Tuesday, December 31, 2013

2013

Greeting from Bali!

Terima kasih kepada AirAsia yang telah melakukan reschedule dan menyebabkan boleh ganti tanggal dan akhirnya dipilih tanggal ini buat liburan di Bali. Alhamdulillah perginya nggak sendirian :)

Hmmmm 2013 gimana nih 2013?
Dari segi kelakuan, kayaknya gini gini aja nggak berubah. Dari segi bentuk, tinggi dan berat hampir stagnan dibanding tahun lalu. Sedih padahal makannya udah banyak, tapi emang jarang olahraga sih. Jarang banget. Dari segi akademis, semester 4 kemaren alhamdulillah bisa mempertahankan IP semester sebelumnya. Semester pendek ip slightly turun. Semester ini? Hiyak baru keluar nilai 1 matkul dan dapat dipastikan IP bakal turun haha doain gak merosot amat ya..

Dari sisi traveling, udah dibahas di post sebelomnya ya. Cuma tadi di pesawat liat-liat notes (akibat airplane mode jadi nggak tau mau ngapain) dan nemuin ini
Dibuat setelah pulang dari Bangkok jadinya sudah pasti nomer 1 terlaksana (minus Phuket)

Gimana lainnya? Alhamdulillah ya cuma 1 yang kelewat, Shenzhen. Itu juga gara-gara lebih pengen nyobain A380 jadi harus ngorbanin waktu di HK. 1 negara ASEAN: Philippines, dan yang terakhir negara bervisa ke Taiwan dan Korea!

2014 gimana? Harus lebih fokus lagi belajarnya, IP harus naik! Biar nggak merasa bersalah banget ke ayah mama kalo jalan-jalan mulu (ujungnya jalan-jalan lagi). Work hard, travel hard. Ehya harus mulai cari pengalaman juga nih yang related sama FT. Minim banget kayaknya pengalaman gue :(

Gimana bali? Ujaaaan mulu. Nungguin sunset tapi kagak nongol gara-gara mendung banget. NYE juga kayaknya nggak wah banget. Mungkin gara-gara udah ngebayangin NYE tahun depan kali ya terus jadinya kebanting. Haha semoga tembus dulu deh visanya. Udahan deh, sampai ketemu di 2014! Happy new year! Have a great year ahead!

Sent from my iPhone

Saturday, December 28, 2013

Problematika Menabung

kalo lagi bengong gini di rumah dan series udah abis ditonton, pasti ujungnya liat-liat harga tiket terus budgeting sambil bikin itinerary. udah kelar budgeting, pasti cuma bisa sesek dan emosi karena butuh uang banyak tapi ngebet pengen buru-buru kesana. tapi karena nggak mungkin, berarti harus sabar dan diliatin lagi aspek mana aja yang bisa dikurangin budgetnya. kalo udah dirasa nggak ada dan masih mahal, ya saatnya pasrah. kalo bener-bener pengen kesana ya berarti harus diniatin. harus nabung lagi.

nabung tuh capek banget, suer. rasanya pengen makan enak pake uang sendiri tanpa banyak mikir. pengen beli sandang juga. udah lama nggak beli sandang baru. uang lebaran kemaren dari mama langsung dipake buat uang jajan di Seoul. sisanya? ditabung buat trip berikutnya, ke Philippines dan trip berikut-berikutnya. pengen beli gadget baru juga. pulang dari Taiwan sebenernya udah diniatin kalo Januari 2014 mau beli iPad, eh duitnya malah dipake beli tiket lain.

kalo gini kesannya maksain banget ya mau jalan-jalan. tapi kalo dipikir, beli iPad buat apa kalo hp masih bisa dipake buka pdf dan masih kebaca? jadi pembelaan gue: mending dibeliin tiket deh, buat pengalaman dan liat negara baru dan gimana hidup disana. terakhir beli gadget itu kayaknya hp deh, which is 1.5 years ago. butuh harddisk eksternal juga, karena yang udah ada (1.5TB) udah mulai penuh dan harddisk laptop tinggal 20GB. jadi karena belom ada anggaran – sebenernya udah ada, tapi bernasib sama kaya anggaran iPad – ya harus diapus-apusin series yang dirasa nggak penting. tapi lambat laun saat udah nggak ada series yang bisa diapus, pasti harus beli HDD. semoga saat masa itu datang, udah ada rejeki yaa aamiin.

kalo sesek nabung gini, kadang nyesel. kenapa baru mulai traveling setahun terakhir. kenapa nggak dari SMA. kenapa nggak kenal AirAsia dari SMA – bahkan SMP? tapi kalo dipikir lebih dalam, mungkin emang ini takdirnya. gue juga nggak yakin sih, kenal traveling lebih dini bikin sekarang lebih santai dari sisi nabung. bisa-bisa gue nabung buat traveling dari dulu sampe sekarang masih terus nabung. kalo gitu caranya, nggak bakal deh punya hp dan laptop apel kroak ini yang pengorbanan banget belinya, sampe beraaat banget pas beli (cuma untungnya puas banget dan barangnya awet, nggak banyak tingkah sampe sekarang). nggak mungkin punya harddisk external sampe 2 biji, nggak mungkin juga nonton konser Maroon 5 waktu itu. yah, gimanapun juga semua emang udah jalannya ya, disyukurin aja.

jadi, kapan kira-kira bisa berhenti nabung? nggak dalam waktu dekat, yang jelas. tahun 2014, believe it or not, udah dilakukan budgeting selama 1 tahun dengan pemasukan berupa uang bulanan dan pengeluarannya berupa anggaran jalan-jalan. jalan-jalannya sendiri, setiap memungkinkan buat pergi, ya pergi. gue juga gak tau mikir apaan waktu beli tiketnya 6 bulan yang lalu. jadi tiketnya udah dibeli semua – ada beberapa yang butuh connecting tapi belinya pas udah deket aja kayaknya – dan harus dipake semua! gue udah bertekad tiket ke Kuala Lumpur - Jakarta yang seharusnya dipake Januari nanti adalah tiket terakhir yang gue angusin. nggak boleh gegabah dan nggak mikir lagi kalo beli tiket pokoknya. semangat nabung lah pokoknya!!! mungkin berenti nabung setelah ke Eropa? eh tapi US gimana? Brazil? Machu Picchu? Patagonia? alamaaakk

Thursday, December 26, 2013

Day Trip to Makassar

Hi, decided to write a post whilst waiting for my flight to board, which is 1 hour again. Meh, already bored waiting here since 4hrs ago.

This trip started few months back when Citilink held promo for all routes. Long story short, i snatched return flight from Jakarta to Ujung Pandang and it costed me Rp 113.300. Pretty neat, huh?

Then this morning my father dropped me at Terminal 1C around 3.45 am, while my flight will be departing at 05.55. Got 2 hours to spare, i decided to just do the self check in and 10 minutes later i was already in airside. Had a bit of problem, though. When i put my bag into x-ray, the agent told me that i bring a scissor. I showed him then he asked me to leave the scissor. No biggies for me, but what strange is; i brought the same scissor and put it at the exact same spot and it was okay, going through 6 airports — Soekarno-Hatta intenational terminal, both international and domestic terminal in Manila, Davao domestic, Cebu domestic, Singapore, and Bandung international. Hmm on positive note, maybe the agent was doing what he has to do, and he did the right thing.
 boarding pass

The plane took off at 6.10 and arrived in Makassar at 9.05, both are local time. Then i followed the signage to Damri which will take me to town. My first impression of Makassar airport is really nice. Modern design and well-organized (tetot lack of vocabs, here. Can't find better words).
rain welcomed me at Sultan Hasanuddin Airport Makassar

Damri costed me Rp 25.000 and the journey itself took around 1 hour before the bus reached its final destination. When i alighted, i asked the driver how to go to Losari beach. Then he told me to turn left at the circular cross (what's the better diction?) and just go straight. I followed what he said, and boy oh boy it was a looong walk. It took 20-30 minutes to walk with my speed. My walking speed is a bit faster than any of my friends, so sometimes they complain when i walk too fast. When i got there, i took some photos and asked some people to take a picture of me. Haha this is the downside of solo traveling. But for memory's sake, i have to ask for their help. 
inside Damri

MAKASSAR signage

PANTAI LOSARI signage

uhm….

i asked one of them – the blue one, named Nita – to take a picture of me. after that, i asked whether they want a group photo or not (4 of them together). then when I asked for a camera, Nita said "i thought you wanna take a picture with us!" they come from Alor, NTT and they're very nice! 

another MAKASSAR signage

floating mosque

After roaming round for a couple minutes, i decided to have lunch. After quick search on foursquare, i found that Coto Nusantara has great review and rating. So i decided to go there. The location is near the bus stop. Gaaahhh my feet!
make a brief stop at Fort Rotterdam en route Coto Nusantara; free admission.

When i arrived, the restaurant was very crowded! Lucky for me (because i was solo) i can have my seat quickly. I ordered one and my meal came just minutes after. The food itself is really delicate. The flavor is rich, full of indonesian taste (pardon my choice of words). The meal costed me Rp 19.000 and i recommend it to all of you! You should come to Coto Nusantara if you're in Makassar.
Coto Makassar

Coto Nusantara

Around 1.30 i was already at the bus stop and i jumped right in. If you're traveling from airport to town, the bus will take regular road so passengers can alight along the road. But when you take the bus from town to airport, it will take highway and the bus won't stop along the way. Because of this, i arrived at the airport at 2.00 and found out that Citilink doesn't have general check-in counter so i can do the check-in 2hrs before departure, which is 5.45.
the circular cross. took the photo from bus stop. turn left if you want to go to Losari beach, turn right if you want to go to Coto Nusantara

Hmmm almost 4hrs to spare before check-in and another 1.5 before boarding. I sat, then up. Then roamed around, then checked each and every social media, then roamed again, then sat again. But it was still 3.30. Then i decided to have another meal. I stayed there until 5.30 and when i got back to airport, the check-in counter already opened.
the long-awaited check-in counter. and that's the old man (explanation below)

When i queued in line, there was an empty trolley in front of me. Then an old man came near me and said "ini troli kosong ya?" Then i nodded and he moved the trolley a bit then he stand in front of me. Whoa the old man cut the line! Couldn't help but grinned.

Once at airside, i waited again until now. 5 minutes away before the scheduled boarding time. Hope there won't be any delay, aamiin. Photos coming right up as soon as i get home (or maybe tomorrow) haha. Oh the flight is boarding now as i type this post! See ya in Jakarta!

Makassar Expense
Airport Tax Jakarta Rp 40.000
Airport Tax Makassar Rp 40.000
Damri Airport-Town-Airport Rp 50.000 (25.000 each)
Mineral Water Rp 4.500
Coto Nusantara Rp 19.000 (18.000 for the coto and 1.000 for each ketupat)
Solaria Rp 30.000
Etc Rp 2.000
––––––––––––––––––––––––––
Total Rp 185.500
Return ticket Rp 113.300
––––––––––––––––––––––––––
Grand Total Rp 298.800

Sent from my iPhone

Wednesday, December 25, 2013

27000 Miles

UPDATE Dec. 27: changed the title, because of this. also edited the map. so, one flight to go and i'm ready to welcome 2014!

fyuh, no kidding. waktu ngepost ini nggak nyangka kalo 2013 bakal jadi tahun yang seru banget dari sisi traveling. semua berawal dari umrah yang membuat sadar betapa sukanya gue naik pesawat waktu dulu. dan kemudian gue sangat terobsesi buat sering-sering naik pesawat. sebagai full-time student di negara yang liburnya irit banget, sampai umur 20 tahun ini gue udah – atau baru? – naik pesawat sebanyak 28 kali, dengan rincian: tahun 1993-2012 sebanyak 7 kali (semenyedihkan ini) dan tahun 2013 – sampai post ini ditulis – sebanyak 21 kali. GILA!

Bulan Januari gue ke Bangkok dan Pattaya bareng adek dengan tiket yang dibeli bulan Juli 2012, 1-2 minggu setelah gue pulang umroh. bener-bener abis umroh tuh langsung ngebet banget deh pengen jalan-jalan terus. 2 hari setelah dari Thailand, gue jalan ke Padang sama mama. daytrip aja – pagi nyampe, malem pulang. Februari sampe April duduk manis menikmati kuliah karena belom segitu awarenya sama tiket murah. Lima hari setelah dari Padang, seharusnya gue daytrip ke Makassar dengan tiket promo AirAsia. cuma waktu itu males banget karena capek dan waktu itu ujan jadi tambah males (alesan macem apa ini).

Bulan Mei, walaupun ada sedikit drama, namun akhirnya gue bisa ngebolang ke Hong Kong, Macau, dan Singapore serta transit di Kuala Lumpur, SENDIRIAN! berawal dengan drama, trip ini juga berakhir dengan drama dimana gue pake acara meriang banget di Changi. Bulan Juni dan Juli kebetulan jurusan gue mengharuskan mengambil semester pendek, sehingga tiket ke Semarang yang gue beli buat awal Juni harus dihanguskan.

selesai SP, niatnya mau IndoChina Trip (minus Laos) dengan rute Jakarta - Kota Kinabalu - Kuala Lumpur - Yangon - Kuala Lumpur - Phnom Penh - Siem Reap - Phnom Penh - Ho Chi Minh - Kuala Lumpur - Jakarta (bahkan rutenya nggak cukup sebaris). 7 tiket pesawat udah di tangan, semua reservasi hostel dan bis udah dipesen, visa Myanmar udah nempel di paspor, even udah sampe di Soekarno-Hatta tinggal bayar airport tax, tapi gue meneteskan air mata pas lagi bengong-bengong. dan akhirnya bukannya masuk imigrasi, malah keluar dan naik Damri ke Blok M. belom waktunya ke IndoChina. maybe next time :')

Bulan Agustus, pulang kampung ke Banyumas, Jawa Tengah dan 1 hari setelah balik lagi ke rumah, gue bersama adek gue terbang ke Seoul. jalan ke Seoul (dan Busan) ini bikin gue sadar kalo adek gue itu travel partner yang baik karena sering menyadari kalo jangan buang-buang uang di tempat yang nggak penting, misalnya Petite France dan Teddy Bear Museum biar uangnya bisa buat jajan. bentar, itu berarti dia baik apa buruk ya kalo ngelarang masuk-masuk gitu? pulang dari Korea, transit dulu di Kuala Lumpur dan kita berpisah disana. dia balik ke Jakarta karena udah masuk sekolah, dan gue lanjut ke Taiwan. di Taiwan rencananya mau ngunjungin 4 kota besarnya, Taipei, Taichung, Hualien, dan Kaohsiung. cuma apa daya karena adanya typhoon sehingga cuma bisa ke Taipei dan Taichung.

Bulan September gue berangkat ke Solo dengan kereta api dari Bandung karena ada tiket promo waktu itu, total tiket dengan biaya reservasi Rp 115.000 untuk kelas eksekutif. di Solo berapa lama? 4 jam saja☺ ngapain aja 4 jam? bengong, naik ojek buat beli Serabi Notosuman, sarapan mie rebus telor, bengong lagi, lalu pulang.

Bulan Oktober seharusnya gue ke Bali dengan tiket promo Citilink Rp 113.000. it supposed to be a perfect weekend getaway after excruciating mid-term week. tapi abis diitung itung kayaknya nggak worth. tiket boleh 113.000, tapi travel Bandung-SoekarnoHatta pp 200.000an. jadi batal ke Bali.

Bulan November gue ke Philippines menyambangi 3 airport disana, yakni Ninoy Aquino-Manila, Fransisco Bangoy-Davao, dan Mactan-Cebu. setelah itu gue balik ke Bandung dengan sebelomnya transit di Singapore. capek banget waktu itu, dalam 2 hari naik pesawat sampe 6 kali. oh ya, di awal bulan November ini seharusnya gue ke Balikpapan dengan promo dari Citilink, tapi dengan bodohnya gue salah beli tiket.

Bulan Desember? bulan Desember nggak kemana-mana. eh, belom kemana-mana lebih tepatnya. mehehehehehe *digetok*

2013 route map

sensor dikit ah

begitulah gambaran tahun ini. otak gue udah maunya naik pesawat terus, jalan-jalan ke tempat baru (new countries are preferred), dan nabung terus buat kesana. jadi agak nge-bodo amat-in akademik. semoga nggak jeblok-jeblok amat ya IP semester ini, aamiin.

tahun 2014 kurang lebih bakal hectic juga kayaknya, tapi semoga lebih terorganisir. maksudnya lebih mikir lagi kalo beli tiket, biar nggak ada yang angus kaya tahun ini. 

Sunday, December 22, 2013

Craving for Boba: The Hunt

Taiwan adalah kampung halaman dari boba atau biasa dikenal bubble tea. sebagai orang yang emang suka sama bubble jelly yang bulet item dan kenyel manis itu, tentunya gue googling mengenai tempat-tempat wajib beli bubble tea di Taiwan, lebih tepatnya di Taipei. Berdasarkan sumber ini, akhirnya muncullah nama-nama tempat yang recommended. toko di bawah ini ada beberapa gitu di Taipei, ya kaya chain restaurant gitulah.
1. Chun Shui Tang
2. Chen San Ding
3. TenRen Tea
4. Gong Cha
5. Meeting Love/Happiness Taste

Perburuan pertama dimulai pas baru sampe di Taipei dari Taichung. waktu itu ujan dan enak banget ngeringkel di kasur hostel yang super pewe. Tapi daripada nggak sama sekali, jadinya gue buka foursquare buat nyari-nyari dari 5 tempat di atas, siapa tau ada yang deket hostel. Ternyata nihil. Yaudah malem itu keluar hostel cuma buat nengokin Taipei 101 aja. pas jalan mau balik lagi ke hostel, ternyata di deket Taipower Building exit yang mau ke hostel ada yang jualan bubble tea tapi bukan salah satu yang di atas. jadi cuma ngeliatin doang dan berlalu begitu saja.

Hari berikutnya tetep jadwal utama mengunjungi Taipei 101. Ujan tetep deres, bahkan lagi deres-deresnya. Ombak di pantai-pantai Taipei katanya lagi tinggi-tingginya. ini juga yang bikin gue batalin trip ke Hualien dan Kaohshiung. sedih sih, cuma daripada kenapa-kenapa, mending gue ngeliatin Taipei 101 yang super-awesome itu! udah bosen ngeliatin Taipei 101, saatnya muterin buat nyari 5 toko itu. Pas gue baca lokasi TenRen Tea, ternyata ada di basement mall yang sempet gue jadiin tempat berteduh. jadilah gue masuk kesana dan nyari. ada sih TenRen Tea gitu, tapi nggak ada boothnya. mereka jual teh belom jadi gitu dan segala yang related sama tea tapi masih dibungkus nggak siap minum dan harus diolah dulu. akhirnya pindah ke tempat berikutnya, yakni GongCha.

turun dari metro dan milih exit yang sesuai dengan petunjuk, akhirnya gue buka maps sambil ngebaca jalan (berhubung nggak nyalain data jadi gabisa nyari lokasi). sempet nyasar dikit, akhirnya gue berada di jalan yang bener. kata maps tinggal lurus aja sampe perempatan. terus gue udah mulai girang senyum simpul gitu. pas sampe perempatan, sepi banget toko-toko di sekitarnya nggak ada yang buka. cuma gue masih optimis kalo Gong Cha buka. kenapa tutup coba, kan dia jualan minuman doang. jadilah gue memutarkan badan gue di tengah perempatan dan betapa sedihnya pas nemuin kalo GongCha nya tutup :(((( katanya due to typhoon, makanya tutup. kenapa cobaaaa emang jellynya kebawa typhoon apa :'( karena udah sedih dan pengen banget bubble tea, akhirnya gue nyari booth bubble tea merk apa aja asal ada bubblenya. terus gue ke salah satu night market dan beli bubble tea. minta menu ke masnya, terus semua menunya dalam bahasa taiwan…… akhirnya nanya yang enak apa disini. terus dia nunjukin 1 nama dan bilang kalo itu milk tea jeruk nipis….. pusing gue kenapa yang laris malah yang jeruk nipis. mungkin lemon kali ya, tapi dia bilangnya "lime" kok waktu itu. akhirnya gue beli aja yang original dan minta bubble. dengan harga TWD55 (~IDR19.000), harus dikatakan kalo bubble tea pertama gue di kampung halamannya si bubble tea: HUWEEEKKK. tehnya nggak ada rasa! mungkin original bener-bener plain gitu kaliye. jadi bayangin kalo makan di kaki 5, dikasih teh tawar. nah yang gue pesen rasanya kaya teh tawar itu, dikasih es, dikasih bubble. untung bubblenya enak.

setelah kecewa, besoknya (dan hari terakhir gue di Taipei) gue udah males nyari boba dan udah fokusnya ke Taipei 101 aja. mulai dari ngeliat Taipei 101 dari Elephant Hill sampe masuk dan naik ke observation decknya. pulang darisana gue mampir ke toko bubble yang deket hostel dan pesen yang bubble milk tea (TWD 45~IDR16.000). rasa tehnya? lebih manis dari yang sebelomnya tapi masih kurang aja. tapi harus diakui bubble yang dikasih buanyaak banget. jadi dari 1 large cup, bubblenya 1/3 cup. pas tehnya abis, masih ada bubblenya 1/4 cup. coba di Jakarta. mana ada yang ngasih bubble segitu banyak? bisa bisa bubblenya abis duluan malah.
sisa bubble yang masih banyak

abis beli bubble, balik hostel, packing, dan persiapan ke Taipei Main Station buat naik THSR ke Taoyuan dan disambung naik bis ke Taipei-Taoyuan International Airport. sambil nunggu check-in, berdasarkan foursquare diketahui kalo ada Chun Shui Tang di foodcourt bawah. akhirnya kesana dan beneran ada. alhamdulillah! seenggaknya ada 1 yang kesampean deh dari 5 list itu, dan 1 nya itu yang nomer 1 alias paling recommended.
 cara mastiin ini Chun Shui Tang karena nggak ada tulisan latinnya: nyamain 3 karakter di atas itu dan logonya dengan foto di hp gue☺

jadilah gue kesana dan pesen yang ada bintangnya. lupa apa, kalo nggak salah original bubble milk tea. harganya TWD 75 (~IDR 26.000) buat yang regular. emang katanya paling mahal si Chun Shui Tang ini. abis pesen, gue dikasih ginian 
alat gaul

terus bingung dong buat apaan, biasanya kan kalo disini dikasih nomer doang. cuma gue nggak mau udik nanya ke mbaknya karena dia juga beleberan bahasa inggrisnya, nanti yang ada gue malah tambah bingung (sok bener berasa bahasa inggrisnya bagus mehehe). akhirnya gue duduk dan menunggu. setelah beberapa menit, alat tadi nyala dan geter-geter! WUOH CANGGIH CARA NGASIH TAUNYA! kirain mbaknya bakal teriak teriak "NUMBER TWO, NUMBER TWO!" kalo udah geter, alatnya dibawa ke tempat beli dan dibalikin, nanti dikasih minumnya.
mission accomplished!

bubblenya sendiri tetep kurang manis, tapi emang paling enak dibanding yang lain. tapi mungkin standar manisnya orang Taipei beda sama gue. apa guenya aja yang standar manisnya ketinggian? fyi manisnya gue itu manis yang sampe ocha dingin di Zenbu aja gue tuangin gula cair 3 gelas. ocha nya udah berubah nama deh jadi teh hijau manis.

dengan habisnya Chun Shui Tang gue, maka naiklah gue ke departure hall buat check-in dan berakhirlah hunting boba di kampung halamannya. buat Gong Cha, akhirnya nemu di Grand Indonesia waktu abis nonton 4DX. dan emang enak, manisnya pas. mungkin udah disesuain sama lidah Indonesia kali ya? oh ya, padahal di Taipei si Gong Cha ini tokonya kecil di pinggir jalan masuk gang gitu. eh disini malah adanya di dalem mall. emang ya suka berlebih orang Indonesia. tapi emangsih siapa yang bakal nemu GongCha kalo adanya di dalem gang, let's say misalnya di gang yang ada di BenHil?


Friday, December 20, 2013

Skepticism

*baru sampe di rumah*
"Ma, buang buang uang aja beli ginian"
"Gapapa enak buat ngilangin stres"
"Ngilangin stres gimana orang menuhin tempat aja"

*10 menit kemudian*
*keluar kamar, ambil kursi*
*duduk di depannya*
*senyum senyum*
*ke kamar lagi*

*3 menit kemudian*
*keluar kamar, ambil kursi*
*duduk di depannya*
*senyum senyum*
*ke kamar lagi*

Mainan baru di rumah

Ternyata emang bener bisa bikin ngilangin stres ngeliatin ikannya mondar mandir apalagi ngeliatin mulutnya mangap mangap. Jadi sekarang suka tiba tiba nongkrong di depannya sambil senyam senyum sendiri.

Wednesday, December 18, 2013

Semester 5

whoaaa time flies! the 5th semester almost  come to an end! udah lama ya nggak cerita akademik. jadi inget dulu masa-masa post isinya pelajaran mulu dan ngedumel terus, sampe akhirnya ganti header blog dari Life for Laugh jadi The Story of My Life. sekarang malah post isinya jalan-jalan mulu. capek jugasih nabung buat jalan-jalan. cuma paid off kok pas liburannya.

sekarang bahas apa yang terjadi selama semester 5 ajadeh. semester ini dimulai dengan tidak begitu baik, dimana pas PRS gue lagi di Seoul dan cuma bisa terkoneksi ke internet pas di hostel, jadi nanya-nanya orang ngambil mata kuliah pilihan apa aja cuma bisa malem. sebenernya semester ini mata kuliah wajib ada 18 SKS, tapi 5 SKS udah di-SP-in karena disuruh prodi. jadilah tinggal 13 SKS aja wajibnya. dengan target semester ini minimal 20, makanya bingung ngambil apa. singkat cerita gue akhirnya ngesubmit dengan matkul pilihan Termodinamika Statistik (3 SKS), Rekayasa Lingkungan Termal (3 SKS), Sistem Energi (3 SKS), dan Kapita Selekta Teknik Fisika (1 SKS). gila emang, 23 SKS dari maksimal 24. cuma akhirnya tau kalo RLT dan SiSen itu susahnya banget, jadi gue drop. KapSel juga gue drop karena di jadwal yang sama ada mata kuliah 2 SKS. terus pas PRS ngambil Konservasi Energi (3 SKS). niatnya nggak pengen ngambil KonSer karena jadwalnya nggak enak. niatnya mau ambil MKDU aja tapi kata TU Sostek nggak boleh karena udah ketinggalan lebih dari 3 kali absen. pas gue mau drop Konser jam 15.01, ternyata udah approved sama dosen wali gue jam 15.00.38 (inget saking tipis bedanya). jadilah semester ini ngambil 21 SKS. belajar apa ajasih? ayo sini dijelasin.

Sensor dan Aktuator (wajib) ini belajar tentang alat yang berhubungan dengan Sensor dan Aktuator. wah membantu sekali penjelasannya. tugas besarnya disuruh ngerancang suatu sistem sensor, boleh ide baru atau inovasi. dipikirin mulai dari ide dasar, cara kerja, biaya pembuatan, konsumennya, dan sebagainya. terus presentasi di kelas pake bahasa inggris. dosennya sering gak dateng karena ke luar negeri mulu, mulai dari Beijing, Seoul, dan terakhir ke Berlin.

Metode Pengukuran (wajib) ini belajar tentang alat-alat pengukuran dan sistem pengukuran serta seluk beluknya, kaya karakteristiknya, cara ngitung kesalahan ukurnya, dan macem-macem. waktu itu ada anak kosan nanya "ujian apa, Ky?" "Metode Pengukuran" "belajar cara make penggaris?" hi hi

Lingkungan dan Energi (wajib tapi narik dari semester depan) ini isinya duduk di kelas, lalu main hp. baru merhatiin saat batrenya merah atau abis. denger presentasi gitu deh tentang masalah lingkungan dan energi dan bagaimana kita sebagai lulusan teknik fisika mengatasi masalah tersebut. UTS nya nggak ada tertulis, melainkan bikin video tentang cara mengatasi permasalahan lingkungan/energi dengan tekonologi. UAS nya cukup bikin 2 essay maksimal 4 halaman mengenai lingkungan dan energi.

Konservasi Energi (pilihan) belajar gimana caranya menghemat energi yang digunakan suatu bangunan. awalnya belajar teori, setelah UTS disuruh audit energi bangunan komersial, mulai dari pencahayaannya, airnya, listriknya, dan lainnya. awalnya penasaran banget sama mata kuliah ini dan ada ketertarikan sama bidang energi. cuma ya karena ngambil mata kuliah ini juga karena keburu di approve sama dosen wali, jadinya agak setengah hati.

Termodinamika Statistik (pilihan) isinya diem, nunduk, main hp. sekalinya ngangkat kepala buat ngeliat slide juga percuma karena nggak ngerti apa-apa. oh ya, selain itu di kelas juga ngobrol ngomongin "anjir kayaknya sekelas nggak ada yang ngerti". abis dosennya kaya suka mencoba interaktif gitukan melempar pertanyaan, tapi 95% kelas hening saking nggak tau apa yang dibahas. ini belajarnya tentang Termodinamika, cuma diperhatiin dari sisi per molekul/partikelnya. pelajaran ini kaya nyampurin Termodinamika, Probabilitas dan Statistik, serta Fisika Kuantum dan Nano. nyaho. untung ujiannya online atau take home test, jadi bisa googling dan nanya nanya.

Transfer Kalor dan Massa (wajib) wah ini bingung belajar apa. intinya transfer kalor dan massa melalui konduksi, konveksi, dan radiasi. di kelas 70% main hp dan ngobrol.

Pemrosesan Sinyal (wajib) kalo boleh pinjem kata-kata dan ekspresinya Charlie Skinner di The Newsroom, gue pengen banget ngomong ini di depan muka dosennya. "I MEAN, WHAT THE HELL?!" nggak tau pas kuliah jelasin apa, ngasih kuis rutin tiap minggu tapi nggak pernah dibahas dan sekalinya ngebahas dia juga bingung gimana jelasinnya, ngasih ujian susahnya minta ampun. bilang materi dari A sampe C, ternyata dia ngeluarin soal bahannya M-Q. yaudah tewas. kirain dia cukup terpukul karena muridnya nggak pada bisa ngerjain UTS dan bakal ngegampangin soal UAS. nyatanya, I MEAN, WHAT THE HELL?! post ini dibikin karena lagi kesel banget sama dosen mata kuliah ini. saat mulai kecium harapan bisa IP bagus biar dapet uang di semester ini, terpaksa hancur dan harus dipendam dalam-dalam. cuma keajaiban dan kebaikan hati dosennya yang bisa bikin gue dapet IP yang bisa menghasilkan uang cukup banyak. ah sedih. ohya, kuliah ini belajar apa? AUK AH ELAP.

sebenernya masih ada PR dan UAS TermoStat, cuma mager ya kayaknya pengen nyontek aja. udah kecium hawa-hawa rumah nih. tapi baru bisa pulang Jumat besok. terus gue pengen maksimalin liburan di rumah karena setelah diitung gue cuma punya waktu di rumah selama 12 hari dari tanggal 20 Desember sampe sebelom kuliah semester 6 dimulai 20 Januari. sisanya kemana? jalan-jalan dong~~ doain nggak tiba-tiba sendu dan homesick terus ngebatalin trip kaya IndoChina kemaren yaa, aamiin. 

Sunday, December 1, 2013

Starbucks City Series Tumbler

HELLO, DECEMBER!!!! The first day of a month never been this exciting. Not because what are going to happen ahead, but because November was a gruelling month. Sure, I had my birthday in November and it was a blast. but financially? not so much. It was excruciating to squander so much money and had to undergo a tight-budget situation. But, so long November~ I'm excited for you, December!!

Okay, now I'll explain the title of this post. Some of you may know that Starbucks releases City Series tumbler and mug. As someone who is starting to travel around, I want to collect them. It came to my mind few months back when someone posted the picture of his collection on Facebook. So, the goal was set: collect the City Series tumbler as many as possible. My first trip after that was Indochina, which I called it off. The next trip was South Korea and Taiwan, with Kuala Lumpur in between. You can easily spot Starbucks in Seoul. But my fault was, I realized that I had to buy the tumbler on my last day in Seoul –and it was already 5pm!. I frantically browsed whether any Starbucks around my hostel. Luckily, there were 3. I went there but couldn't find the City Series. All they had was the special edition one, like Seoul City Day or Seoul City Night. The hunt didn't end in Seoul. The subsequent day, I went to Busan and prior to my departure from South Korea, I went to Starbucks at Gimhae Airport but also couldn't find it. I went home empty-handed.

Three days later, I was stuck in Taipei due to typhoon. Then I had the idea to pay a visit to Starbucks in Taipei 101. I knew there were at least 2 Starbucks inside. Both in the office-area of the building. One on the ground floor, and the other is on the 35th floor. Of course I opted the latter. But getting there is not as easy as coming to regular Starbucks. You have to go to this kind of touchscreen-computer-box and choose 35th floor then choose Starbucks. The box then will connect you to someone in Starbucks. Then you will be asked how many people that will go there. After they made sure there's an empty place for you, a card will be issued and will popped from the box. Then you need to bring the card to security guard. Tap the card, then the gate will be opened and you can go to the elevator. Pretty nifty, huh? Just follow the sign when you arrived on the 35th floor and then you're already there. I ordered Frappuccino Vanilla – cheaper than in Jakarta! – then I roamed around the room looking for cozy place to sit down. After I sat down, I looked around and found a shelf that contains Starbucks' merchandises. I checked it out, grabbed one, and purchased it. Finally!

Taipei! Have only used it once, though.

When I arrived in KL-LCCT from Taipei, I went straight to Starbucks and searched for the tumbler. At that moment I only had MYR 45 whilst the tumbler is MYR 38. But if I purchased it, I couldn't have any meals until I arrived in Jakarta in... 9 hours. Actually I still had USD, but I felt it's not really worth-it because I already have another plan to visit KL.

Last month I went to Philippines. I was really excited because there are a lot of City Series tumblers in Philippines. Almost every city has their own tumbler, Manila, Kalibo, Cebu, Tagaytay, Davao, etc. But imagine how devastated I was when I found out that there are not a single one Starbucks inside three big airports in Philippines– Manila, Davao, and Cebu–!

During my layover in Changi Airport, I went to Starbucks and found the tumbler. I bought the tumbler in Taipei for TWD 350 (~IDR 122.500). So, I predict the price in Singapore won't exceed SGD 20 (~IDR 180.000). I picked the tumbler, check the bottom of it, then and put it back. SGD 20.99! Though my prediction was just .99 off and my money was enough to purchase it, but no. I won't spend almost IDR 200k for a tumbler.

And yesterday when I was calculating the budget for my January trip, I decided to cut all the budget for tumblers and my balance is no longer minus! So, guess I have to be satisfied with just one tumbler haha. Any suggestions for what I should collect next? I'm already planning on doing one, actually. fridge magnet! I already have three of 'em and now two of them are beautifully attached on my fridge in my house. Guess I'll settle with magnet fridge, then. Easy to acquire, and more importantly –because I'm a cheaparse– it's cheap!