk yang jelas dari hostelnya cuma "turun di stop ke 14" dan "cari gedung X diantara toko A dan B". Sisanya wallahualam. Untung pas gue search nama hostelnya di app langsung muncul. Jadi gue ikutin dan nggak bikin nyasar.

Ohya, downsidenya app ini adalah databasenya yang nggak sebanyak foursquare. Kalo tourism places selama ini sih kecover sama dia. Cuma kalo hostel, mall, restoran, dan sebagainya masih belom kecover banyak.

Buat dapetin app yang berguna ini emang harus ngeluarin uang. Butuh $1.99 buat beli app ini — atau Rp 19.000 lewat app store indonesia. Ada yang versi free juga (nggak tau bedanya apa sama Pro karena nggak nyoba). Tapiiii lihat gambar ini
Gratis!

LAGI GRATIS!!!!!! Buruan download! Gratis cuma sampe besok, 23 Februari 2014. Download aja dulu. Nggak ada ruginya. Kalo nggak suka ya tinggal apus. Gue juga download waktu lagi gratis. Karena berguna banget, jadi masih bertahan sampe sekarang.

Anyway, nanti malem nih:
AirAsia Free Seats Promo

Lagi butuh tiket dari jakarta buat nyambung-nyambung, tapi sekarang mahal-mahal banget. Semoga nanti jadwalnya pas dan murah. Selain itu juga lagi nyari destinasi lainnya setelah dari destinasi lain (??) sebelom pulang ke jakarta. Semoga murah pake banget. Kalo nggak pake banget apalagi mahal dan mahal pake banget, mending nabung buat ke Eropa hihi. Bosen ah asia mulu (tengil, padahal belom semua juga).

Sent from my iPhone

Wednesday, February 12, 2014

all hell breaks loose – apparently not

update: turns out that you can ask your dosen wali to reject the change, so you can edit it again. alhamdulillah

pandemonium inside my mind. feeling really uneasy now. and a bit upset.

just checked my Mailbox and i saw an email from Notifikasi Akademik ITB. then my jaw almost dropped when I realized that my dosen wali already accepted my PRS request. but that's not the case. my heart beat really fast and hard you can actually hear it out loud (lebay) when i saw the final total SKS is 23. I'm sure as hell that i already dropped one subject and made the SKS into 20. but why oh why my dosen wali accepted the 23. i'm starting to lose my interest to this subject named "Instrumentasi dan Kontrol Industri". already ripped the notes and changed it with another subject, too. but with this final change, guess i have to collect my interest which have already scattered.

again, another unwanted subject sneaks into my study plan, after last semester Konservasi Energi was accepted during the last hour before deadline. hopefully the final score of this subject won't end up the same as before. i want it to be better, of course.

this semester will become the most hectic one yet. 23 credits, one lab, one lab assistant, more paper assignment, coding and programming bla bla bla, etc etc. albeit i sincerely wish this will be a pleasant one. anyway, holidays await after this one hell of ride! semangat, Ky, semangaaaatt!

Monday, February 10, 2014

The Great Wall of China

The Great Wall of China

disclaimer: terima kasih sebanyak-banyaknya buat orang yang membuat dan berkontribusi dalam terciptanya website http://www.travelchinaguide.com karena 90% info buat perjalanan ke China – tepatnya Beijing dan Shanghai – ini didapatkan darisana dengan sangat mudahnya. kalo di artikelnya nggak ada info yang dicari, bisa nanya di bagian FAQ di bawahnya. buat yang mau traveling ke China, silakan langsung dicek webnya.

* * *

oke, sekarang mau cerita gimana langkah-langkah penorehan sejarah menginjakan kaki di bangunan – agak nggak pas kayaknya disebut bangunan, tapi males mikir kata lain – yang sangat tersohor dan bersejarah ini. The Great Wall! tembok yang terbentang sejauh 8000 km dari China barat atas (??) hingga ke tengah ini masuk ke salah satu 7 keajaiban dunia – baik yang lama maupun yang baru. karena ini masuk bucket list gue, jadi excited banget buat kesini.

buat menginjakan kaki di Great Wall, orang-orang lebih milih dari Beijing karena jaraknya yang deket. kurang tau dari kota lain bisa apa nggak, yang jelas dari Shanghai nggak bisa ke Great Wall. bisa sih, tapi harus ke Beijing dulu. iye ky, iye. dari Beijing, ada beberapa pilihan lokasi Great Wall. ada Badaling yang paling deket sama Beijing, Mutianyu, dan satu lagi yang paling jauh namanya lupa (how credible this blog is). karena paling deket dan paling gampang akses public transportationnya, Badaling menjadi pilihan utama turis-turis yang mau ke Great Wall. turis yang mau suasana lebih sepi biar bisa puas foto tanpa ada gangguan orang lewat di backgroundnya biasanya memilih Mutianyu. yang satunya lagi kayaknya kejauhan, jadinya mungkin orang males kesana.

awalnya gue yang idealis ini bertekad mau ke Mutianyu dan mau ambil day-tour. biayanya kalo nggak salah 200 Yuan udah termasuk transport PP, tiket masuk, sama makan siang. terus setelah dipikir, mahal juga ya 200 Yuan (pelitnya mulai muncul). kemudian setelah baca-baca blog orang, katanya bisa naik kendaraan umum disambung dengan taxi buat kesana dengan sedikit lebih hemat. karena gue solo dan sangat males nawar-nawar taxi, jadilah gue mencoret Mutianyu dan fokus ke Badaling. oh ya, kalo pas summer ada bis langsung dari Beijing ke Mutianyu, jadi nggak perlu nawar taksi. cocok buat orang pelit solo traveler.

setelah memutuskan buat ke Badaling section, gue cari tau cara buat kesana. setelah baca-baca travelchinaguide, katanya bisa naik bis dan kereta. petunjuknya juga cukup jelas disana, ada petunjuk how to get there, biaya, dan durasi, bahkan ada tempat drop-offnya. kemudian setelah baca blog-blog orang, akhirnya gue mutusin buat naik kereta.

karena waktu di Beijing yang cuma 2 hari, gue mutusin buat ke Great Wall di hari pertama gue tiba di Beijing. jadilah dengan mata kriyep-kriyep abis tidur di airport dan badan yang masih gemeteran karena baru adaptasi sama cuaca musim dingin, gue berjalan menuju Great Wall. eh maksudnya berjalan ke stasiun kereta buat ke Great Wall. gila aje jalan kaki ke Great Wall.

sekitar jam 7.30 pagi setelah nitip tas di hostel, gue naik subway dari hostel ke Xizhimen station. tambahan: buat iOS user, jangan lupa install aplikasi Beijing Subway yang bisa didapatkan dengan gratis di App Store. super helpful! nggak perlu ngeluarin map subway, tinggal tap origin dan tap destinasi, terus muncul rute tercepatnya. masalah harga, subway di Beijing ini harganya 2 Yuan (sekitar 4.000 Rupiah) sekali jalan. jauh deket sama aja! ajegileeee demen banget deh gue kalo murah meriah gini. nyampe di Xizhimen station, nanti ada petunjuknya buat ke Beijing North Railway Station. ikutin aja. cuma sesampainya di petunjuk terakhir, jangan masuk ke ruangan dulu ya karena belom punya tiket. lagian juga bukan dari situ naik keretanya. jadi setelah sampe petunjuk terakhir dan nemu ruangan, naik tangga dulu. setelah naik tangga, baru deh cari loketnya disana. ada bahasa inggrisnya kok, jadi lumayan gampang. karena udah beli Beijing Smart Card, jadinya gue nggak perlu ke loket dan langsung masuk ke gedungnya buat nge-tap kartunya. cari aja orang-orang ngantri dan disekitarnya ada papan "S Train". harga tiketnya one-way 6 Yuan. kalo beli pake kartu, awalnya ke tap cuma 5 Yuan. jangan seneng dulu kaya gue yang udah kegirangan kirain dapet diskon kalo pake kartu. karena nanti pas turun kereta bakal ngetap lagi dan dipotong 1 Yuan.

Thursday, February 6, 2014

Winter and Great Wall: Introduction

akhirnya berhasil mengunjungi salah satu old 7 wonders lagi!!!! pertama kalinya juga ngerasain suhu minus alias di bawah suhu beku air alias di bawah nol derajat celcius! sempet ragu pada awalnya, cuma dengan segala doa dan tekad akhirnya berangkat juga ke… CHINA! lebih tepatnya ke Beijing dan Shanghai. demi menginjakkan kaki di Great Wall, gue yang merupakan manusia tropis ini pun menerjang suhu minus yang amit-amit dinginnya apalagi pas ada angin. trip ini menguras uang gue banget dan menjadikan trip ini sebagai trip termahal sejauh ini.

seperti biasa, mau introduction dulu tentang gimana persiapan sebelom berangkat, karena gue emang paling seneng cerita bagian ini. jadi maaf kalo kalian enek. siapa suruh baca blog ini?! (kenapa jadi nyolot).

Kamis, 13 Juni 2013
waktu itu sore-sore mau maghrib, ceritanya abis kumpul di kampus. kalo nggak salah ngomongin kulker, dan perkiraan tanggal kulker adalah 5-12 Januari 2014. pas tau hasil itu, rasanya ngenes banget karena prediksi gue kulker bakal tanggal belasan januari mulainya. kalo gini caranya, tiket ke bali yang udah dibeli januari 2013 buat 7-9 Januari 2014 terancam nggak kepake. cuma masa gue ngotot minta kulker diundur? jadilah gue diem saja dan kemudian pulang ke kosan. di tengah gundah gulana itu, gue buka laptop dan iseng iseng cari tiket. jeder! nemu tiket yang menurut gue murah, Kuala Lumpur - Beijing dengan AirAsia X Rp 650.000 one-way tanpa bagasi dan meal. ngecek Jakarta - Kuala Lumpurnya, nemu Lion Air Rp 350.000 one-way udah sama bagasi 20 kg. langsung deg-degan saat itu juga, dan mikir mikir tanggal. gimana kalo tiket udah dibeli dan kulkernya diundur ? gimana kalo nanti kedinginan pas winter disana, berhubung sempet ngurungin niat buat winter di Seoul sebelomnya? tapi akhirnya gue menepis semua pikiran itu dan mutusin buat beli tiketnya. kapan lagi jaman sekarang one-way 1 juta udah sampe Beijing? akhirnya pesen via tiket.com dan bayar via ATM malem itu juga, sekitar jam 8. SUPER IMPULSIVE. pulangnya gimana? nanti aja dipikirin. oh ya, gue juga dengan impulsivenya beli tiket Kuala Lumpur - Jakarta seharga 384.500 dengan bagasi 15 kg buat tanggal 19 Januari 2014 karena mikir mau pulang naik AirAsia X dari Shanghai ke Kuala Lumpur. waktu itu Shanghai-KL masih 2.5 juta exclude baggage, jadi ntaran aja belinya. jadi rencana awal: CGK-KUL-PEK(Beijing) // bullet train Beijing-Shanghai // PVG(Shanghai)-KUL-CGK.

Jumat, 18 September 2013 dan Minggu, 20 September 2013
booking hostel di Beijing dan Shanghai. rencananya nginep di Beijing 2 malem dan Shanghai 1 malem. harga hostel di China murah benerrrr! buat mixed dorm di Beijing semalemnya dapet 50 Yuan (~100.000) dan di Shanghai dapet 55 Yuan (~110.000). buat booking ini gue pake www.hostelbookers.com dan cukup bayar DP 10% dengan CC ayah, hihi. tapi akhirnya email hostel buat cancel 1 malem di Beijing dan cancel di Shanghai karena perubahan itinerary.

gue terus mikirin gimana rute yang enak buat pulangnya. sempet kepikiran buat nggak ke Shanghai, cuma nanggung karena udah di China masa nggak ke Shanghai yang tersohor akan modern-nya itu. terus kepikiran juga buat transit di Hong Kong karena terakhir kesana bener-bener ngos-ngosan dan ada beberapa to-do-list yang nggak dikerjain saking sempitnya waktu. alhamdulillah ternyata ada budget airlines di China, namanya Spring Airlines. harganya emang nggak sedahsyat budget airlinesnya South East Asia sih, tapi masih lumayan deh daripada penasaran sama Hong Kong. akhirnya rute menjadi CGK-KUL-PEK // bullet train Beijing-Shanghai // PVG-HKG-KUL-CGK.

masalah berikutnya muncul. HKG-KUL nggak ada yang murah. sempet kepikiran buat transit di Bangkok tapi waktunya mepet banget. terus tiba-tiba di facebook dapet kabar kalo Scoot mau buka rute baru ke Hong Kong. tapi kalo beli Scoot ini, tiket Mandala gue yang KUL-CGK bakal hangus begitu saja dan gabisa refund. pusing.